Cerita Inspirasi


Kebahagiaan adalah persatuan dengan Tuhan

Dalam kitab Taitiriya Upanishad, Bab Bhrigu, yang dibahas setelah Bab Kebahagiaan Brahman, adalah cerita dari Bhrigu, putra dari Varuna. Pada saat mengajarkan kesadaran Brahman (Realisasi Diri) kepada Bhrigu, Varuna berkata, "PutraKu! Brahman tidak bisa dilihat melalui mata. Ketahuilah bahwa Brahman lah yang membuat mata bisa melihat dan membuat telinga bisa mendengar. Dia dapat diketahui hanya melalui kerinduan mendalam dari pikiran yang suci dan dari pikiran yang terpusat. Tidak ada cara lain."

Varuna menambahkan, "Bhrigu tersayang! Ketahuilah bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berasal dari Brahman (Keilahian), muncul dari Brahman, tumbuh dan berkembang melalui Brahman, dan bersatu ke dalam Brahman sendiri. Temukanlah ini sendiri dengan latihan rohani yang terpusat." Ayahnya hanya memberikan indikasi-indikasi tersebut, sebelum memerintahkan dia untuk melakukan latihan spiritual yang pada akhirnya akan mengungkapkan kebenaran sejati.

Dengan penuh keyakinan atas kata-kata ayahnya, Bhrigu berangkat untuk melakukan latihan rohani dengan sangat intens dan dengan satu tujuan yang terpusat. Proses pengendalian diri dan penyelidikan batin membuat kesadarannya meningkat, dan dia yakin bahwa dia telah mengerti apa itu Brahman dan menyatakan bahwa makanan adalah Brahman! Ketika dia menyampaikan hasil penyelidikannya, ayahnya, Varuna, mengatakan kepadanya bahwa itu tidak benar.

Kemudian, Bhrigu kembali melakukan sadhana rohani dengan lebih intens dan dia menemukan bahwa Brahman adalah energi prana. Pranalah yang menyebabkan kita hidup, penopang kehidupan dan penyebab kematian. Tapi ayahnya tetap mengatakan kesimpulan ini salah dan mengirimnya lagi untuk melakukan tirakat dan penyelidikan yang lebih intens.

Dalam hal ini, Bhrigu telah melakukan tirakat yang ke tiga kalinya, ketika dia sampai pada kesimpulan bahwa pikiran (manas) adalah Brahman, dan kemudian pada tirakat yang keempat, adalah ketika dia mengoreksi kesimpulan sebelumnya dan sekarang meyakini bahwa kebijaksanaan rohani (vijnana). Pada akhirnya, setelah melakukan tirakat spiritual yang kelima, dia akhirnya menyadari bahwa kebahagian rohani (ananda) adalah Brahman. Bhrigu terus berada dalam Kebahagian Rohani dan dia tidak pergi menghadap ayahnya. Kemudian ayahnya pergi mencarinya, memanggil Bhrigu dan memberinya ucapan selamat kepadanya yang telah berhasil menghilangkan ilusi dari pikirannya. Varuna berkata, "Anakku! Engkau telah bersatu dengan kesadaran itu (Kesadaran Brahman)."



Panduan belajar


Apa itu kebahagiaan?

Kebahagiaan bergantung kepada keterhubungan dengan Tuhan. Jika engkau memiliki keyakinan yang kuat bahwa Tuhan ada di dalam dirimu, denganmu dan di sekelilingmu, engkau tidak akan pernah menghadapi kesulitan dalam hidupmu.

Sathya Sai Speaks Vol.33 / Ch.5: 4 Maret 2000
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume33/sss33-05.pdf


Kebahagiaan sangat penting untuk mencapai kesadaran Tuhan. Kebahagiaan adalah gerbang utama menuju keilahian. Bukanlah sebuah kesalahan biasa jika seseorang tidak bahagia; ini adalah sebuah kesalahan yang paling serius dari semua kesalahan. Itu adalah penghalang untuk mencapai kesadaran.

Conversations with Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, hlm. 75–76
http://media.radiosai.org/
journals/Vol_04/01MAR06/conversation.htm


Cukuplah jika engkau mengembangkan cinta kasih dan membaginya dengan orang lain. Hanya jika engkau dalam keadaan bahagia, engkau baru bisa membuat orang lain bahagia. Apa itu kebahagiaan? Kebahagiaan adalah ketika terjadi persatuan dengan Tuhan.

Sathya Sai Speaks Vol. 31 / Bab 5: 25 Februari 1998
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume31/sss31-05.pdf


Manusia telah diberikan dua anugerah: sukham dan shanti (kebahagiaan dan kedamaian). Setiap orang di dunia ini, dari raja sampai pengemis, menginginkan hanya dua hal ini. Tapi kebahagiaan apakah yang dia harus cari? Apakah kesenangan fisik, mental, atau materi? Manusia tidak yakin tentang jenis kebahagiaan yang mereka inginkan dan dari mana mereka bisa mendapatkannya. Jika kesenangan indriawi yang mereka inginkan, mereka akan mengetahui bahwa itu hanya sementara dan mereka dilemahkan pada akhirnya. Ini sama sekali bukan kesenangan.

Sathya Sai Speaks Vol.25 / Ch.13: 21 Mei 1992
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume25/sss25-13.pdf


Manusia berusaha untuk menghilangkan kesedihan dan memperoleh ananda (kebahagiaan). Apa itu kebahagiaan? Apakah kekayaan, kekuasaan atau kesehatan dapat memberi kebahagiaan? Dunia memiliki banyak orang kaya, tetapi apakah mereka bahagia? Ada banyak orang yang memiliki kekuasaan atau memiliki kesehatan yang baik, tapi apakah mereka bahagia? Tidak. Alasannya adalah tidak akan pernah ada kebahagiaan sejati selama seseorang terinfeksi oleh ego yang selalu tamak.

Sathya Sai Speaks Vol. 19 / Bab 12: 3 Juli 1986
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume19/sss19-12.pdf


Kebahagiaan sejati adalah yang berhubungan dengan Atma. Engkau tidak perlu takut pada kesulitan; mereka hanya awan yang berlalu. Jangan goyah. Ikuti kata hati, yang mantap dan tak tergoyahkan. Kesatuan antara kepala, hati, dan tangan sangat penting bagi manusia.

Sathya Sai Speaks Vol.31 / Ch.45: 25 Desember 1998
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume31/sss31-45.pdf


Kebahagiaan yang kita nikmati di dunia luar hanyalah reaksi, refleksi, dan gema kebahagiaan di dalam. Sangat sedikit yang memahami kebenaran ini. Kesenangan yang dialami seseorang hari ini adalah tiruan dan bersifat sementara. Hanya kebahagiaan yang muncul dari hati yang permanen.

Sathya Sai Speaks Vol.38 / Ch.1: 14 Januari 2005
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume38/sss38-01.pdf


Jangan pernah memberikan ruang untuk kekhawatiran. Apa bentuk kekhawatiran? Itu hanya ketakutan yang diciptakan secara mental. Jadi, berbahagialah selalu. Kebahagiaan adalah saat terjadi kesatuan dengan Tuhan, bukan dengan dunia. Tidak ada kebahagiaan di dunia. Kebahagiaan duniawi bersifat sementara, tetapi kebahagiaan rohani itu permanen.

Sathya Sai Speaks, Vol.26 / Ch.42: 9 April 1993
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume26/d930409.pdf


Tuhan adalah asal muasal semua kebahagiaan

Dari kebahagiaan terendah hingga kebahagiaan tertinggi yaitu Brahman (Brahma-ananda), setiap tahapannya hanya dibedakan dengan peningkatan perasaan senang. Kebahagiaan tertinggi (Param-ananda) hanya menunjukkan tahapan kebahagiaan (ananda). Faktanya, semua jenis kebahagiaan berasal dari sumber utama yaitu kebahagiaan Brahman (Keilahian).


"Dia adalah rasa manis", "Brahman adalah kebahagiaan", demikianlah yang dikatakan di Upanishad-upanishad. Hanya di dalam Brahman dan melalui Brahman (Keilahian), dunia material diberkahi dengan kegembiraan, bahkan kegembiraan yang paling kecil sekalipun. Jika tanpa Brahman yang menjadi dasarnya, yang merupakan perwujudan kebahagiaan yang paling lengkap dan paling manis, maka ini adalah kegembiran yang cepat berlalu, yang tidak begitu manis dan tidak begitu gembira - karena diberikan oleh kecendrungan duniawi! Tanpa rasa manis yang mendasar itu, dunia akan menjadi sangat pahit. Untuk sedikit kemanisan yang diberikan oleh benda-benda material, Lautan Nektar adalah penyebabnya.


"Setelah bhajan (kidung suci), kita semua menchantingkan, "Semoga semua makhluk di seluruh semesta berbahagia (Samastha Lokah sukhino bhavantu)! Disebut pencapaian besar apakah ini, jika hanya engkau sendiri yang senang? Semua harus berbahagia. Kebahagiaanmu terletak pada kebahagiaan semua, kesejahteraanmu terletak pada kesejahteraan semua. Engkau tidak dapat bahagia saat yang lain tidak bahagia. Karena itu, berdoalah untuk kesejahteraan semua, termasuk makhluk kecil dan serangga. Inilah arti sebenarnya dari kesatuan. Hanya hati yang menginginkan kesejahteraan semua yang dikasihi Tuhan.

Sathya Sai Speaks Vol.41 / Ch.8: 31 Mei 2008
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume41/sss41-08.pdf


"Berbahagialah; Berbahagialah. Buatlah orang lain bahagia. Semua akan senang. Tuhan akan berbahagia.

Sathya Sai Speaks Vol.21 / Ch.32, 22: November 1988
http://sssbpt.info/ssspeaks/ volume21/sss21-32.pdf


Pertanyaan
Renungan


  1. Apa itu kebahagiaan?
  2. Apa karakteristik kebahagiaan duniawi?
  3. Apa karakteristik kebahagiaan rohani?
  4. Apa yang dimaksud oleh Swami, ketika Beliau berkata bahwa kebahagiaan adalah salah satu gerbang utama menuju Tuhan?
  5. Apa implikasi dari pengajaran ini bagi kita dalam kehidupan sehari-hari?
  6. Mengapa sangat penting membuat orang lain bahagia?