7. Orang yang Baik adalah Orang yang Bijaksana


   Jñāna berarti pengertian, tetapi bukan sekadar prestasi kecerdasan. ‘Makan’ bukanlah sekadar meletakkan makanan di atas lidah. Kegiatan makan hanya bermanfaat bila makanan itu dikunyah, ditelan, dicernakan, diserap ke dalam darah, kemudian diubah menjadi otot dan tulang, tenaga serta kekuatan. Demikian pula pengetahuan tentang Tuhan atau jñāna harus meresapi, menguatkan, dan menyegarkan seluruh kehidupan kita. Hal itu harus diekspresikan melalui seluruh indra kegiatan (karmendriya) dan kelima indra persepsi (jñānendriya). Inilah tingkat tinggi yang harus diraih manusia.

   Sekadar mengumpulkan pengetahuan tidak membuat manusia menjadi arif. Hanya orang yang mempunyai sifat- sifat baik (sadguna) sajalah yang dapat disebut arif bijaksana.

   Agar dapat melakukan pelayanan tanpa pamrih​ (sevā), kita harus memenuhi kebutuhan indra dalam batas-batas tertentu. Kita dapat melakukan kegiatan ini sebagai pengurbanan (yajña). Agar mesin badan ini dapat bekerja, diperlukan bahan bakar yang berupa makanan. Makanan itu sendiri bukanlah pengurbanan, tetapi makanan memungkinkan manusia melakukan pengurbanan. Karena itu, kegiatan makan tidak boleh dipandang rendah seolah- olah hanya memenuhi selera rakus. Kegiatan makan merupakan suatu bagian dari pemujaan kita kepada Tuhan.

   Puja bukanlah sekadar memetik bunga dan me- letakkannya di atas altar. Tukang kebun yang bekerja keras memelihara tanaman yang menghasilkan bunga-bunga itu juga pemuja Tuhan. Badan hanya dapat berfungsi bila diberi makanan. Bahkan sarana untuk suatu pengurbanan itu pun merupakan yajña (pengurbanan).​

   Sesungguhnya semua kegiatan merupakan pengurbanan bagi Tuhan bila perbuatan itu termasuk dalam ketiga golongan di bawah ini:

  1. bila engkau menggunakan dunia untuk memuja Tuhan,
  2. bila  engkau  bekerja  untuk  membina  kedamaian dan​ keadilan dalam masyarakat,
  3. bila engkau mengendalikan dan menyelaraskan fungsi- fungsi tubuhmu.​​​

   Kegiatan dalam golongan pertama sama dengan upacara pengurbanan (yajña). Kegiatan dalam golongan kedua merupakan amal (dana), dan kegiatan dalam golongan ketiga merupakan olah tapa. Semua perbuatan manusia harus disalurkan ke arah tujuan ini.