Apa Study Circle yang sesungguhnya?

“Study” adalah untuk “Steady”! Circle (Lingkaran) adalah untuk kemurnian dan kedamaian. Peserta Study Circle seharusnya merasakan Kesatuan dan Keteguhan yang konstan. Dalam Study Circle, sebuah topic dipilih, dibicarakan dan nilainya dicerna. Sebuah biola memiliki 4 senar, dan sebuah komposisi music dihasilkan dari memainkan ke empat senar ini. Setiap orang mungkin memiliki pemahaman yang berbeda, tetapi sesungguhnya arti yang paling hakiki adalah satu. Tebu memiliki banyak nama dan bentuk, tetapi jusnya adalah satu, manis.

 

Mengapa Study Circle? Bagaimana melaksanakan Study Circle?

Dalam Study Circle, semestinya idak ada argumentasi, karenaargumentasi hanya membawa kita kepada kebingungan dan perpecahan. Engkau seharusnya mengembangkan Kasih, Pemahaman, dan Pengalaman Ketuhanan.Sebuah study Circle seharusnya menghasilkan untuk mu deservedness. Pemahanan adalah Kesadaran. Engkau harus mendengar dan berpikir. Kesadaran berarti PEMAHAMAN yang LENGKAP. Tuhan adalah lengkap. Untuk mencapai Tuhan engkau harus memiliki pemahaman yang lengkap. Peserta Study Circle seharusnya tidak menjadi sebuah tugas rutine yang menjemukan, Study Circle harus menuju pada Pengalaman dan Pemahaman

“Aku tidak mengatakan membaca buku itu tidak baik. Tetapi sekalipun berharganya itu, terlalu banyak membaca dapat membingungkan pikiran. Itu akan memunculkan argumentasi dan kebanggaan intelektual. Apa yang Aku ingin dorong adalah menerapkan apa yang telah engkau baca –paling tidak satu atau dua hal.​” 

Sebuah Study Circle tidak hanya berarti membaca, bediskusi, dan mengambil informasi untuk kemudian ditaruh dikepala. Study Circle berarti menerapkan apa yang dipelari.

 

Apapun yang dipelajari dan diasimilasikan dalam Study Circle harus disebarkan kepada yang lain. Ini adalah cara yang tepat untuk menunjukkan rasa terimakasih dari apa yang engkau elah terima dalam Study Circle.

 

Dalam Study Circle engkau akan dapat mempelajari banyak hal, tetapi yang paling pentng yang harus engkau pelajari adalah siapa engkau yang sesungguhnya –Prinsip dari ATMA.....engkau harus mengembangkan “Pengetahuan-Diri” dan “Kepercayaan-Diri”; hanya dengan demikian engkau akan dapat menolong yang lainnya.

 

Study Circle adalah dynamo yang men charge kita dengan ide-ide, menginspirasi dan menguatkan. Study Circle mengangkatkejenuhan dan menunjukkan jalan manakala kita tersesat. Disiplin mendorong kita dari belakang, serta lampu menerangi kita di depan. Prosesnya sederhana, tetapi hasilnya dapat luar biasa


Pedoman Umum

  1. Pastikan bahwa Study Circle adalah bukan kegiatan akademis. Tetapi Study Circle adalah berbagi serta memantulkan masalah-masalah spiritual di tengah-tengah humor, senyum dan keheningan.
  2. Ttopik-topik Study Circle bias dimulai dari butir-butir 9 Pedoman Perilaku dan Sepuluh Prinsip.Peserta harus merasa bebas mengungkapkan dan mendiskusikan situasi kehidupan nyata. Study Circle hendaknya dapat menolong peserta dalam menghadapi hidup keseharian dengan sikap positif dan spiritual. Tetapi berhati-hatilah, Study Circle bukan sebuah kegiatan terapi.
  3. Peserta diberi kebebasan untuk mengungkapkan pengertian, pemahaman dan pengalamannya yang berkait dngan topic yang sedang dibahas, tanpa dikoreksi dan dikritik.Namun apabila ungkapannya keluar jalur diskusi atau menyimpang dari ajaran Baba, maka menjadi tugas moderator untuk membimbingnya dengan penuh cinta kasih
  4. Bawalah peserta bersama-sama, perkuat hubungan diantara peserta. Untuk menciptakan perasaan damai didalam diri peserta, pimpinan study circle atau anggota group yang lain sebainya menghilangkan argumentasi dan penyampaian yang egoistic dengan segera
  5. Pertahankan kesempatan untuk tetap focus pada tema atau topik Study Circle yang sedang dibahas, dimana fasilitator dengan lembut tetapi tegas menggiring peserta untuk kembali ke topic bahasan.
  6. Bawalah pulang informasi yang dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari dari Study Circle dan bagilah kepada anggota lain yang berhalangan hadir.

Aturan Study Circle

  1. Pertemuan hendaknya dimulai dengan omkara (pengucapan om tiga kali) dan sebuah doa atau lagu spiritual untuk menciptakan atmosfer di ruang pertemuan. Hal ini menciptakan suasana persaudaraan dan kerjasama diantara anggota dan sebuah perasaan bekerja untuk ​sebuah tujuan yang sama. Jika study circle dilaksanakan setelah pelaksanaan bhajan, tidak perlu menyanyikan lagu lagi.​
  2. Study circle bukanlah sebuah kelompok debat, ini merupakan proses penggali sebuah sudut pandang. Setiap peserta harus memiliki perasaan bebas untuk berbicara tanpa takut akan penghakiman atau kritik dari seseorang.
  3. Partisipasiyang aktif dan seimbang harus terlihat dari semua anggota. Fasilitator diskusi mungkin perlu mendorong anggota baru untuk berbicara. Anggota baru atau yang pasif (pendiam) seringkali membutuhkan jeda dalam percakapan untuk mengungkapakan pandangannya dan tidak akan berbicara jika peserta yang lain tampak siap untuk berbicara.
  4. Anggota yang dominan harus berhati-hati untuk tidak memonopoli percakapan. Sebuah batasan waktu mungkin diterapkan pada komentar-komenter perseseorangan untuk menghindari anggota yang terlalu aktif (antusias) dari “mengajari” kelompok. Akan tetapi, kebijaksanaan dan kesopanan harus digunakan oleh fasilitator untuk menjalankan aturan ini.
  5. Pemimpin diskusi dan peserta diharapkan menghindari membaca kutipan –kutipan yang panjang. Study circle bukanlah kelompok baca. Kutipan yang panjang seringkali membosankan. Tidak diperkenakan untuk membaca bagian halaman berbahasa asing yang tidak dimengerti oleh anggota.
  6. Setiap anggota kelompok hendaknya diberikan kesempatan. Halini dilakukan dengan mengambil kesesempatan dimana para anggota berbicara dalam urutan melingkar. Walaupun anggota yang malu-malu harus didorong untuk berbicara, mereka seharusnya tidak dipaksa untuk melakukannya. Mereka mungkin bisa memilih melewatkan kesempatannya dan mungkin memberi komentar setelah semua yang lain mendapat gilirannya.
  7. Kutipan atau anekdot hendaknya relevan dengan topik yang dibahas. Kutipan tertentuhendaknya dipilih dari sumber yang semua anggota anggap dapat dipercaya. Dalamstudy circle Sai Baba, kutipan yang paling tepat adalah kutipan yang berasal dari wacana dan tulisan Sathya Sai Baba.
  8. Seorang moderator harus ditunjuk sebelumnya untuk satu atau lebih sesi diskusi. Merupakan tugas moderator untuk mengamati bahwa peserta mengikuti panduan study circle. Moderator bertanggung jawab untuk membantu kelompok mengikuti format pertemuan dan untuk menjaga diskusi tetap berjalan. Moderator mingguan yang ditunjuk tidak perlu menjadi orang yang menyajikan topik.
  9. Sebuah pertanyaan spesifik hendaknya diajukan kepada kelompok dalam diskusi. Pertanyaannya sebaiknya menyangkut aspek praktis kehidupan rohani. Dalam lingkaran kecil, lebih dari satu pertanyaan dapat diajukan jika waktu memungkinkan. Hal ini membantu untuk mengambil beberapa menit perenungan pada pertanyaan tersebut sebelum memulai diskusi

 

Saran Untuk Fasilitator

  1. Baca sebelumnya untuk materi yang akan didiskusikan agar mendapat pemahaman umum terhadap arah dan topic Study Circle
  2. Jangan memulaisesi dengan pengetahuan dan pemahaman anda terhadap topic diskusi. Bilamana memulai bab baru, anda boleh memberi kerangka umum topic. Tapi ingatlah peran anda hanyalah fasilitator bukan narasumber.
  3. Secara ringkas, sampaikan hasil diskusi minggu lalu untuk perserta yang mungkin tidak bias hadir pada waktu itu.
  4. Bilamana anda mengalami kesulitan memahami materi atau topic, tanyakanlah pada yang tahu sebelum Study Circle dilaksanakan
  5. Fokuslah pada tujuan Study Circle, yaitu untuk menggabungkan setiap pendapat peserta dan menemukan kebenaran bersama yang dapat mengikat semua peserta
  6. Jangan biarkan seorang peserta mendominasi Study Circle. Pastikan setiap peserta memberi komentar sekitar satu menit, sehingga setiap peserta mendapat kesempatan yang sama untuk berbagi
  7. Lakukanyang terbaik untuk memastikan komentar bergulir dalam lingkaran peserta. Ingatkan dengan lembut untuk peserta menunggu gilirannya berkomentar. Kadangkala ada peserta yang ingin memotong komentar peserta lain, dan kalau hal ini terjadi, gunakan hak penilaian anda untuk memutuskan.
  8. Pastikan tidak terjadi diskusi yang simpang siur dan kacau. Hindari penggunaan kata seperti “Benar” atau “Salah”. Berusahalah untuk mencapai kesatuan
  9. Cobalah untuk mendorong setiap peserta berbagi pedapat dan pengalamannya. Janganmemaksa, tetapi lakukan ini kalau peserta merasa nyaman​