Pelayanan Tanpa Pamrih
Om Sairam
Study Circle ini special dilaksanakan oleh para pengurus SSGI, SSG dan SDG di Whatsapp Group pada hari Minggu, 12 April 2020. Digagas oleh Wing Seva SSGI dalam upaya mengisi waktu saat #dirumahsaja diberlakukan Pemerintah Indonesia. Banyak inspirasi mengenai Seva/Pelayanan oleh Para Bhakta dan berikut adalah kutipannya.
MATERI
Tujuan utama organisasi Sathya Sai (SSIO) adalah untuk membantu seseorang untuk menyadari kualitas keTuhanan yang merupakan sifat sejatinya dengan mempraktekkan kasih Tuhan melalui pelayanan tanpa mementingkan diri sendiri. Dalam jalan spiritual, langkah pertama adalah pelayanan tanpa mementingkan diri sendiri. Melalui pelayanan ini maka seseorang dapat menyadari keTuhanan di dalam semua ciptaan ini.
(Sabda Sathya Sai Vol. 10, Bab. 32, November 20, 1970)
Pelayanan kepada manusia adalah wujud tertinggi dari ibadah. Jangan menyakiti hati atau melukai siapapun juga. Itu adalah ibadah yang sejati pada Tuhan, sejatinya, orang lain adalah dirimu sendiri. Kesadaran akan kebenaran ini adalah moksha (pembebasan). Bagilah suka cita, kekayaan dan pengetahuanmu dengan mereka yang kurang beruntung. Itu adalah sarana yang pasti untuk mendapatkan rahmat Tuhan
(SSS 14.18: 25 Januari 1979)
Syarat penting dalam melakukan seva adalah :
1. Sebuah hati yang suci yang tidak terjangkiti dengan kesombongan, ketamakan, iri hati, atau kompetisi.
2. Bersamaan dengan ini, kita memerlukan keyakinan pada Tuhan sebagai sumber dari kekuatan, kebajikan, dan keadilan.
3. Seva adalah persembahan yang engkau persembahkan kepada Tuhan di dalam hati setiap orang. Jangan bertanya pada yang lain dari negara mana engkau berasal atau dari kasta dan keyakinan mana engkau berasal. Lihatlah wujud Tuhan yang engkau puja dalam diri ‘orang lain itu’; sebagai sebuah fakta, mereka yang engkau layani sama sekali bukanlah ‘orang lain’ – mereka adalah wujud Tuhan sama halnya dengan dirimu. Engkau tidak menolong ‘satu individu’; engkau sedang memuja Aku dalam diri mereka. Tuhan ada di hadapanmu dalam wujud itu; jadi, dimana ada ruang untuk ego dalam dirimu untuk mengangkatkan kepalanya?
4. Kewajiban adalah Tuhan; kerja adalah ibadah. Bahkan pekerjaan yang paling kecil sekalipun adalah bunga yang ditempatkan di kaki Tuhan. Dekati setiap orang yang engkau layani dengan hati yang diliputi dengan harta kasih sayang.
(wejangan bhagavan, 4 Maret 1970)
Ada lima unsur penting yang harus engkau jalani. Jadikan welas asih dan pengorbanan sebagai dua matamu; jadikan tanpa ego sebagai nafasmu dan kasih sebagai lidahmu. Jadikan kedamaian bergema di kedua telingamu. Tuhan tidak akan menanyakan, kapan dan dimana engkau melakukan pelayanan? Tuhan akan bertanya, “dengan motif apa engkau melakukan pelayanan? Apa tujuan dan niat yang mendorongmu?" Engkau mungkin mengukur seva dan membanggakan jumlahnya. Namun, Tuhan mencari kualitas, kualitas dari HATI, kesucian PIKIRAN, kemurnian NIAT. –
(Sabda Sathya Sai, vol 15, 19 November 1981)
Swami mengingatkan kita halangan utama yang menghadang di jalan pelayanan :
- Ahamkara dan mamakara -- ego dan keterikatan;
- Karthrithva dan bhokthritva -- perasaan sebagai pelaku dan penikmat
PERTANYAAN
1. Bagaimana pelayanan tanpa mementingkan diri sendiri menjadi sebuah Sadhana (latihan spiritual)?
2. Apa perlengkapan yang mendasar dari seva?
3. Bagaimana seva bisa menjadi sebuah pemujaan atau ibadah pada Tuhan?
TANGGAPAN
SEVA (DHARMABAKTI)
Prinsip Seva/Dharmabakti:.prinsip yang harus diperhatikan Dalam seva, yaitu:
- Tuhan yang berada di seluruh alam semesta ini dan mememiliki berbagai wujud.
- Memuja Tuhan adalah tujuan setiap pelayanan yang kalian lakukan.
- Tuhan itu tiada lain adalah dirimu sendiri. Jangan memanggap setiap individu hanya wujud manusia biasa, setiap manusia adalah Tuhan yang berwujud manusia.
- Manava seva-madhawa seva, love all-serve all, hurt never-helf ever
PELAYANAN SEBAGAI SADHANA SPIRITUAL
Seva atau Dharmabakti dalam segala bentuknya, merupakan latihan rohani. Dharmabakti merupakan disiplin sipiritual, pembersihan mental. Tanpa inspirasi yang timbul dari sikap tersebut, dorongan itu pun pasti kan menyusut dan mengering, atau mungkin lebih buruk lagi menjadi kesombongan dan pamer:
- Lakukan seva atau pelayanan karena terdorong oleh kasih. Pelayanan yang dilakukan pada Manusia, ternak, hewan, dan menjaga kebersihan lingkungan, memberikan pertolongan kepada mereka yang hidup disekitar kita, melayani semaksimal mungkin pada orang yang sakit merupakan latihan spitual yang patut dipuji.
- Dalam melakukan Pelayanan kita harus memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu ada di dalam hati sebagai pemicu baik ketika engkau sedang melayani
- Hanya orang yang melepaskan kepentingan pribadi dan menganggap kebahagian orang lain sebagai kebahagian sendiri dan membaktikan dirinya sendiri untuk itu, adalah pengabdian tanpa pamrih
- Berikan pelayanan orang lain dengan sepenuh hati yang membutuhkan dan rasakan hasilnya.
- Satu-satunya cara yang dapat menolongmu membebaskan diri dari samsara adalah mengabdikan dirimu untuk melayani orang atau makhluk lain.
SEVA MENJADI PEMUJAAN KEPADA TUHAN
Bhagawan mengajarkan pada kita melalui SEVA, kita dapat mencapai Bhakti-Melalui bhakti kita dapat mencapai Kebebasan, yang akan memberikan Kebebasan dari ikatan duniawi.
Baba menyatakan:
- Service is the best workship
- The hand that help are hollier than the lips that pray
Apabila kita mempu melaksanakan dua hal di atas merupakan pemujaan Tuhan yang tertinggi karena mampu melihat Tuhan pada setiap orang-orang yang kurang mampu/miskin, Dalam Kondisi pandemic saat ini merupakan kesempatan emas yang diberikan Baba untuk melakukan seva kepada Semua umat Manusia, karena untuk memuja Tuhan di tempat suci secara Bersama-sama tidak diperbolehkan dan dilakukan dirumah masing-masing, maka pemujaan yang tebaik adalah melayani sesama yang membutuhkan (era sai dimulai/spiritual).
SEVA DENGAN TULUS DAN IKHLAS
Om Sairam bagaimana seva bisa menjadi shadana, ijinkan saya nimbrung sesuai pengalaman. Seva tentu saja tidak ujug ujug langsung bias tulus dan iklas, tetapi kalau belum iklas tidak seva, justru dia menjadi sadana karena terus dilakukan sampai pada suatu ketika dia menjadi tulus dan iklas itu shadana menurut saya dimana kita berbuat dari tidak mengerti jadi mengerti sehingga kita tau betul apa yang kita lakukan telah menjadi bakti yg kita persembahkan dikaki padma Baba, seperti halnya di kaliorang kalau diajak berteori mereka pasti tidak ada yang mau tapi jika diajak seva akan ramai karena dia besifat praktis dan mudah dimengerti serta sambil berlatih mereka mengerti sesuatu.
SEVA DAPAT MENGIKIS EGO
Sangat jelas Svami bersabda "tentang pelayanan",yaitu ketulusan/kemurnian hati yang sll terjaga ,yg sbnrnya ..kita sendiri selaku individu sedang berproses..mengikis ego,musuh yg ada pd diri yg begitu halusnya..dengan trus melatih diri dlm melayani,tidak semata mata kuantitasnya ,sebuah ilustrasi seva dr bhaktas svami dengan 1 rupee yg dia miliki svami terima, mengapa ,karena Svami maha tau ..dengan keterbatasan bhakta itu ,masoh bisa melakukannya kemurnian ketulusan yang dalam total penyerahan dirinya tdk terhingga.
SENYUM MEREKA ADALAH KEBAHAGIAAN TUHAN
Om sai ram... dengan kita bisa berbuat tindakan nyata walaupun kecil daripada teori dengan penjelasan panjang lebar..disana akan dapat kita rasakan beban yang mana orang yang kita bantu akan merasakan masih berharganya mereka dengan kehadiran kita untuk bisa membuatnya tersenyum... dengan rasa tulus iklas maka makna dari seva itu akan terasa dalam artinya, hanya air mata dan senyum kebahagiaan yang bisa kita rasakan jawaban dari Seva yang dapat kita lakukan. Senyum mereka adalah kebahagiaan Tuhan itu sendiri.. kita yang sebagai alat-Nya hanya bisa berbuat dan melakukannya dgn rasa tulus iklas dan bhakti.
KEBAHAGIAAN DALAM SEVA
Ada kebahagiaan yang sulit untuk diungkapkan setelah selesai melaksanakan seva. Hal ini terjadi saat melaksanakan seva membantu korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu. Berhari-hari bahkan beebrapa bulan melaksanakan seva, badan tetap sehat walaupun tidurnya di bawah tenda dan beralaskan perlak. Namun hati ini selalu berbahagia karena diberikan kesempatan untuk seva.
PELAYANAN TANPA PAMRIH
Bukan seberapa sering atau banyaknya seseorang telah melakukan pelayanan. Tidak juga diukur seberapa besar seva itu. Tetapi seberapa murni hati shadaka saat melayani. Kita melihat kesatuan dengan orang yg kita layani, bahwa sejatinya antara yg melayani dengan yang dilayani adalah sama (percikan cinta kasih). Saat tumbuh perasaan satu (setara) dengan yang dilayani akan otomatis menekan ego, saat ego mengecil, kesadaran ketuhanan meningkat.
Jika ada perasaan melayani berhubungan dengan jumlah pahala atau karma baik yg akan diterima, mungkin tidak salah (hukum aksi reaksi). Tetapi secara sipiritual ada yang lebih halus dari itu, yang saya pahami seva dalam puncak kesadaran adalah 'niskama karma' (tidak berbuah karma). Ini hanya bisa dicapai apabila hati yang melayani tidak mengharapkan imbalan apapun. Iklas dalam hal ini termasuk perasaan yang bebas dari pengharapan, hasil, sanjungan, eksistensi, pengakuan bahkan ucapan terimakasih. Saat itu bisa dilakukan, maka pelayanan akan berada di puncak kebebasan (secara spiritual)
MANAVA SEVA, MADAWA SEVA
Renungkan seluruh aktivitas tubuh kita adalah seva terorganisir yang dilakukan terhadap sang diri yaitu atma/Svami, yg berjalan secara terus menerus digerakan oleh kesadaran yang jarang disadari. berangkat dari situ maka kita akan melihat apa yang ada pada diri kita juga ada pada diri orang lain, sehingga tidak ada alasan kita untuk tidak melayani sesama. Dengan seva orang akan dapat menurunkan egonya, dgn seva pula kita merasa bahagia krn kebahagian yg dirasakan oleh orang lain tersebut. Yang dengan sendirinya akan membahagiakan sang diri yaitu Svami. Manava Seva, Madawa Seva.
SEVA ADALAH SARANA UNTUK TRANSFORMASI
Seva dapat menjadi sadhana (latihan spiritual) jika dilakukan dengan langkah yang tepat, seperti hati yang tulus, tidak merasa sebagai pelaku, bahkan dilakukan dengan semangat pengorbanan, tanpa kepentingan diri atau kelompok, bahkan tanpa publikasi atau ingin diketahui orang lain, mementingkan kualitas bukan kuantitas, dilakukan semata karena cinta bhakti yang sejati sebagai persembahan kepada Tuhan. Lebih lanjut Seva menjadi sadhana jika dapat menyentuh dan mentransformasi hati manusia,
Swami pernah bersabda “I can transform the earth into sky and the sky into earth, But that is not my greatest power; my true power is love Only true love can touch and transform the human heart”
CHANTING GAYATRI ADALAH SEVA
Disamping seva secara fisik seperti sembako, masker, dan lain-lain. Saya jadi teringat waktu Youth Festival di Puttaparthi tahun 2016, waktu itu kami bergabung di grup chanting weda, lalu dapat kelas Veda selama 2 hari oleh Veda Narayana (koordinator Chanting Veda Puttaparthi). Satu hal yang masih teringat sampai saat ini bagi saya adalah dia berkata :
_“Mencantingkan Veda, Gayatri dan Bhajan adalah Seva yang luar biasa, Jika kalian Seva sembako, dll itu bisa dinilai harganya tapi chanting Veda tidak bisa dinilai dengan materi. Getaran yang ditimbulkan dengan Chanting akan membersihkan atmospher dan itu bisa merubah vibrasi dimana lingkungan anda berada. Jadi melakukan Chanting Mantram sama aja dengan Seva, dan lakukannlah selagi bisa” _ - Veda Narayana, Poorna Chandra 2016
TIGA KATEGORI DALAM SEVA
Seva Tamasik dilakukan karena ingin termashur , Contoh setiap Seva dia akan mengukir namanya.
Seva Rajasik , Seva yang di lakukan dengan menghitung untung dan rugi. Ini banyak contohnya. Sesudah Seva selalu mengharapkan pujian, foto sebanyak mungkin dan menonjolkan nama pribadi atau organisasi.
Seva Satvik , dilakukan diam-diam kepada mereka yg membutuhkan.
Untuk Seva satvik ini juga ada ukurannya .Ukurannya adalah berapa besar Pengorbanan yg dilakukan . Jangan menganggap remeh pengorbanan seseorang , karena belum tentu kita berani berkorban walaupun suatu hari kita mampu .
KEMURNIAN SEVA
Seva itu untuk kebaikan diri kita...kita berterimaksih kepada Bhagawan yg memberi kesempatan untuk melakukan pelayanan...
Sehingga diri kita menjadi semakin murni dan dipenuhi dengan anandam. Kata pujian saat melakukan seva akan menurunkan derajat kebahagiaan di dalam hati kita..
SYARAT-SYARAT SEVA
Dalam kata “Seva” sebenarnya sudah terkandung arti pelayanan tanpa pamerih. Lalu agar seva ini menjadi sadhana maka bisa jadi tidak mudah karena beberapa hal (yang sudah banyak disebutkan di atas) harus menjadi persyaratan; diantaranya:
- Pelayanan berlandaskan spiritual
- Melihat Tuhan dalam semuanya
- Hilangkan ego dan murnikan pikiran
- Bekerja dengan sebaik-baiknya, tanpa terikat pada hasil
- Persembahan yang murni kepada Tuhan
- Memberikan respon terhadap kebutuhan yang nyata.
SEVA YANG TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI
Kalau kita dapat mencapai keseimbangan Bhatin dan Jika setiap saat , setiap hari kita fokus pada melayani yang lainnya (tanpa beri perhatian pada Pujian dn cercaan) , nantinya akan menjadi kebiasaan dan menjelma menjadi Karakter..sehingga nantinya kita bisa mencapai satu titik dimana kita bisa melupakan kepentingan diri kita sendiri dalam melayani.
Seva adalah sadhana yg paling mampu menunjukkan perkembangan spiritual kita. Sungguh gampang bilang tulus ikhlas, tanpa pamerih, tapi ketika orang yang kita layani tidak menunjukkan terima kasih, sering ada rasa kecewa di hati. Ketika teman-teman memuji muji, ada rasa bangga dan merasa menjadi penting. Tapi seringnya perasaan tersebut, hanya kita yang tahu. Tapi perasaan ini, juga menjadi alat yang sangat bagus untuk mengukur kemajuan kita sampai di mana.
DASAR DARI SEVA ADALAH NIAT, MOTIF, DAN KETULUSAN
Baba pernah menceritakan ketulusan seorang anak berumur 10 thn selalu berdoa dengan tulus agar bisa mempersembahkan sesuatu kepada Baba. Anak tersebut dengan iklas mengumpulkan uang beberapa rupe....secara tekun dalam waktu tertentu dan akhirnya anak itu bisa mengumpulkan dana sebesar 10 rupe. Pada saat yang baik anak itu mempersembahkan kepada Baba dan diterima oleh Baba dengan tersenyum. Artinya seva tidak tergantung dari besar atau kecil, tapi akan mendapat anugrah Tuhan, apabila seva didasari, niat, motif dan ketulusan pelakunya
PELAYANAN TANPA PAMRIH SETIAP HARI
Di dalam melakukan seva ingat lah pesan Svami tangan kanan yang memberi, jangan sampai tangan kiri tahu. Artinya didalam kita melakukan pelayanan hendaknya jangan sampai orang lain tahu. Namun dijaman sekarang itu mustahil tidak diketahui orang karena akses informasi yang demikian berkembang pesat. Tentunya menjadi suatu tantangan buat kita sebagai sai bhakta karena semua yang organisasi lakukan tentunya harus ada data reportingnya, Nah bagaimana kita meng edukasi diri kita atau saudara kita teman handai taulan untuk melakukan pelayanan yang murni. Jangan lah pelayanan itu hanya saat ada momen seperti sekarang ini , tapi tanamkanlah pelayanan tanpa pamrih setiap hari, seperti kita setiap hari perlu makan, agar seperti itulah semangat pelayanan kita.
SEVA MAMPU MERUBAH NASIB
Seva salah satu cara untuk merubah nasib kita . Jadi kalau kita bisa melakukan Seva , berterima kasihlah kepada mereka karena berkat mereka , kita bisa merubah nasib kita . Jangan sampai kesempatan Seva ini dikotori karena ingin mendapat pujian sehingga hasilnya tidak akan murni lagi ( Svami berkata hasil Seva lunas oleh pujian ). Semua Seva hasilnya jatuh kepada kita . Tuhan tidak butuh apapun , Jadi kalau kita sudah menyadari hal ini , kita akan menghindari pujian dan tidak peduli akan celaan. Untuk tingkat yang lebih tinggi Seva dilakukan karena sudah melihat semua makluk adalah bagian dari dirinya . Seperti melihat anak kita susah,kita bantu tanpa pikir nanti anak kita akan balas budi atau tidak.Seva yang dilakukan spontan .
KEBIJAKSANAAN DALAM PELAYANAN
Kaum bijak bunda theresa...pernah mengingatkan, bahwa orang miskin ...bukanlah orang yang tidak punnya kakayaan material... namun orang tidak memiliki kasih sayang dalam hidupnya.
Namun anehnya ...saat orang tersebut ingin mendapatkan kasih sayang... dia harus mengasihi dan melayani terlebih dahulu...menjadi bahan perenungan ... Saat melakukan pelayanan, siapakah sebenarnya yang memberi? Dan siapakah yang diberi?
KASIH DALAM PELAYANAN
Dengan melakukan pelayanan akan membangkitkan rasa Kasih dalam diri kita, sehingga kita bisa menyadari Tuhan yang bersemayam di dalam hati kita.
Cara nya: hening sejenak/ 1 detik lihatlah ke dalam batin sebentar pada waktu pelayanan atau berhadapan dengan orang yang kita layani maka kita akan melihat kesadaran Tuhan.
Yang bekerja saat itu, sehingga otomatis waktu kita melayani akan dengan senyum , lembut dan penuh kasih. Selanjut nya Kesadaran Tuhan lah yang bekerja ( bukan kita pelaku nya, kita adalah alat nya) maka kita akan melihat orang yang kita layani itupun akan penuh kasih meski orang tersebut dalam keadaan terharu, gembira..maka saat itu kita melihat orang yang kita layani itu adalah perwujudan dari Tuhan. Jadi tidak ada perbedaaan antara yang melayani dengan yang dilayani.
PELAYANAN DALAM KASIH SEJATI
“Paropakarah punyaya, papaya parapidanam”, artinya: “Seseorang memperoleh pahala dengan menolong orang atau mahluk lain, dan berbuat dosa dengan menyakiti atau merugikan mereka”. Saya ulangi: “PAROPAKARAH PUNYAYA, PAPAYA PARAPIDANAM”
Mendikusikan kasih, Bhagawan memilhakan dua jenis kasih yaitu Kasih Sejati (paramartha Prema Bhakti) dan kasih dengan harapan (swartha bhakti). Kita semua, para Bhakta, menurut Bhagawan masih pada tatan swartha Bhkati, belum sampai pada Kasih Sejati..tetapi dirahkan menuju kesana. Oleh karena itu Bhagawan mengajrkan tentang bagaimana melakukan pelayanan (seva) berdasrkan Kasih Sejati. Apakah kasih sejati? Kasih sejati adalah kasih yang membuat seseorang itu berbahagian dan kebahagian itu juga dirasakan Tuhan, dan sebaliknya Tuhan berbahagia juga dirasakan sebagai kebahgian manusia. Tentu saja kelimat ini sulit dipahmi, Untuk mudah memahami, bahagwan bersabda bahwa seluruh bdan ini diciptakan untuk melayani, bukan yang lain.
Bagaimana cara mencapai pelayanan tanpa pamerih itu? Dengan membangun keiklasan pada awalnya. Orang orang yang berharta dan memiliki uang lebih mudah melakukan pelayanan, karena gunanya harta adalah untuk pelayanan. Orang orang di jalan Sai seharusnya tidak hanya mengenyangkan perutnya sendiri, tetapi juga membantu seseorang untuk meredakan laparnya. Karena itu ada istilah dalam Bahasa Sansekertha : “Dharmasya Moolam Artha”, “hendaklah harta diperoleh dengan cara benar”. “Carilah Harta dengan 100 (sertaus) tangan dan dermakan harta itu dengan 1000 (seribu) tangan”
“Dharmasya Moolam Arthah”, bagaimana mungkin seorang pengusha dan pedagang tidak mencari keuntungan. Keuntungan inilah masalahnya, bila ia dijalan Sai, bhkta ini pasti sadar akan Sabda Bgahawan untuk melakukan seva (dana punya, katakanlah 2.5%), maka keseimbangan antara keuntungan dan dana punya terjamin dan menyelamtkan, sehingga mereka tetap beada di jalan dharma. Sayangnya..karena sebagian besar masih dalam Swartha Bhakti, mungkin ini tidak tercapai serta merta, membuthkan waktu untuk penyadaran.
Disinilah untungnya kita, para Bhakta, yang selalu diingatkan Bhagawan untuk terus melakukan seva, atau pelayanan yang berdasrkan kasih….yang ujungnya nanti menjadi pelayanan dalam kasih sejati.
TRANSFORMASI KEGIATAN MENJADI SEVA
- Ganesha puja, guru puja sebelum mulai ( mengingatkan diri bahwa kita bukan pelaku)
- Yakinkan diri bahwa kita tahu jelas apa yang akan kita lakukan ( maaf klo saya di medis mulai indikasi, kontraindikasi dan efek samping harus sebisa mungkin sudah kita kuasai)
- Munculkan rasa pasrah sembari bekerja , katakan dengan sungguh-sungguh...Baba kekerjalah melalui tangan ini, tubuh ini. Seaungguhnya hanya Engkau pelaku kegiatan ini, untuk dipersembahkanpun kepada Engkau.
- Saat kesulitan terjadi : Baba kuatkan keyakinanku, bahwa dalam setiap kesulitan selalu Kau anugrahkan kemudahan
- Jika tetap tidak sesuai yang diharapkan hasilnya : Baba terjadilah apa yang memjadi kehendak-Mu. Sudah dilakukan sesuai yang hamba mampu, tapi semua berjalan sesuai kehendak-Mu.
- Jika hasil sesuai yang digambarkan dalam harapan : Baba engkau telah kerjakan semuanya dengan sempurna. Sembah sujud di kaki Padma-Mu atas kebesaran-Mu
- Tinggalkan perkerjaan dengan rasa syukur dan bahagia..... kadang dalam situasi tertentu bisa menangis karena ingat keagungannya.