Cerita Inspirasi


Ubhaya Bharath


Suatu hari, Ubhaya Bharathi pergi ke sungai untuk mandi bersama murid-murid perempuannya. Dia melihat seorang pertapa yang telah meninggalkan segala sesuatu dalam hidupnya, sedang tidur di pinggir jalan. Pertapa itu menyandarkan kepalanya pada kendi air berlubang, menggunakannya sebagai bantal sekaligus memastikan bahwa tidak ada yang mengambilnya. Selama engkau memiliki kemelekatan dan ego, engkau tidak akan pernah bisa memahami Atma (Diri Sejati) atau mengalami kebahagiaan Atma. Untuk menyampaikan pelajaran kepada pertapa tersebut, Ubhaya Bharathi berbicara kepada salah satu muridnya, tapi masih dalam pendengaran pertapa itu, dengan kata-kata berikut "Lihatlah petapa itu, yang seolah-olah telah meninggalkan semua jenis keterikatan, tetapi dia tidak melepaskan keterikatan pada kendi airnya!" Mendengar kata-kata ini, pertapa itu menjadi marah. Pertapa itu berpikir, "Apakah seorang wanita biasa berhak mengajariku tentang bagaimana aku harus bersikap?" Saat Ubhaya Bharathi kembali dari sungai, pertapa itu melemparkan kendinya ke kaki Ubhaya Bharathi dan berkata, "Sekarang, apakah terlihat ketidakterikatanku?"

Ubhaya Bharathi berkomentar, "Aduh! Engkau bukan hanya dipenuhi oleh kemelekatan (abhimana), tetapi engkau juga dipenuhi dengan ego (ahamkara)." Saat mendengar kata-kata ini, pertapa itu berlari ke arah Ubhaya Bharathi, menjatuhkan diri di kaki Ubhaya Bharathi dan memohon pengampunan dari kesalahannya.

 

Sathya Sai Speaks, Vol. 23 / Ch. 17: 27 Mei 1990
http://sssbpt.info /ssspeaks/volume23/sss23-17.pdf




Panduan belajar


Pikiran

Ini sebuah pintu. Engkau telah memasang gembok di pintu. Masukkan kuncinya ke lubang gembok. Saat engkau memutar kunci ke kanan, gemboknya terbuka. Saat engkau memutar kunci ke kiri, gemboknya terkunci. Kunci yang sama, gombok yang sama. Perbedaannya hanya pada arah putaran.

Hatimu adalah gemboknya, pikiran adalah kuncinya. Mengarahkan pikiran kepada dunia, maka akan ada kemelekatan. Alihkan pikiran kepada Tuhan untuk melepaskan diri. Untuk kemelekatan dan pelepasan, pikiran adalah yang bertanggungjawab. Jadi, arahkan pikiranmu kepada Tuhan.

Sathya Sai Speaks, Vol.26 / Ch.39 (hanya tersedia online), 6 April 1993
ttp://www.sssbpt.info/ ssspeaks/volume26/d930406.pdf


Dikatakan, "Pikiran adalah akar penyebab keterikatan atau pembebasan (Manayeva manushyanam karanam bandha mokshayoh)." Oleh karena itu, seseorang harus menjaga pikiran tetap dalam kendali yang tepat dengan menerapkan pembatasan keinginan.

Sathya Sai Speaks, Vol.42 / Ch.1: 1 Januari 2009
http://www.sssbpt.info /ssspeaks/volume42/sss42-01.pdf


Engkau sendirilah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan atau kesengsaraanmu. Engkau sendiri yang bertanggung jawab atas kondisi dan kejadian-kejadian yang engkau alami. Murnikan pikiranmu. Sadari bahwa engkau adalah manusia dan ada ke-Ilahian dalam diri manusia. … Adalah kebiasaan yang buruk untuk menyalahkan orang lain atas penderitaan yang didapatkan oleh seseorang.

Sathya Sai Speaks, Vol. 29 / Bab 8: 28 Maret 1996
http://www.sssbpt.info/ ssspeaks/volume29/sss29-08.pdf


Akar penyebab dari semua masalah yang kita hadapi adalah karena kita melupakan Tuhan dan mendambakan hal-hal duniawi yang membingungkan. Kebahagiaan atau kesedihan adalah ciptaan kita sendiri. Tuhan selalu bahagia. Dia selalu memberikan kita kegembiraan, suka cita dan kebahagiaan. Kita, yang dilingkupi oleh ilusi, salah menafsirkan pemberian Tuhan sebagai kesulitan dan merasa sedih karena hal itu. Perasaanmu sendirilah yang bertanggung jawab atas penderitaanmu. Karena itu, ubah perasaanmu, kembangkan sikap positif, dan engkau tidak akan pernah mengalami rasa sakit dan penderitaan.

Sathya Sai Speaks, Vol.41 / Ch.2: 15 Januari 2008
http://www.sssbpt.info/ ssspeaks/volume41/sss41-02.pdf

Yang paling penting yang harus engkau fahami adalah bahwa segala sesuatu terjadi sesuai kehendak-Nya. Apapun yang terjadi adalah untuk kebaikanmu sendiri. Dengan keyakinan yang teguh seperti itu, engkau harus menerima kesenangan dan rasa sakit, baik dan buruk dengan keseimbangan batin. Mungkin sulit bagimu untuk menanggung kemalangan. Engkau harus berdoa kepada Tuhan agar memberikan kekuatan yang diperlukan untuk menanggungnya. Engkau mungkin memiliki kesulitan hari ini tetapi besok akan berbeda. Kesulitan itu seperti awan yang berlalu, kesulitan itu sudah pasti akan memberikan jalan menuju kebahagiaan.

Sathya Sai Speaks, Vol. 39 / Ch. 3: 26 Februari 2006
http://sssbpt.info/ ssspeaks/volume39/sss39-03.pdf


Hadapilah semua kesulitan dengan pandangan bahwa ini adalah langkah-langkah untuk membawamu ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya dengan demikianlah engkau akan mengalami kedamaian dan kebahagiaan. Jika engkau terus mengkhawatirkan kesulitanmu, kesulitan-kesulitan itu akan meningkat. Saat kesulitan muncul, jangan perlakukan itu sebagai masalah.

Sathya Sai Speaks, Vol. 30 / Ch. 37: 29 April 1997
http://sssbpt.info/ ssspeaks/volume30/d970429.pdf


Keinginan membatasi kebahagiaanmu

Jauhkan pikiran dari keinginan rendah yang mengejar kesenangan sesaat. Jauhkan pikiranmu dari hal seperti itu dan arahkan pikiran menuju kebahagiaan permanen, yang berasal dari pengetahuan tentang ke-Ilahian yang imanen (selalu ada dalam diri). Ingat dan perhatikan kesalahan dan kegagalan dari kesenangan indrawi dan kebahagiaan duniawi.


Terus menerus merenungkan Tuhan. Maka engkau akan selalu bahagia secara fisik, mental, dan spiritual. Sayangnya, saat ini engkau kehilangan kualitas kebahagiaan Ilahi karena berbagai keinginan. Jika engkau dapat menjauhkan keinginan ini darimu, maka engkau akan selalu bahagia.

Sathya Sai Speaks, Vol. 38 / Bab 1: 14 Januari 2005
http://www.sssbpt.info/ ssspeaks/volume38/sss38-01.pdf

Kembangkan Kasih

Jika engkau menutup pintu hati kepada sifat-sifat jahat, maka mereka tidak dapat memasukinya. Engkau seharusnya tidak marah kepada siapa pun, atau mengkritik atau menyakiti siapa pun. Jika, karena suatu alasan apa pun, situasi seperti itu muncul, kendalikan dirimu. Saat amarah menguasaimu, segera tenangkan, dengan mempertimbangkan itu sebagai musuhmu. Seperti dikatakan, kemarahan adalah musuhmu, kesabaran adalah perisai pelindungmu, kebahagiaan adalah surgamu. Isi hatimu dengan cinta dan kasih sayang. Jika engkau memiliki kasih di hatimu, engkau akan melihat Tuhan dimana-mana. Tanpa kasih, engkau hanya akan melihat setan. Saat engkau mengembangkan keyakinan yang teguh bahwa Tuhan ada di dalam dirimu dan engkau adalah Tuhan dan bahwa tubuh ini adalah pura Tuhan, maka tidak akan ada ruang sama sekali untuk kemarahan, kecemburuan, kesombongan, dll., yang menyusahkanmu. Makanya, Bangaru! Kembangkanlah cinta dan kasih sayang.

Sathya Sai Speaks, Vol. 39 / Bab 7: 2 Mei 2006
http://sssbpt.info/ ssspeaks/volume39/sss39-07.pdf


Begitu engkau mengembangkan kasih, tidak akan ada ruang untuk kualitas jahat seperti kemarahan, kecemburuan, dll. Jika pikiran dan tindakanmu baik, maka masa depanmu pasti akan baik. Lalu keseluruhan negara, bahkan seluruh dunia, akan makmur. Berdoalah untuk perdamaian dan kemakmuran dunia secara keseluruhan.

Sathya Sai Speaks, Vol. 33 / Bab 7: 5 April 2000
http://sssbpt.info/ssspeaks/volume33/sss33-07.pdf


Pertanyaan
Renungan


  1. Siapa yang bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesengsaraan kita?
  2. Sikap apa yang harus kita miliki terhadap hambatan-hambatan dalam hidup kita?
  3. Bagaimana keseimbangan batin menuntun pada kebahagiaan sejati?
  4. Bagaimana membatasi keinginan kita, meningkatkan kebahagiaan kita?
  5. Bagaimana kasih membantu kita mengatasi rintangan menuju kebahagiaan?