PENDIDIKAN NILAI NILAI KEMANUSIAN

 

Obyektif Spiritual Berdasarkan Kelompok Usia

Dalam pengertian sebenarnya, semua obyektif spiritual bersifat estafet dari satu level ke level lainnya dan tidak saling terpisah. Setiap obyektif spiritual bisa dianggap sebagai blok bangunan bagi praktek prinsip spiritual yang berlangsung sepanjang masa. Di usia muda, idealisme dipresentasikan dalam wujud yang lebih sederhana dengan cara-cara yang sesuai dengan kelompok usia muda. Seiring dengan semakin bertambah dewasanya sang anak, maka konsep tersebut akan diaplikasikan serta dipraktekkan dengan intensitas yang semakin mendalam.

 

Kelompok I (Usia 6, 7, 8)

✓  Mengembangkan keyakinan dalam hal hubungan dengan Tuhan.

✓  Mendorong penghormatan terhadap orang-tua, guru, para tetua dan lingkungan.

✓  Memelihara harga diri dan disiplin diri.

✓  Memupuk kebenaran.

✓  Mempromosikan tentang praktek pembatasan keinginan.

✓  Memupuk semangat pelayanan terhadap diri sendiri, keluarga, sekolah dan orang lain.

 

Kelompok II (Usia 9, 10, 11)

✓  Mendemonstrasikan semakin bertambahnya integrasi obyektif dari kelompok I

✓  Memelihara pemahaman tentang Keilahian di dalam diri setiap orang.

✓  Mengembangkan kemampuan diskriminatif.

✓  Mendorong praktek pembatasan keinginan.

✓  Menanamkan idealisme luhur.

✓  Memelihara pemahaman tentang aspek kesatuan dari segala keyakinan.

✓  Mendorong praktek pelayanan tanpa pamrih

 

Kelompok III (Usia 12, 13, 14)

✓  Meningkatkan integrasi obyektif dari kelompok II

✓  Menembangkan kesadaran atas realitas Atmic.

✓  Memperkokoh kehidupan moral.

✓  Menekankan atas pelayanan tanpa pamrih.

✓  Mendorong praktek pembatasan keinginan.

✓  Memelihara pemahaman atas peranan manusia di dalam lingkungan masyarakat.

✓  Mefasilitasi proses pembelajaran untuk mengendalikan emosi negatif.

✓  Menyediakan  latihan  untuk  aplikasi  prinsip  spiritual  dalam  kaitannya  dengan persoalan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat luas.

✓  Mengembangkan kemampuan komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yang mencerminkan prinsip-prinsip spiritual.

✓  Mengembangkan semangat saling percaya dan cinta-kasih, terutama dengan orang- tua dan sanak saudara.

 

Kelompok IV (Usia 15, 16, 17)

✓  Mendemonstrasikan semakin meningkatknya integrasi obyektif dari Kelompok III

✓  Mendorong motivasi diri dan rutinitas teratur dalam hal praktek spiritual.

✓  Mengembangkan    sikap    kesaling-tergantungan     antara    diri    dan    masyarakat;

memperdalam pemahaman atas peran dan tanggung-jawab dalam masyarakat.✓ Meningkatkan kemampuan untuk mengambil keputusan dharmic ketika sedang menghadapi dilema moral.

✓ Mendemonstrasikan nilai-nilai kemanusiaan ketika berhadapan dengan tantangan hidup dengan penuh cinta-kasih, kepercayaan diri dan pemahaman atas orang lain.

✓  Memberikan immortalitas (keabadian)

✓  Menghasilkan Pencerahan Diri (Self Realisation).

✓ Aplikasi  semua  aspek  kurikulum,  dan  mengembangkan  kesadaran  diri  sebagai contoh, melalui peran kepemimpinan. Sebagai contoh, membantu atau mengajari anak-anak yang lebih muda.

✓ Menyediakan penekanan yang semakin lebih tentang pelayanan kasih tanpa pamrih melalui: partisipasi dalm proyek-proyek dan aktivitas pelayanan lokal dan regional. Inisiasi proyek pelayanan bersama dalam keompok usia yang sama.

 

 
Siapakah Guru-guru SSE?

 

1. Bhakta Bhagawan Sri Sathya Sai Baba.

2. Fasih dalam ajaran-ajaran Sai.

3. Para siswa senior dalam jalan menuju Pencerahan Diri.

4. Mengajari Pendidikan Spiritual Sai merupakan bagian dari sadhana pribadi untuk mencapai pemurnian dan pencerahan.

5. Menjadi suri teladan yang vital di dalam kehidupan para anak. Oleh sebab itu, dalam konteks program SSE, para guru harus percaya terhadap ajaran-ajaran Sathya Sai Baba dan menjalani hidup sesuai dengan prinsip spiritual yang telah diuraikan oleh- Nya.

 

 
Pedoman untuk Guru

 

1. Berdoa untuk meminta bimbingan.

2. Buat komitmen terhadap idealisme Sri Sathya Sai Baba.

3. Menjadi guru SSE yang terlatih dengan baik.

4. Memperlakukan anak-anak seolah-olah adalah anakmu sendiri.

5. Memperhatikan kebutuhan individu masing-masing anak.

6. Mempraktekkan tolernasi terhadap kemajuan level anak-anak.

7. Bangkitkan kepercayaan diri anak-anak.

 

8. Gunakan pendekatan positif dalam pengajaran.

9. Pastikan bahwa setiap anak memahami ajaran.

10. Tegakkan disiplin.

11. Berkomunikasi dengan orang tua.

12. Mempersiapkan materi/bahan jauh-jauh hari.

13. Bersikap tepat waktu

14. Pertahankan  situasi  kelas  yang  positif,  kondusif  untuk  ajaran-ajaran  kebenaran spiritual.

15. Demonstrasikan keseimbangan batin dan lapang dada.

 

Melibatkan Orang Tua

 

1. Hal-hal yang diajarkan dalam kelas Pendidikan Spiritual Sai hanya akan menjadi efektif apabila para orang-tua mendorong para guru, aktivitas SSE dan juga bersedia untuk melanjutkan ajaran-ajaran yang telah diterima, di rumah masing-masing

2. Center  didorong  untuk  membuat  program  orang-tua  dimana  para  orang-tua diharapkan untuk terlibat dalam pendidikan anak-anaknya didalam program Pendidikan Spiritual Sai.

3. Menyediakan  saluran  komunikasi  bermakna dan  mendorong sokongan  bersama antara para guru dan orang-tua.

4. Untuk mempercantik, menegakkan serta mengintegrasikan di dalam rumah hal-hal yang dialami dan dipelajari oleh anak-anak di dalam kelas Pendidikan Spiritual Sai.

5. Untuk membangun semangat kekeluargaan dan komunitas di dalam Sathya Sai Centert, sembari mendorong akitivitas dimana anak-anak, orang-tua dan para anggota dapat ikut berpartisipasi.

6. Membantu  para  orang-tua  untuk  menghayati  dan  menerapkan  ajaran-ajaran  Sri Sathya Sai Baba dalam pratek parenting.

 

Anak-anak harus dibimbing dalam jalan hidup yang benar, dalam kesederhanaan, kerendahan hati dan disiplin. Semua orang tua harus dibujuk agar mengirim anak mereka ke Balvikas dengan cara yang baik, dengan memperlihatkan contoh-contoh yang meyakinkan dengan melihat anak-anak di Balvikas ceria, saling membantu di dalam interaksi mereka.

- BABA –

 

 

GURU SATHYA SAI EDUCARE

 

 

Apa yang HARUS dilakukan oleh seorang guru SSE?

1.  Monitoring siswa

✓  Harus memiliki buku daftar hadir siswa

✓  Harus mencatat keterangan lengkap siswa, termasuk keterangan orang-tua, dll.

✓  Harus  follow-up  siswa  yang  absen  lebih  dari  dua  kali  berturut-turut  untuk mengetahui persoalan yang dihadapi dan menyarankan solusinya jikalau ada persoalan yang berkaitan dengan penyelenggaran kelas tersebut.

2.  Meneruskan SSE kepada orang-tua

✓  Harus terdapat komunikasi antara para orang-tua dan kegiatan center.

✓  Harus mendorong para orang-tua untuk menghadiri satsang di center ataupun study circle bagi orang-tua selama berlangsungnya program SSE

✓  Harus terdapat jalinan komunikasi antara aktivitas center dan orang-tua.

✓  Harus terdapat feedback secara rutin atas perubahan perilaku dalam diri anak dan menghargai kritik konstruktif agar program SSE dapat maju.

3.  Memperbaiki jam interaksi dengan para siswa

✓ Hendaknya merancang aktivitas kelas untuk meningkatkan jam interaksi para siswa.

✓ Hendaknya berkolaborasi dengan guru-guru lainnya untuk menyelenggarakan aktivitas sejenis.

✓ Implementasi konsep ‘alam semesta ini adalah universitas’ dan dikemas dalam bentuk kegiatan wisata, piknik, dll serta melibatkan kepengurusan center untuk menyelenggarakan event tersebut.

✓ Merancang program yang memikat minat para siswa terhadap SSE agar program tersebut dapat tetap dipertahankan melalui aktivitas-aktivitas yang membuka cakrawala berpikir para siswa.

✓  Mendorong para siswa untuk berpartisipasi dalam program seva – berkoordinasi dengan koordinator seva center untuk event tersebut.

4.  Memperbaiki self-improvement (peningkatan performa diri)

✓  Hendaknya menghadiri aktivitas center, termasuk study circle dan bhajan​

✓  Hendaknya berkoordinasi dengan guru-guru lainnya dan menciptakan lebih banyak kolaborasi interaktif bagi anak-anak di center.

✓  Hendaknya menghadiri pertemuan formal SSE bulanan di center.

✓  Hendaknya menghadiri satsang untuk memperbaiki & meningkatkan sesi yang ada di center.

✓  Hendaknya membawa serta anak-anak ke dalam pandangan batin pada saat para guru melakukan meditasi individu, demi untuk kemajuan & perkembangan anak-anak siswanya.

 

 

5 TEKNIK PENGAJARAN

 

Adapun kelima teknik pengajaran adalah sebagai berikut.​

 

1.  Duduk hening

Bagaikan sebuah danau selama permukaanya bergelombang kita tidak dapat melihat dasar danau dan bayangan pohon disana. Duduk hening mampu memprogram ulang ke dalam dan mengangkat kesadaran diri keluar sehingga kita bisa mendapatkan pikiran yang suci. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam duduk hening adalah:

✓  Sikap tubuh

✓  Pernafasan

✓  Fokus pada pikiran

Adapun manfaat dari duduk hening adalah:

✓  Meningkatkan konsentrasi

✓  Meningkatkan daya ingat

✓  Meningkatkan ketenangan dan rasa damai

✓  Membantu mengendalikan diri

✓  Mengembangkan intuisi

✓  Meningkatkan kreatifitas

Duduk hening yang disarankan adalah Meditasi jyotir, karena:

✓  Bersifat universal dan bisa diterima oleh semua

✓  Alami

✓  Lembut dan aman

✓  Bersifat menerangi

✓  Tidak habis kalau dibagikan

 

2.  Doa

Kekuatan jiwa yang paling mutlak, seperti halnya makanan diperlukan oleh badan, demikian juga doa diperlukan oleh jiwa.

Manfaat doa adalah sebagai berikut.

✓  Memberikan solusi pemecahan masalah

✓  Berbagi

✓  Menyembuhkan

✓  Memperkuat pikiran

✓  Percaya diri

✓  Kedamaian, keyakinan, nyaman

✓  Tidak merasa sendiri

✓  Pikiran rileks, denyut jantung normal

✓  Konsentrasi, toleransi dan daya ingat

Setelah berdoa, dapat ditambahkan dengan Kata-kata Mutiara

 

Dengan kata-kata mutiara, pikiran atau afirmasi positif, anak-anak akan meniatkan dengan sungguh-sungguh untuk mengarahkan hidupnya menjadi lebih baik, dan juga untuk memprogram alam bawah sadarnya.

Manfaat kata-kata mutiara adalah sebagai berikut.

✓  Memberikan rasa damai

✓  Membantu berfikir positif

✓  Meningkatkan rasa percaya diri

✓  Meningkatkan ketenangan batin

✓  Meningkatkan kerendahan hati

✓  Sarana untuk introspeksi diri

3.  Bernyanyi

Semua anak pada umumnya suka bernyanyi. Saat bernyanyi mereka akan bergembira. Lagu harus dipilih sesuai dengan nilai yang ingin disampaikan, dan disesuaikan dengan umur. Manfaat bernyanyi adalah sebagai berikut.

✓  Melembutkan hati/karakter

✓  Keharmonisan

✓  Kebahagiaan

✓  Kepekaan

✓  Memperkuat daya ingat

✓  Menunjang kesehatan

 

4.  Bercerita

Semua anak senang dengan cerita, saat belajar bisa jadi mereka tidak berkonsentrasi namun saat mendengarkan cerita yang bagus anak-anak akan bisa menjadi sangat fokus. Anak-anak akan lebih mudah menerima nilai-nilai yang ingin disampaikan dengan mendengarkan cerita. Cerita memegang peranan penting dalam penyampaian nilai-nilai kemanusiaan. Manfaat bercerita adalah sebagai berikut.

✓  Mendorong rasa ketrtarikan yang murni

✓  Mengembangkan kreatifitas

✓  Membangkitkan imajinasi

✓  Memberikan inspirasi

✓  Membangkitkan humor, kegembiraan dan kesenangan

✓  Menanamkan pengetahuan

✓  Menanamkan nilai-nilai

 

5.  Kegiatan kelompok/bermain

Ada kata bijak yang menyebutkan bahwa,” Jika engkau mengatakan kepadaku, aku akan lupa, jika engkau menunjukkan kepadaku mungkin aku akan ingat, tetapi jika engkau melibatkanku, aku akan memahaminya.”

 

Dengan melibatkan anak-anak dalam kegiatan kelompok atau bermain banyak manfaat yang akan didapatkan dan nilai-nilai akan dengan cepat masuk ke dalam diri anak-anak. Manfaat kegiatan kelompok/bermain adalah sebagai berikut.

✓  Keberanian memutuskan sesuatu

✓  Membentuk moral yang baik

✓  Membangun kerjasama

✓  Membentuk kecerdasan

 

Akhir dari pendidikan adalah karakter.

Tanamlah benih kebaikan

Cabutlah rumput kejahatan

Pupuklah dengan Iman.

 

Pendidikan adalah proses penyemaian. Kita harus menanam benih yang sehat dan kuat di ladang batin agar dapat memperoleh panen buah-buahan yang berharga secara berlimpah.

- BABA –