CHINA KATHA 1
WANITA LEBIH PENUH PENGABDIAN DARI PADA PRIA
Kasih sayang keibuanlah yang mendorongnya menyuruh suaminya, Kuchela pergi menghadap Krishna agar anak-anaknya bisa mendapatkan makanan yang layak. Ia mempunyai kepercayaan terhadap Krishna. Kuchela ragu-ragu dan menyanggah bahwa mungkin Krishna tidak mengenalnya lagi, tidak ingat kepadanya, tidak mengundangnya masuk atau tidak menerima penghormatannya. Sang istri mendesak suaminya agar tidak ragu-ragu dan berjalan terus, setidak-tidaknya sampai di gerbang istana Krishna. Ia yakin bahwa Krishna akan memanggilnya masuk, jika ia berusaha sedikit saja. Kuchela sedemikian gugupnya sehingga ia hanya bisa dibujuk untuk pergi sampai ke pintu gerbang saja.
Setelah diputuskan bahwa Kuchela akan pergi, istrinya mengambil beras sedikit dari tempat simpanan yang disediakannya untuk cadangan jika ada keperluan yang mendesak, hanya segenggam saja. Beras itu direbusnya, dijemur dan kemudian digoreng, lalu ditumbuk dengan alu untuk menyiapkan "nasi tumbuk" yang kata Kuchela adalah makanan kegemaran Krishna ketika masih sekolah. Nasi tumbuk ini dibungkusnya dengan ujung kain baju yang dikenakannya dan Kuchela pun berangkatlah. Setiap langkah, rasa takutnya pun semakin bertambah. Seorang bhaktha yang sejati seharusnya tidak ketakutan seperti itu. Ia harus mendekati Tuhan sebagai haknya dan layak mendapat rahmat yang harus diberikan kepadanya.
Tentu saja, Tuhan mencurahkan belas kasihnya pada Aartha dan Artharti sebagaimana pada Jijnaasu dan Jnani. Aartha adalah orang sakit dan menderita; aartharti adalah orang yang amat melarat yang mencari kemakmuran dan peruntungan. Maka dipanggilnya Kuchela dengan kegembiraan yang meluap-luap dan diingatkannya teman lama tersebut pada masa bahagia ketika dahulu mereka masih bersekolah bersama-sama di bawah asuhan guru. Bahkan ketika Kuchela berusaha menyembunyikan persembahannya yang sederhana, yang terikat di ujung bajunya yang compang-camping, Krishna mengambil barang tersebut dan mulai memakannya dengan amat berselera. Bhakti menyebabkannya terasa amat lezat bagi Tuhan.
Diceritakan bahwa Rukmini Dewi memegang tangan-Nya ketika Krishna mengambil suapan yang ketiga. Alasan yang biasanya diberikan oleh para juru tafsir yaitu Rukmini khawatir semua kakayaan Krishna akan jatuh ke Kuchela jika Krishna memakannya beberapa suap lagi! Betapa bodohnya pendapat itu! Seakan-akan kekayaan Tuhan dapat habis, seolah-olah dia khawatir jika para bhaktha mengambil semuanya, seakan-akan Ibu Jagad Raya kikir memberikan anugerah-Nya. Ini sama sekali tidak benar. Sebab yang sebenarnya mengapa Rukmini memegang tangan Krishna yaitu; Rukmini menuntut bagiannya dari persembahan sebuah hati yang penuh pengabdian. Rukmini menghendaki sebagai untuk dirinya sendiri. Ia berhak mendapat bagian.
Kuchela meninggalkan Dwaraka dengan agak kecewa, karena ia tidak diberi hadiah atau janji akan diberi bantuan. Ia sedih ketika ingat keluarganya dan anak-anaknya yang kelaparan. Ia begitu tenggelam dalam kesedihan sehingga tanpa sadari ia telah melewati rumahnya yang telah mengalami perubahan besar. Dalam semalam saja telah berubah menjadi gedung besar. ketika istrinya melihatnya, dipanggilnya Kuchela dan ia menceritakan bagaimana secara tiba-tiba kebahagiaan dicurahkan pada mereka karena rahmat Krishna.