Cerita Inspirasi


Eksistensi adalah sath. Pengetahuan adalah chith. Kombinasi dari sath dan chith menganugerahkan thrupti ‘kepuasan yang didapat dari menikmati objek’. Dengan demikian, Ananda ini adalah sifat alami dari setiap makhluk hidup. Yang Ilahi meliputi segala sesuatu, baik yang di dalam maupun yang di luar. Kesadaran akan kehendak Ilahi memberikan kebahagiaan. Tetapi hanya sedikit yang mampu menyadari hal ini.

Suatu saat, ada seseorang yang pergi meninggalkan rumah, karena tidak mampu menanggung kesulitan keuangan dalam keluarganya. Anak laki-lakinya yang masih kecil, sangat menyayangi ayahnya, sangat sedih atas perpisahan itu, kemudian anak itu meninggal.    Kemudian, setelah menghasilkan sejumlah uang, ia berangkat pulang. Sebelum mencapai desanya, ia berteduh di sebuah pondok, ketika terjadi badai dan petir. Saat ia tertidur, dia bermimpi di mana dia melihat dirinya sebagai seorang raja di sebuah istana, tidur di ranjang kerajaan. Dia menikmati kehidupan mewah dengan banyak pelayan, dan memiliki enam orang pangeran. Saat menikmati mimpinya, tiba-tiba dia terbangun oleh suara guntur. Dia bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan semua hal-hal indah yang dia lihat dalam mimpi. Dia menyadari bahwa itu semua hanyalah mimpi, dan di tempat itu tidak ada jejak dari keenam putranya.

Keesokan paginya, dia sampai di rumahnya. Saat melihat suaminya, sang istri menangis. Di satu sisi dia senang atas kepulangan suaminya, dan di sisi lain, dia dipenuhi dengan kesedihan atas kematian putranya. Sang suami bertanya, "Di mana putra kita?" Sang istri menjawab bahwa putranya meninggal, karena tidak dapat menanggung kesedihan terpisah dari ayahnya. Sang suami tertegun. Dia tidak merasa sedih atau bahagia. Dia berdiri terpaku seperti patung. Istrinya bertanya,  “Kenapa engkau terlihat tidak sedih, setelah engkau mengetahui kehilangan seorang putra yang sangat engkau sayangi? Apa alasannya?" Sang suami kemudian menceritakan kepada istrinya tentang mimpi luar biasa, yang ia alami malam sebelumnya, di mana enam pangerannya hilang saat dia bangun. “Apakah saya seharusnya berduka atas kehilangan enam anak laki-laki atau karena kehilangan satu anak laki-laki? Demi siapakah saya harus menangis? Mereka adalah anak-anak saya dalam keadaan mimpi. Anak laki-laki ini adalah anak saya dalam keadaan sadar. Kesadaran 'Aku' yang hadir di kedua keadaan itu adalah kenyataan. Semua hal lainnya bersifat sementara dan tidak nyata. "

Saat ini jika seseorang ingin mencapai kebahagiaan spiritual, mereka harus mengikuti tiga prinsip: Pertama, mereka harus mengetahui apa yang harus diketahui. Kedua, mereka harus melepaskan apa yang harus ditinggalkan. Ketiga, mereka harus mencapai tujuan yang seharusnya dicapai. Dengan mengamati ketiga hal ini, kebahagiaan bisa disadari.

 

Diterjemahkan dari audio Telugu dari Divine Discourse, 4 September 1996
https://saispeaks.sathyasai.org/ discourse/krishna-s-life-and-message



Panduan belajar


Diri kita yang Sejati adalah Kebahagiaan

  • Apa yang harus diketahui? Apakah dunia ini? Berapa lama saya akan hidup? Kita melihat banyak yang telah meninggal. Datang dan pergi masih terus terjadi. Saat sifat sementara dunia fisik ini difahami, kebahagiaan akan disadari.
  • Selanjutnya, apa yang harus engkau tinggalkan? Khayalan yang membuat suatu yang tidak nyata sebagai sesuatu yang nyata dan apa yang nyata sebagai sesuatu yang tidak nyata. Orang menganggap bahwa mereka berada dalam cengkeraman Maya dan mereka terjebak dalam kesengsaraan. Kesengsaraan tidak memiliki tangan dan kaki untuk menahanmu.  Engkaulah yang memeluk kesengsaraan. Ini karena ketidaktahuanmu. Saat engkau menyingkirkan ketidaktahuan ini, engkau akan mengalami kebahagiaan.
  • Apa tujuan yang harus engkau capai? Engkau harus kembali ke sumber dari mana engkau datang. Engkau telah datang dari Atma dan engkau harus kembali kepada Atma. Inilah yang disampaikan oleh Upanishad dengan menyatakan: "Asatho ma sadgamaya" (Bimbinglah saya dari yang tidak nyata menuju ke yang Nyata). Di mana ada kebenaran, ketidakbenaran mengikutinya sebagai bayangannya
  • Kelahiran dan kematian hanya terjadi pada tubuh saja. Dirimu yang Sejati tidak mengalami kelahiran atau kematian. Apa yang lahir (tubuh) akan mati. Kematian berhubungan dengan tubuh dan bukan dengan Atma. Atma adalah abadi. Inilah yang sebenarnya. Engkau harus memperoleh kesadaran ini untuk mengalami kebahagiaan abadi.  Untuk mengalami kebahagiaan permanen, seseorang harus mengembangkan keyakinan yang teguh kepada Tuhan.

Sathya Sai Speaks, Vol. 29 / Ch.40: 4 September 1996
https://saispeaks.sathyasai.org/ discourse/krishna-s-life-and-message


Semuanya muncul dari samudra Kebenaran-Pengetahuan-Kebahagiaan (Satchidananda). Ketika engkau menyadari kebenaran ini, mata air kebahagiaan akan muncul dari danau pikiranmu (Manas Sarovar). Kebahagiaan (ananda) terjadi ketika kebenaran (sath) dan pengetahuan (chith) bersatu. Sath artinya kebenaran, chith artinya pengetahuan. Ketika mereka bergabung, mereka memberikan pengalaman kebahagiaan. … Kebahagiaan adalah wujud sejatimu.

Sathya Sai Speaks, Vol.29 / Ch.80: 1 Agustus 1996
https://saispeaks.sathyasai.org/ discourse/bliss-your-real-form


Kebahagiaan terpendam dalam diri setiap orang, tetapi manusia tidak menyadari kebenaran ini. Seseorang harus berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan kebahagiaan bawaan dalam dirinya. Apa sifat kebahagiaan ini? Nityanandam, Parama Sukhadam, Kevalam Jnanamurtim, Dwandwateetam (Tuhan adalah perwujudan dari kebahagiaan, Dia adalah kebijaksanaan mutlak, melampaui pasangan yang berlawanan). Melampaui dualitas. Selama seseorang terbenam dalam dualitas, selama itu ia tidak dapat mengalami kebahagiaan.

Sathya Sai Speaks, Vol. 38 / Ch. 15: 14 Januari 2005
https://saispeaks.sathyasai.org/ discourse/your-true-nature-bliss-realise-it


Kerinduan akan kebahagiaan adalah bukti terbaik dari sifat suci kita. Manusia adalah kebahagiaan; dia mencari kebahagiaan; kebahagiaan adalah berkah baginya. Karena Tuhan adalah kebahagiaan, kebahagiaan adalah persatuan dengan Tuhan. Tidak ada hal lain yang bisa berikan kegembiraan itu, yang tidak terpengaruh oleh apa pun yang terjadi atau apapun yang tidak terjadi.

Sathya Sai Speaks, Vol. 15 / Ch.59: 25 Desember 1982
https://saispeaks.sathyasai.org/ discourse/everyone-son-god

 

Ketahuilah Ini dan Berbahagialah Selalu

Selalulah berbahagia dan ceria, karena sifat bawaanmu adalah kebahagiaan. Engku tidak perlu mencari kebahagiaan. Kebahagiaan muncul dari Atma (Diri sejati). Kapanpun engkau menginginkannya, engkau akan mendapatkannya. Kebahagiaan adalah kesatuan dengan Tuhan. Karena itu, selalu berada di dalam Tuhan. Begitu engkau bersama Tuhan, kebahagiaan akan mengikutimu seperti seorang budak.

Sathya Sai Speaks, Vol. 36 / Bab 1: 1 Januari 2003
https://saispeaks.sathyasai.org/ discourse/strive-unity-purity-and-divinity


Ketika manusia terus-menerus mengingat bahwa dia adalah perwujudan Sath-Chith-Ananda (Keberadaan, Kesadaran dan Kebahagiaan Absolut), pada waktunya dia akan mengalami kebahagiaan (ananda) itu.

Sathya Sai Speaks, Vol. 31 / Bab 5: 25 Februari 1998
https://saispeaks.sathyasai.org/ discourse/power-lord-s-name-0


Setiap orang harus berusaha untuk mewujudkan kebahagiaan yang merupakan sesuatu yang alami baginya dengan memupuk rasa cinta kasih alaminya. Kedamaian terletak pada kebahagiaan itu.

Sathya Sai Speaks, Vol. 31 / Bab 5: 25 Februari 1998
https://saispeaks.sathyasai.org/discourse/power-lord-s-name-0


Orang yang memiliki kebijaksanaan yang mantap yang terbenam dalam kebahagiaan dalam dirinya, dimana kebahagiaan itu tidak muncul dari luar; orang itu tidak membutuhkan (objek luar).  Kebahagiaan ada pada setiap orang sebagai bagian alami dari diri mereka sendiri. Mereka yang memiliki kesadaran murni menemukan kebahagiaan tertinggi dalam realisasi diri mereka sendiri, yaitu Atma (Diri sejati).

Tidak ada yang bisa diperoleh, kecuali kesadaran yang memang sudah ada seperti itu. Cukup dengan menjadi; yaitu keadaan bahagia, damai, kebenaran dan cinta kasih.

Sathya Sai Speaks, Vol. 11 / Bab 22: 11 Mei 1971
https://saispeaks.sathyasai.org/discourse/be-and-be-blessed


Selalu pertahankan pikiranmu tetap tertuju pada kekuatan ilahi yang memenuhi hatimu dengan kebahagiaan. Kekuatan ilahi tidak terbatas. Semakin engkau merenungkan yang ilahi, semakin banyak dan semakin berlipat-lipat kebahagiaan yang didapat.

Sathya Sai Speaks, Vol.36 / Ch.1, 1 Januari 2003
https://saispeaks.sathyasai.org/discourse/strive-unity-purity-and-divinity


Pertanyaan
Renungan


  1. Apa yang harus diketahui?
  2. Apa yang harus engkau tinggalkan?
  3. Apa tujuan yang harus engkau capai?
  4. Mengapa keceriaan atau kebahagiaan adalah tanda pertama dari spiritualitas?
  5. Bagaimana kita dapat terus-menerus mengingat bahwa sifat sejati kita adalah kebahagiaan?