BEPERGIAN DENGAN BABA


 

Setiap perjalanan dengan Baba terasa sangat menggem- birakan dan menarik seperti ekspedisi yang hebat. Seolah-olah kami menyertai seorang maharaja amat berkuasa yang sedang meninjau wilayahnya, atau seperti berada dalam kelompok dekat seorang bintang film yang paling menarik, mempesona, dan terkenal sepanjang waktu.

Sementara mobil Beliau meluncur di sepanjang jalan, para petani yang sedang bekerja di ladang meninggalkan pekerjaan mereka dan mulai berlari untuk mencegat kendaraan Beliau. Bagaimana mereka bisa tahu siapa yang berada di dalam mobil? Tidak ada pemberitahuan, dan pada masa itu mobil Beliau hanya sedan biasa. Apakah kekuatan Baba yang sulit dipahami dan keindahan kehadiran Beliau membuat para petani itu menjadi peka dan tajam pengamatannya? Atau apakah mereka tertarik kepada Swamiji di luar kehendak mereka sendiri, seperti serbuk besi yang tertarik magnet? Saya selalu merasa heran dan sangat terharu bila melihat kejadian ini.

Sementara mobil melewati berbagai desa di sepanjang perjalanan, seakan-akan ada orang suruhan yang sudah pergi ke situ lebih dahulu untuk mengumumkan rencana perjalanan Baba. Pasti ada beberapa orang yang meneruskan pekerjaannya atau tetap tinggal di rumah mereka, tetapi tampaknya setiap orang: pria, wanita, dan anak-anak berdiri di sepanjang tepian jalan menunggu Baba. Orang banyak berdesakan di jalan, dan mobil harus merangkak perlahan-lahan. Tangan dan wajah-wajah ditekankan ke kaca mobil, apa pun dilakukan agar dapat melihat Sang Avatar, walaupun hanya sekilas. Setelah mobil sampai di batas desa dan mulai melaju lagi dengan cepat, orang-orang desa itu tidak tinggal diam, tetapi sebaliknya, mulai berlari agar tetap dekat dengan Baba selama masih mungkin. Bagaimana orang-orang desa itu bisa tahu? Tidak ada seorang pun yang memberitahu mereka. Pasti ada desas-desus entah dengan cara bagaimana, tetapi jika demikian, bagaimana mungkin kabar itu menyebar demikian jauh dan cepat?

Bila mobil tiba di sebuah kota atau kota besar, banyak sekali orang yang berkumpul. Mereka penuh semangat, berlinang  air mata, dan penuh kerinduan hati. Di rumah mana pun yang dikunjungi Baba, orang banyak berkumpul dan menunggu kedatangan Beliau. Selama Baba tinggal di sana, pemerintah setempat harus berjuang mengatasi masalah kemacetan lalu lintas yang parah. Namun, banyak polisi juga bakta Beliau, sehingga sulit bagi mereka untuk bersikap keras terhadap orang banyak.

Suasana perasaan orang-orang itu bukannya penuh rasa ingin tahu, melainkan takjub, hormat, dan penuh bakti. Semua mata terpusat kepada Baba bila Beliau terlihat. Orang banyak itu diliputi rasa haru, air mata mereka berlinang-linang, dan mereka bersujud memberi hormat kepada Sri Sathya Sai Baba serta di dalam hati memohon karunia Beliau. Ini adalah pemandangan luar biasa dan suatu pengalaman yang unik.

Sekarang di negara-negara Barat, Tuhan diingkari dan manu- sia mengandalkan dirinya sendiri. Ia membesar-besarkan kecer- dasannya sendiri, rasa petualangannya, dan membanggakan diri pada kemajuan yang telah dicapainya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, kecerdasan tanpa ketenangan dan keseimbangan batin akan menyebabkan orang-orang memenuhi rumah sakit jiwa. Kedamaian lenyap dari hati para pria dan wanita, harmoni sosial menjadi impian yang jauh, kerukunan internasional adalah khayalan yang dikejar oleh beberapa orang. Manusia pergi ke bulan, tetapi tidak menyelidiki kesadaran batinnya sendiri, tidak memahami, membersihkan, dan mengendalikannya.