KARMA


Di India orang menggunakan kata karma bila menyebutkan suatu perbuatan yang belum selesai bila energinya belum dihabiskan sama sekali dalam akibat perbuatan itu. Baba memberitahu kita bahwa berbagai perbuatan yang telah kita lakukan dalam kehidupan masa lampau yang tak terhitung jumlahnya, menimbulkan akibat yang akan menimpa kita, dan ini merupakan kekuatan karma yang sangat besar. Beliau berkata bahwa kelahiran kita sekarang ini terjadi karena dorongan kekuatan karma, dan sebelum kita bebas dari jaringan aksi serta reaksi yang kusut, maka nasib kita yang diakibatkan oleh karma itu akan terus berlangsung selama ribuan tahun, hingga akhirnya kita bebas.

Dunia kita mengapung di atas lautan informasi yang luas, tetapi informasi hanyalah data yang mentah; penyaringan informasi itulah yang menghasilkan pengetahuan. Pada zaman dahulu, penyaringan informasi oleh orang-orang suci dan kaum bijak menghasilkan pengetahuan yang unggul tentang kehidupan manusia; pengetahuan untuk membebaskan diri dari putaran roda aksi dan reaksi yang tiada akhirnya. Sebelum semua itu dilaksanakan, kita tidak tahu apa yang merupakan ciptaan, bersifat sementara, dan karena itu tidak nyata; dan apa yang tidak diciptakan, abadi, dan nyata. Sebagaimana pada masa lalu, demikian juga sekarang. Satu-satunya pengetahuan yang layak disebut demikian adalah pengetahuan mengenai cara untuk membebaskan diri dari penjara perbuatan dan akibatnya. Tanpa pengetahuan ini, informasi yang kita kumpulkan setiap hari adalah lautan tempat kita tenggelam, dan tempat kita akan mati, menemui ajal dalam keadaan bodoh dan tidak berdaya seperti pada waktu kita lahir. Sekarang, hari ini, obat mujarab yang berharga itu, pengetahuan (yang membebaskan), akan menjadi milik kita, jika kita cukupterbangununtukmenggapaidanmeraihnya. Pengetahuan yang berharga ini tersedia untuk kita dalam ajaran makhluk luar biasa, Sri Sathya Sai Baba yang suci. Sekarang, setelah kita mengenal Baba, kebebasan sepenuhnya dari perputaran roda kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali, bisa kita capai dalam kehidupan yang singkat ini, jika kita memiliki nalar yang baik untuk memperhatikan ajaran Beliau dengan sungguh-sungguh, dan mempunyai kemauan untuk menerapkan ajaran itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi, jika kita lalai dan kurang perhatian, lalu mengabaikan kesempatan yang luar biasa dan unik ini, siapa yang dapat mengatakan ke mana dan berapa jauh kita akan terbawa oleh badai konsekuensi yang siap menimpa dalam kelahiran kita selanjutnya? Mungkin timbul keraguan, apa yang telah dilakukan, sudah terjadi, dan kekuatan perbuatan buruk itu akan berlangsung dengan sendirinya. Bagaimana mungkin sekarang, hal yang telah terjadi bisa dihapus? Baba memberikan jawab yang berlaku untuk setiap orang, tanpa memandang usia, ras, dan kebangsaannya. Beliau berkata bahwa benih tidak akan tumbuh, jika ditutup tanah terlalu banyak. Dalam konteks yang sama, benih perbuatan buruk tidak akan tumbuh menjadi peristiwa yang menyakitkan dalam hidup kita, jika benih itu ditutup dalam- dalam dengan pelayanan yang penuh kasih kepada mereka yang membutuhkan makanan, keberanian, kasih, dan pertolongan. Beliau berkata bahwa perbuatan baik yang dilakukan seumur hidup akan menutup banyak sekali dosa masa lampau. Terus menerus bekerja melayani dan menolong orang lain dengan penuh kasih akan menutupi benih-benih perbuatan dosa dan kesalahan masa lalu, jadi benih perbuatan buruk itu akan mati dan tidak tumbuh menjadi lingkaran kesengsaraan yang baru.

Pertanyaan yang sering diajukan kepada Baba adalah, “Bagaimana dengan kumpulan seluruh karma masa lampau kita yang akan segera terjadi? Dapatkah beban akibat  karma  baik dan buruk yang akan segera terjadi, dibakar seketika hingga kering dan dengan demikian dibuang dalam sekejap?” Jawabnya agaknya adalah, “Ya, itu bisa, tetapi mungkin tidak akan terjadi.”

Untuk pertanyaan ini, Baba telah beberapa kali memberikan jawaban yang sama. Beliau berkata bahwa  tidak  ada  apa  pun dalam ciptaan ini, termasuk aneka perbuatan masa lalu yang energi reaksinya belum habis, dapat menahan kekuatan kehendak Tuhan. Namun, kelihatannya Tuhan tidak akan melenyapkan seluruh karma dari kehidupan seseorang. Baba telah mengatakan bahwa manusia belajar dari perbuatan dan akibatnya, dan jika Beliau sering menghapuskan akibat-akibat karma hanya dengan berkehendak, hal itu akan membatalkan evolusi yang progresif.  Dengan  bahasa  yang  sederhana, yang dimaksud adalah, jika aturan permainannya dilanggar, permainan itu akan berakhir ... tidak ada lagi permainan; permainan itu adalah evolusi progresif. Meskipun demikian, Baba telah menjelaskan bahwa jika (kesadaran) aku yang sekarang berfungsi, sang ego, menyerahkan diri kepada Tuhan pada saat menyadari dirinya yang sejati, semua karma dilampaui. Badan orang yang telah mencapai kebebasan (dari lingkaran kelahiran dan kematian) ini mungkin tetap hidup sesuai dengan umur yang telah ditakdirkan baginya, dan bertingkah laku seperti orang lain, tetapi kesadarannya, yang pada saat kebebasan (atau pencerahan)  meninggalkan  individualitasnya,  tidak  lagi menyamakan dirinya dengan badan. Pada saat itu ada kebebasan yang tak terhalang. Akan tetapi, jangan dianggap bahwa ini berarti tidak ada tempat perhentian di jalan di antara menderita akibat karma sepenuhnya, dan kebebasan mutlak pada saat mencapai kesadaran Tuhan. Jika dalam bakti kepada Tuhan, kita mengabdikan hidup kita kepada-Nya, berdoa agar kehendak-Nya terjadi, maka Beliau akan melunakkan akibat- akibat perbuatan kita pada masa lampau yang  seharusnya  kita alami (dalam kehidupan sekarang). Hal-hal yang tidak menyenangkan, kesulitan, kecelakaan, dan penyakit tetap akan kita alami, tetapi kita tidak akan tersentuh oleh bencana besar. Hal ini sudah lama dialami oleh para bakta Sai. Baba menerangkannya dengan perumpamaan obat yang disimpan dalam lemari obat. Di dunia yang kasat mata ini segala sesuatu terus mengalami perubahan seiring dengan berlalunya waktu. Demikian pula, dengan berlalunya waktu, obat yang disimpan dalam lemari akan kedaluwarsa sehingga potensinya berkurang dan tidak memberikan pengaruh yang kuat, walaupun akhirnya obat itu kita makan. Baba mengubah akibat-akibat karma yang seharusnya dialami bakta Beliau dan orang-orang yang menyerahkan diri pada kehendak Tuhan, menjadi obat yang kedaluwarsa, dan dengan demikian memperlunak akibatnya.

Pertanyaannya adalah, “Mungkinkah kita mendapatkan kebebasan mutlak dari segala karma?”Baba menjawab,“Ya.”Sama sekali bebas dari ketidaktahuan dan ketidakbenaran tentang kenyataan diri sejati akan menganugerahkan kebebasan dari segala karma. Kebebasan yang suci itu siap untuk kita. Marilah kita menjadi bijaksana dan menerimanya.