12. Tanpa Bhakti Engkau Tidak Dapat Memahami Tuhan


     Bakti adalah sumber asal kedamaian batin. Jika setiap orang menanamkan (benih) bakti ini dalam hatinya, memeliharanya dengan baik dan penuh perhatian, maka ia akan menuai panen kebajikan dan keselarasan. Bakti adalah jalan yang terbaik dalam keadaan (dunia) masa ini.

     Itulah sebabnya (kitab) Bhāgavata sarat dengan bakti; tanpa bakti engkau tidak dapat memahami Tuhan. Bahkan kekuasaan dan kekuatan Tuhan, betapa pun agung dan dahsyat, jika hendak melindungi dan membantu perkembangan dunia, harus mengejawantah dalam wujud manusia. Karena hanya dalam wujud manusia itulah Beliau dapat dihormati serta diabdi dan ajaran Beliau dapat didengarkan serta dicamkan. Mereka yang tidak memiliki bakti akan menganggap pengejawantahan Tuhan sebagai manusia biasa karena mereka tidak mampu memahami prinsip yang mutlak (paratattva). Itulah sebabnya dalam Bhagavad Gītā dikatakan sebagai berikut.

                  Avajānanti māṁ mūḍhā mānuṣīṁ tanum āśritam param bhāvam ajānanto mama bhūta-maheśvaram​

                 ‘Mereka yang pandir tidak menghiraukan Aku yang mengenakan wujud manusia.

                 (Mereka) tidak tahu bahwa sebenarnya Akulah Tuhan penguasa segalanya’.

                 (Bhagavad Gītā 9:11).​

     Manusia lalai dan tidak memiliki keyakinan mantap pada pernyataan yang tidak ternilai semacam itu. Ini merupakan dosa sakrilegi yang paling buruk, tidak menghormati kesucian dan kebesaran Tuhan. Bila dipertimbangkan dan dinilai sebagaimana mestinya, dari segala negara (di dunia), Indialah yang paling suci. Upacara yajña dan yoga yang sarat makna yang berasal dari negeri ini, pandangan hidup yang diikuti oleh orang-orang di sini, tidak terdapat di negara lain atau dalam sejarah bangsa lain. Usaha kerohanian yang demikian intensif, kepustakaan spiritual yang sangat berguna, semuanya berasal dari pengalaman bangsa ini! India menduduki peringkat utama dalam bidang ini. Negeri ini merupakan tempat asal keempat Veda, keenam Darśana ‘sistem filsafat’, kedelapanbelas Purāṇa, dan kitab-kitab yang berisi ulasan  kaum  arif bijaksana. Selain itu juga ada disiplin dan metode latihan yang diajarkan oleh jiwa-jiwa agung. Mereka telah memperoleh jawaban atas pertanyaan- pertanyaan seperti: apakah arti kehidupan? Apakah makna Tuhan? Perubahan apakah yang terjadi pada jiwa setelah meninggalkan raganya? Dan sebagainya. Tidak ada tempat yang lebih sesuai untuk para resi dan mahatma daripada India. Di negeri ini ada orang-orang yang telah menghayati segala tingkat kebahagiaan rohani. Bangsa India memainkan peran utama dalam menyebarkan ajaran ahimsa ‘tanpa kekerasan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan’ yang diajarkan dalam Buddhisme. Indialah tanah kelahiran Buddha. Penghayatan spiritual, intisari kitab-kitab Śāstra,  dan filsafat kebijaksanaan yang abadi dari negeri ini dihargai oleh negara-negara lain. Meskipun demikian ada orang-orang India yang tidak menyadari nilainya.

     Mereka membuang-buang sari (budaya) yang tidak ternilai ini dan mengeringkannya. Bagaimanakah nasib orang-orang semacam itu? Maka bangkitlah kalian semua yang ingin menempuh jalan kerohanian! Benamkan dirimu dalam latihan rohani! Teguhkan imanmu! Kembangkan keyakinanmu! Milikilah kedamaian batin! Penuhi hidupmu dengan kebahagiaan jiwa! Nikmatilah penghayatan diri yang sejati! Bangkitlah! Jangan ditunda lagi!