SELALULAH RASAKAN IA DALAM DIRIMU (1)

Pertanyaan : Svami, mohon perkenan nasehatMu untuk para pekerja yang harus memenuhi kebutuhan hidup yang mana juga mengikuti Svami ?

Bhagavan : Aku telah menasehatimu beberapa kali untuk meletakkan tangan berada di dalam masyarakat dan kepala di hutan. Engkau harus bekerja dengan baik dengan kedua tanganmu. Jadilah sangat tulus dalam setiap pekerjaan dan lakukan pelayanan dengan sepenuh hati. Di saat yang sama, tetapkan Tuhan sebagai tujuan dan sasaranmu. Engkau harus menjagaNya di dalam pikiranmu sepanjang waktu.
Lihatlah sosok seorang ibu. Dia mungkin sangat sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya, tetapi ia tidak pernah melupakan anaknya. Ia tahu kapan anaknya akan merasa lapar dan perlu diberi makan. Engkau telah menyaksikan persembahan program tarian di auditorium kita. Penari meletakkan dua atau tiga pot dalam satu tumpuk di atas kepalanya, dan menggerakkan kepala dan lengannya tepat sesuai dengan ritme dan genderang musik. Bagaimana bisa demikian ? Jawabannya sederhana. Ketika ia menari, ia terus-menerus berkonsentrasi pada pot di atas kepalanya sehingga keseimbangannya tidak pernah hilang. Demikian pula, dalam kehidupanmu, engkau mungkin melakukan beberapa hal. Namun, engkau harus mengingat Tuhan dan menetapkan IA sebagai satu-satunya tujuanmu. Selalulah rasakan IA di dalam hatimu.

Satyopanishad - part 20: Direct Directions from the Divine

JENIS KEDAMAIAN (2)

Pertanyaan : Bhagavan, apakah itu kedamaian, kualitas kedamaian yang seperti apa, yang perlu dicapai (disadari) oleh manusia ?

Bhagavan : Engkau mengucapkan, shanti tiga kali setelah meditasi, kidung suci dan lainnya. Hanya dengan mengucapkan kata itu tiga kali dengan lidahmu, engkau tidak akan memperoleh atau menjamin hadirnya kedamaian. Shanti dikidungkan tiga kali, memiliki makna bahwa manusia perlu mencapai tiga macam bentuk kedamaian, yaitu :


  1. Adhibhutik : kedamaian yang dicapai manusia karena ia telah tidak lagi merasa terganggu dengan apapun tingkah laku makhluk lain.
  2. Adhyatmik : kedamaian yang dicapai manusia karena ia telah tidak lagi merasa terganggu oleh berbagai keinginan jasmani dan berbagai bentuk pikirannya sendiri.
  3. Adhidaivik : kedamaian yang dicapai karena ia telah tidak lagi merasa terganggu oleh kekuatan di luar kuasa manusia.

Dari ketiga hal ini, adhi-daivi menunjukkan perlunya rahmat Tuhan yang hanya dapat diperoleh dengan kepasrahan mutlak kepada Tuhan.

Wacana Musim Panas (Summer Shower in Brindavan) halaman 97

PONDASI AWAL TRANSFORMASI MANUSIA (3)

Pertanyaan : Swami! Bagaimana transformasi manusia terjadi?

Bhagavan : Sebenarnya awal dari transformasi manusia adalah transformasi pikiran. Engkau keliru dengan cenderung menyebutnya transformasi hati. Jantung/hati bukanlah jantung/hati fisik yang terletak di sisi kiri dada. Hati spiritual sangat berbeda dan serba menyerap segalanya. Hati spiritual adalah keberadaan kesadaran, dan ia tidak dapat berubah. Transformasi pikiran benar-benar penting, karena hanya orang yang dikaruniai pikiran yang dapat disebut manusia. Seseorang bisa meninggal, tetapi pikirannya tetap bertahan. Itulah sebabnya dikatakan, mana eva manusyanam, karanam bandhamoksayoh
Pikiranlah satu-satunya penyebab perbudakan atau pembebasan manusia. Ketika pikiran menyentuh suatu hal, seperti halnya dalam Pravrttimarga, maka ia dipenuhi dengan keinginan, gagasan, dan keprihatinan duniawi. Tetapi ketika ditarik menuju Nivrttimarga, maka ia menjadi penuh ketenangan. Negara ini disebut amanaskam (ketidaktertarikan) dan memfasilitasi (orang-orang) untuk mengalami kedamaian dan kebahagiaan. Inilah yang dimaksud dengan transformasi pikiran. (Bila itu dijalankan) maka transformasi manusia dapat terwujud.

Sathyopanisad Part 26, Direct Directions from The Divine

BUAH NAMASMARANAM (4)

Pertanyaan : Bhagavan, apa manfaat yang didapat oleh para Sai Bhakta bila melakukan namasmanaram ?

Bhagavan : Sekalipun engkau tidak mencapai kebebasan sebagai hasil langsung dari usaha untuk mengingat dan mengulang-ulang nama Tuhan, ada empat hasil jalan akan didapat oleh mereka yang melakukan latihan ini yaitu :

  1. Pergaulan dengan orang-orang yang baik
  2. Kebenaran
  3. Kepuasan batin
  4. Pengendalian indera

Di antara keempat gerbang ini, pintu manapun yang kau masuki pastilah akan membawamu kepada Tuhan, entah engkau seorang yang berumah tangga, pertapa, atau golongan lainnya. Ini adalah suatu kepastian. Manusia sangat mengharapkan kesenangan duniawi. Bhakti tidaklah berarti mengenakan pakaian pertapa, menyelenggarakan ritual doa yang mewah, melakukan upacara pengurbanan, mencukur gundul kepalamu, membawa kendi tempa air, membiarkan rambut tumbuh panjang dan kusut, atau penonjolan tanda-tanda lahiriah lainnya. Bhakta yang sejati memiliki kesadaran batin yang murni; ia selalu merenungkan Tuhan dengan tiada putusnya, tidak menjadi soal apa pun juga yang sedang dilakukannya. Ia merasa bahwa segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan dan melihat keesaan. Ia juga tidak melekat pada obyek-obyek indera, memiliki kasih yang seimbang pada semua makhluk, dan selalu benar dalam pembicaraannya.

Prema Vahini Bab 31, Hasil Latihan Spiritual

DUA GERBANG MAYA (5)

Pertanyaan : Bhagavan, apa yang dapat melupakan kami dari jalan spiritual ?

Bhagavan :Bagi makhluk yang hidup di dunia ini, ada dua gerbang maya, yaitu nafsu seks dan nafsu makan. Setiap manusia harus menaklukkan kedua nafsu ini. Selama keduanya bertahan, mereka menyebabkan penderitaan. Semua keinginan duniawi tercakup dalam kedua selera ini; karena itu, hanya mereka yang telah menguasainya dapat mengarungi dunia dengan sukses.
Nafsu seks dan nafsu makan adalah penyebab semua dosa, dan dosa adalah pupuk yang membuat maya tumbuh dengan subur. Sesungguhnya dunia jasmani ini hanya mempunyai satu tujuan, yaitu sekedar pemeliharaan badan. Bila engkau menginginkan kebebasan spiritual, engkau harus menaklukkan inderamu. "Makanan untuk mempertahankan badan, pakaian untuk menghindarkan rasa dingin," demikian dikatakan dalam kita suci Uttara Gita. Meskipun demikian, bila engkau tenggelam sepenuhnya dalam usaha untuk mencari pemuasan kebutuhan material ini, engkau akan melupakan tujuan kedatanganmu di dunia dan tujuan semua kegiatan serta usaha spiritualmu yang suci. Sebaliknya, apa pun juga kegiatan yang kau lakukan, secara otomatis seperti bernafas engkau harus selalu ingat kata-kata ini, "Aku lahir untuk mengabdi Tuhan dan untuk menyadari diriku yang sejati." Renungkan dan insyafilah selalu kata-kata tersebut. Semua kegiatan; mengenakan pakaian, makan, berjalan, belajar, menolong, bergerak, semuanya harus dilakukan dalam keyakinan bahwa hal tersebut akan membawamu ke hadiran Tuhan. Segala sesuatu harus kau lakukan dalam semangat pengabdian kepada Tuhan.

Prema Vahini, BAB 27 Jalan untuk Mencapai Kehadiran Tuhan

CARA MENCINTAI BHAGAVAN (6)

Pertanyaan : Bhagavan, bagaimana cara kami mencintaiMu ?

Bhagavan :Bagaimana cara mencintai Tuhan ? Cara terbaik untuk mencintai Tuhan adalah mencintai semua dan melayani semua (love all serve all).
Ketika semua adalah milikNya, dan Ia adalah maha pemberi semua yang engkau butuhkan, apa yang Tuhan inginkan darimu selain cinta ? Hati yang murni adalah kediaman bagi Tuhan. Aku selalu mengatakan kepada para siswa agar harus ada keharmonisan yang sempurna antara pikiran, kata dan perbuatan. Hari ini, kita menemukan keegoisan di semua tingkat. Dalam segala hal yang dikatakan dan dilakukan, ada sifat mementingkan diri sendiri yang mendasar. Tapi bhakti yang sejati adalah tindakan pelayanan tanpa pamrih dengan cinta kasih. Lakukan tugasmu dengan tulus. Pelayanan kepada manusia adalah pelayanan kepada Tuhan. Engkau tidak perlu menyembah Tuhan dengan bunga yang kelak akan memudar dan membusuk. Petiklah bunga kebajikan, karakter yang baik dan cinta kasih dari kebun hatimu dan sembahlah Tuhan dengan bunga dengan nilai-nilai tersebut.

CONVERSATIONS WITH SAI Satyopanishad - Part 21: Direct Directions from the Divine

MENGAPA DIPERLUKAN SADHANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI (7)

Pertanyaan : Bhagavan, apakah sadhana harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari? Apakah itu wajib dilakukan sehari-hari ?

Bhagavan :Ya, hal ini sangatlah penting, engkau harus melakukannya setiap hari. Bukankah engkau mencuci dan menggosok peralatan setiap hari agar tetap bersih? Sampai Engkau menjadi kokoh, untuk mengembangkan keyakinan yang tak tergoyahkan dan sikap penuh penyerahan, maka sangatlah penting untuk melakukan sadhana setiap hari.
Engkau melihat bahwa sawah disiram setiap hari. Jika tidak, tanaman mengering dan mati. Tapi pohon tinggi seperti kayu putih, beringin, nimba dan sebagainya, tidak perlu disiram setiap hari. Mengapa? Alasannya sederhana saja. Akar mereka masuk sangat dalam, sampai ke permukaan air tanah; Dan menarik makanan untuk seluruh pohon. Tampak mengejutkan jika sebuah tanaman tender kecil membutuhkan air setiap hari sementara pohon besar tidak. Akar tanaman kecil masuk beberapa inci dan tidak bisa menarik air, dari kedalaman. Tapi pohon memiliki akar yang menyebar dan masuk lebih dalam untuk menarik, air tanah. Demikian pula, sampai akar keyakinanmu masuk jauh ke dalam hatimu, engkau harus melakukan sadhana setiap hari. Keyakinanmu hari ini seperti akar tanaman kecil yang belum masuk ke dalam hatimu dan karenanya engkau harus melakukan sadhana setiap hari.

CONVERSATIONS WITH SAI Satyopanishad - Part 21 : Direct Directions from the Divine