BHAKTI ANAK merupakan tema dari perayaan Imlek 2020 yang dilaksanakan di Prashanti Nilayam tanggal 31 Januari – 2 Pebruari 2020. Dan selama tiga hari tersebut sejumlah program dipersembahkan. Yang special di tahun ini adalah Indonesia menjadi host Perayaan ini dengan di dukung oleh negara-negara dari SSIO Zone 4 lebih kurang  500 bhakta (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Hongkong dan dari Asia Timur lainya).

Perayaan Tahun Baru Cina telah dimulai di Prasanthi Nilayam pada tahun 1997, dan sejak itu, telah menjadi jadwal reguler dalam kalender Prasanthi yang meriah.

Hari Kedua Sore (01/02/20) Setelah persembahan hari pertama yang berkilauan tadi malam, kontingen bhaktaof Tionghoa untuk meraykan Tahun Baru Cina di Prasanthi tahun 2020 sore ini mempresentasikan sesi puncaknya dengan perpaduan antara persembahan spiritual-budaya.

Program dimulai pukul 17.00 dengan chating mantra Buddhis holistik, termasuk 'mantra hati', yang ditujukan untuk kesejahteraan dunia.

Berbicara di podium, Ketua, Zona 4 B SSIO, Bro. Manoj Kumar Singh, berbicara tentang legenda CNY, secara singkat dan menjelaskan tentang bagaimana perayaan ini berlangsung. Hadiah Swami Terbesar adalah Cinta kasih-Nya, dan kita semua menerima cinta ini. Dia juga membuat permohonan yang kuat ke hadirin untuk berdoa demi keselamatan orang-orang Cina dari virus Corona yang mematikan.

Sebuah persembahan orkestra Tiongkok, diikuti oleh Chuan Yee dari Malaysia sebanyak empat lagu CNY tradisional dan tiga bhajan. Musik virtuoso pada berbagai instrumen Tiongkok berpartisipasi dalam orkestra, menjadikannya sebuah malam musikal Cina harmonis yang unik.

Presentasi terakhir untuk CNY 2020 adalah persembahan drama oleh para bhakta Indonesia, berjudul ‘Heaven Lies At The Feet Of The Mother.’

Drama ini menggambarkan seorang putra yang serakah dari seorang ibu yang baik hati, yang hanya memikirkan masalah uang. Pada malam CNY sebagai keluarga bertemu untuk reuni tradisional, Johny sebagai aktor utama  bersikap arogan dan tidak peduli pada ibunya dan orang lain dalam keluarga. Ibunya mengalami kecelakaan, tetapi Johny tidak peduli, meminta kakak laki-lakinya Rudy untuk mengambil alih untuk urusan bisnis dan uangnya. Rudy percaya pada cara menghasilkan yang benar, dan saudaranya Johny justru sebaliknya, mencintai cara ilegal untuk akhir yang tidak bermoral. Terjadi perdebatan sengit dengan Johny yang berubah arogan, menjadi emosional.

Tak lama kemudian Johny terjebak dalam praktik korupsi terkait bisnisnya, mengakibatkan keracunan makanan. Johny yang arogan berubah menjadi kasar. Hati sang ibu meleleh karena berita buruk itu, mengalir dengan cinta yang murni.

Membebaskan putranya dari masalah, sang ibu membayar kompensasi. Gembira dengan 'kemenangannya', Johny berubah menjadi lebih sombong hanya karena bibinya ikut campur.

 

Kembali ke akal sehatnya, Johny bergegas ke ibunya, yang kritis di rumah sakit. Melipat tangannya untuk pertama kalinya ketika Johny memohon kepada dokter, dokter memintanya untuk pergi ke jalan terakhir yaitu Bhagawan Sri Sathya Sai Baba.

 

Penuh dengan pertobatan, Johny terlibat dalam percakapan yang menyedihkan dengan Bhagawan, berdoa, dan memohon atas nama ibu tercinta. Bhagawan yang penuh belas kasihan menjanjikan cinta-Nya yang tulus, di bawah 'satu syarat' bahwa Johny tidak akan pernah membuat ibunya meneteskan air mata pun.

Johny setuju, dan Bhagawan menghidupkan kembali sang ibu untuk hidup kembali. Sungguh, Langit Terletak Di Kaki Ibu.

Bhajan Cina-Prasanthi yang penuh perasaan dilanjutkan, dan sesi berakhir dengan Mangala Arathi dihadapan Bhagawan.