8. Kebenaran adalah Tuhan


   Untuk mencapai tingkat ini, engkau memerlukan hidup yang bersusila sebagai landasan. Hidup yang bersusila didasarkan pada pemilah-milahan antara hal-hal yang benar dan yang tidak benar, yang sementara dan yang kekal. Bila orang mengambil mutiara dari dalam tiram, biji mutiara itu disimpan sedangkan kulit kerangnya dibuang. Demikian pula engkau harus menerima hakikat kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak penting, Selain itu, diperlukan baik daya upaya manusiawi maupun karunia Tuhan. Berusahalah agar selalu ingat bahwa badan dan diri yang sejati itu berbeda. Merenungkan hal ini merupakan latihan rohani yang sangat bermanfaat. Viveka atau pemilah-milahan semacam ini diperlukan dalam semua aspek kehidupan, baik kehidupan duniawi maupun rohani. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menyadari kebenaran, yakni kebenaran yang bertahan dalam penciptaan, kehidupan, dan pemusnahan, kebenaran yang merupakan Tuhan Sendiri.

   Untuk mengabdi Tuhan Yang Mahatinggi, engkau harus mengikuti diet makanan yang murni. Mengenai makanan ini, penekanannya harus pada kualitasnya, walau tentu saja kuantitas tidak dapat diabaikan pula. Mengapa makanan diperlukan? Karena engkau memerlukan tenaga untuk melakukan pelayanan tanpa pamrih. Agar pengabdian yang kaupersembahkan pada Tuhan dapat menghasilkan buah, diperlukan makanan, dan makanan itu harus murni. Engkauharus berhati-hati agar hanya makan makanan yang murni.

   Dengan demikian, engkau harus selalu mem-perhatikan kebiasaan dan perangai karaktermu. Kemudian keterikatan pada badan akan lenyap dan kebahagiaan Tuhan dapat diraih dengan mudah.

   Manusia harus mempraktekkan berbagai ke-wajiban yang telah diuraikan di atas sebelum ia dapat benar- benar mencapai kesadaran diri yang sejati. Hanya dengan menempuh hidup spiritual ini orang dapat menjadi murni, dan hanya sifat murni inilah yang memungkinkan manusia menyadari diri yang agung. Tanpa melakukan kewajiban- kewajiban spiritual ini, tidak ada gunanya menangis sedih karena engkau belum mengenal Tuhan.

   Bila orang belum pernah menghayati kemurnian kehidupan spiritual, ia tidak akan dapat memahami dan menghargai nilainya. Mungkin engkau beranggapan bahwa orang hanya dapat melakukan usaha spiritual setelah memahami nilainya, tetapi ini sama saja dengan mengatakan bahwa orang hanya boleh menceburkan diri ke dalam air setelah ia belajar berenang. Orang hanya akan dapat belajar berenang bila ia mencebur ke dalam air dengan mengenakan pelampung. Demikian pula, kenakan pelampung pada pikiranmu dan masuklah ke dalam sādhanā rohani tanpa rasa takut. Kemudian engkau akan memahami nilai usaha spiritual. Sifat dan keadaan jalan spiritual hanya diketahui oleh mereka yang telah menempuhnya. Mereka mengerti bahwa jalan kebenaran dan viveka akan membawa sādhaka menuju Tuhan. Orang yang belum pernah menempuh jalan ini dan mereka yang bahkan tidak menyadari adanya jalan spiritual itu, tidak akan dapat menjelaskannya bagi diri mereka sendiri atau bagi orang lain.

   Hanya Tuhanlah yang nyata. Tuhan adalah kebenaran. Tuhan adalah kasih. Bermeditasilah kepada-Nya sebagai kebenaran, sebagai kasih. Tuhan dapat disadari dalam wujud apa pun yang kaurenungkan. Bergaullah selalu dengan bhakta-Nya. Pergaulan yang baik dan suci ini akan menanamkan dan mengembangkan viveka serta penyangkalan diri. Hal ini akan menguatkan semangatmu dan mendatangkan kedamaian batin. Pikiran serta perasaanmu akan menunggal dengan Tuhan.

   Dalam segala hal yang kaulakukan, gunakan seluruh kekuatan serta bakat yang telah dianugerahkan kepadamu. Berbicara dan bertindaklah dengan jujur. Mungkin mula- mula engkau gagal. Mungkin engkau menghadapi kesulitan. Mungkin engkau menderita. Tetapi akhirnya pasti engkau berhasil dan mencapai kejayaan serta kebahagiaan. Aku teringat pepatah yang mengatakan, “Kebenaran selalu menang” (satyameva jayate nanrtam). Pernyataan ini benar sekali. Dengan tingkah lakumu, dengan cara hidupmu, engkau dapat menyadari kesunyataan, engkau dapat menyadari Tuhan.