34. Pembinaan sifat-sifat baik


Tahap kedua dalam rāja yoga ‘pembinaan sifat- sifat baik’ yang meliputi :

  1. shauca ‘kemurnian lahir batin’,
  2. santoṣa ‘selalu riang’,
  3. tapa ‘melakukan tirakat atau japa’,
  4. svādhyāya ‘mempelajari kitab-kitab kerohani- an’
  5. Īshvaraprānidhāna ‘pasrah diri kepada Tuhan’.

     Meskipun demikian Aku akan menjelaskannya sebagai berikut. Niyama adalah kasih yang mantap kepada Tuhan, sepanjang waktu, dan dalam segala keadaan. Dalam Nārada Bhakti Sūtra hal ini disebut bentuk kasih yang paling luhur.

     Hanya bila engkau memiliki kasih yang semantap itu kepada Tuhan, maka engkau akan memperoleh juga kemurnian, keriangan, (semangat untuk melakukan) tirakat, mempelajari kitab-kitab kerohanian, dan kepasrahan kepada Tuhan seperti yang disebutkan oleh Patañjali. Bila engkau menguasai tahap pengendalian diri (yama), kebahagiaan dan kedamaian akan menjadi milikmu. Mereka berasal dari sumber segala kebahagiaan dan kedamaian yaitu Tuhan Yang Mahatinggi, yang merupakan eksistensi, pengetahuan, dan kebahagiaan.

     Kedua keadaan ini (kebahagiaan dan kedamaian) tidak berasal dari objek-objek dunia materiel yang kering. Tuhan adalah kemanisan (raso vai saḥ), Tuhan adalah kebahagiaan (ānandam vai Brahma), demikian dikatakan dalam kitab-kitab Upaniṣad. Hanya di dalam Tuhan dan melalui Tuhanlah dunia materiel ini diberkati dengan secercah kegembiraan. Tuhan yang merupakan kemanisan dan kegembiraan paling lengkap dan sempurna, merupakan dasar bagi segala kebahagiaan duniawi. Tanpa dasar itu, dunia kasat mata yang fana ini tidak akan dapat memberikan kemanisan dan kegembiraan bagi orang-orang yang bersifat keduniawian! Tanpa dasar kemanisan Tuhan pastilah dunia ini teramat pahit. Karena sekelumit kemanisan yang diberikan oleh objek-objek duniawi berasal dari samudra nektar tersebut (Tuhan).

     Peminat kehidupan rohani yang telah mantap dalam niyama akan memiliki ciri khas sebagai berikut. Ia akan bergaul dan bersahabat dengan orang-orang yang telah mencapai penghayatan Tuhan. Dengan rendah hati dan amat bersungguh-sungguh ia akan ber- diskusi dengan mereka mengenai sifat-sifat Tuhan Yang Mahabesar. Ia rindu dan ingin menghayati kenya- taan sejati. Kasihnya kepada Tuhan teguh dan mantap. Sādhaka seperkasa itu tidak akan terpengaruh oleh cemoohan atau pujian, angin, hujan, atau panas, oleh penghormatan atau penghinaan. Mereka akan me- nempuh jalan menuju kebebasan tanpa kelekatan pada apa pun juga kecuali tujuan satu-satunya yaitu kebaha- giaan manunggal dengan Tuhan.

     Sādhaka yang telah mencapai tahap niyama akan bersedia mengorbankan apa pun juga untuk memperoleh jñāna. Ia akan bergegas pergi ke mana saja untuk mendengarkan pembicaraan mengenai Tuhan. Ia mematuhi setiap petunjuk yang diberikan oleh orang-orang bijaksana. Ia akan bersahabat dengan mereka yang dapat mengajarkan pengetahuan kesadaran tertinggi seakan-akan hanya merekalah teman karibnya. Ia bersedia menghadapi segala kesulitan untuk memenuhi keinginan mereka. Inilah ciri khas peminat kehidupan rohani yang telah mencapai niyama.