SĀDHANĀ, LATIHAN SPIRITUAL KITA
Baba memberitahu kita, “Di seluruh alam semesta ini tidak ada planet lain yang mempunyai bentuk kehidupan manusia atau bentuk kehidupan seperti manusia. Semua kehidupan boleh menginginkan kelahiran sebagai manusia karena hanya melalui kelahiran sebagai manusialah ia dapat menyadari Tuhan. Sekarang inilah kesempatan untuk mencapai tujuan hidup kita yang sesungguhnya.
Jika karena suatu alasan yang hanya diketahui Baba, kita percaya kepada Beliau, dan apa pun yang terjadi, kita memutuskan untuk menyingkirkan ketidakbenaran, lalu apa yang kita tunggu lagi? Sebagian besar dari kita berada dalam keadaan ini. Kita diberitahu bahwa kita adalah (perwujudan) Tuhan, tetapi karena kita tidak dengan segera atau dengan pasti menyadari diri kita sebagai (perwujudan) Tuhan, lalu apa yang harus kita lakukan?
“Apa yang harus dilakukan,” di jalan menuju kesadaran Tuhan disebut sādhanā.
Tuhan adalah kebenaran, dan kita bermaksud mengenal-Nya sebagai kebenaran. Untuk mengetahui kebenaran, kita harus tidak mempercayai ketidakbenaran. Jika setiap ketidakbenaran disingkirkan, jika segala sesuatu yang mengalami perubahan dan karena itu tidak abadi disingkirkan, maka jika ada yang tersisa, pada waktu itu kita bisa bertanya kepada diri sendiri apakah tujuan kita telah terlihat. Sesuatu yang tidak pernah berubah, yang akan tetap sama besok dan selamanya, bisa dipercaya. Kita bisa mengandalkannya, mencintai, dan mempercayainya tanpa takut dikhianati; kita dapat menyanjungnya tanpa henti, itulah dasar yang selalu kokoh, tidak pernah berubah, oleh karena itu disebut kebenaran.
Baba memberitahu kita bahwa Tuhan adalah kebenaran tersebut, bahwa Tuhan itu nyata dan ada di mana-mana. Beliau adalah Yang Maha Esa yang disebut oleh semua agama dan kepercayaan, dan kita sendiri tak lain adalah Beliau. Demikianlah, dari pernyataan Baba yang maha bijaksana dan mahatahu, kita dapat mengetahui bahwa diri sejati kita (yaitu kesadaran Tuhan) adalah tujuan latihan spiritual kita, dan bahwa jalan menuju kesadaran Tuhan adalah jalan dari diri kita sendiri menuju diri kita sendiri. Jalan itu berada di dalam kesadaran kita, bukan jalan yang harus ditemukan di dunia luar.
Siapakah yang harus menunjukkan jalan menuju kebenaran di dalam batin ini? Siapakah yang harus membimbing kita, siapa yang akan menjadi guru sejati bagi kita? Untuk pertanyaan ini, Baba menjawab, “Dewasa ini hanya ada satu guru sejati, yaitu Tuhan. Panggillah Tuhan.” Jika seruan kita penuh kasih dan tulus, Tuhan tidak dapat mengabaikan panggilan kita. Katanya ada orang yang lebih berkuasa daripada Tuhan sendiri, dan orang itu adalah bakta-Nya yang sejati. Tuhan tidak dapat menahan karunia bagi bakta-Nya yang sejati. Marilah kita maju selangkah saja ke arah Beliau, Beliau akan maju beberapa langkah ke arah kita. Baba memberitahu kita hal ini, dan kita bisa mempercayai- Nya. Kita dapat memulai latihan spiritual kita dengan penuh kepercayaan, tanpa takut atau khawatir, tetapi dengan riang dan penuh semangat.
Tuhan adalah kasih dan kasih Tuhan itu abadi. Kebencian, kemarahan, nafsu kama, kedengkian, dan sanak kerabatnya adalah kepentingan ego, dan tidak ada untuk selamanya. Jika kita ingin menyingkirkan sesuatu yang mungkin ada pada waktu itu, tetapi yang bersifat sementara dan karenanya tidak bisa dipercayai, bagaimana caranya? Jawab yang paling langsung, yang berasal dari Sri Sathya Sai Baba dan juga dari Krishna, Avatar zaman sebelumnya, yaitu dengan mencintai Tuhan dengan segenap hati. Serahkan segala perbuatanmu kepada-Nya, sais kereta kehidupan yang bersemayam di dalam batin kita. Pikirkan Ia selalu, dan tempuh hidupmu dengan bahagia tanpa mengkhawatirkan apa pun. Tuhan akan menjaga kita, dan pada waktunya jika pikiran dan hati kita telah dimurnikan, Beliau, Tuhan, akan menganugerahkan kebijaksanaan kepada kita dan akan mengakhiri lingkaran yang berlangsung sejak zaman dahulu, lahir, mati, dan lahir lagi dengan kesengsaraan yang menyertainya. Seandainya latihan spiritual ini tidak mungkin kita lakukan, pasti ajaran ini tidak akan diberikan kepada kita.
Jika Tuhan adalah kekasih hati kita, kita akan selalu memikirkan-Nya. Jika kita mencintai keindahan, Tuhan adalah contoh yang sempurna untuk segala keindahan. Beliaulah yang paling indah dari segala yang indah. Jika kita senang dikasihi, maka kasih Tuhan bagi kita tak terhingga indahnya. Jika kita mencintai kebenaran, maka Tuhan adalah dasar kebenaran dan kebijaksanaan.
Mungkin akan timbul pertanyaan, “Di manakah Tuhan?” Jawabnya adalah, dengan ramah Beliau akan berdiam di tempat yang kita kira adalah tempat Beliau berada. Beberapa bakta yang mulia bertanya, “Di manakah tempat tanpa kehadiran Tuhan?” Ke mana pun mereka memandang, Tuhan ada di sana. Pada suatu hari Draupadî berada dalam kesulitan yang besar dan dengan mendesak ia memanggil Tuhan agar menyelamatkannya. Tuhan datang, tetapi agak lambat. Draupadî menyalahkan Krishna, “Swami, saya memanggil Anda, mengapa Anda demikian lama?” Sebaliknya Krishna bertanya, “Di mana engkau mencari? Dari mana engkau memanggil Aku?” Ia menjawab, “Saya memanggil Anda dari tempat tinggal Anda di ibu kota kerajaan Anda.”Krishna menjawab, “Oh, itulah sebabnya! Aku harus berangkat dari sana ke sini. Jika saja engkau memanggil-Ku dari hatimu, tempat Aku selalu berada, Aku bisa segera menolongmu tanpa membuang waktu!”
Baba meyakinkan kita bahwa Tuhan memang demikian dekat dengan kita. Tuhan selalu berada di dalam hati kita dan kekasih kita yang sejati, walaupun kita mengingkari Beliau, dan walaupun kita membiarkan diri kita terpikat dengan benda- benda dan orang-orang yang bersifat sementara di dunia luar.
Untuk diri kita sendiri, mungkin kita merasa latihan spiritual kita lebih menarik daripada yang lain. Untuk alasan ini, Baba berkata, “Jangan menyalahkan guru-guru lain. Aku ada dalam diri mereka masing-masing.” Yang dimaksud yaitu, jika kita berpaling kepada Tuhan dalam wujud apa saja, Beliau akan menanggapi sesuai dengan kemampuan kita untuk menerima. Pada suatu waktu, pada awal usaha kita mencari kebenaran, dalam sādhanā kita, mungkin kita melakukan suatu latihan spiritual yang belakangan tidak sesuai lagi atau bahkan salah. Para bakta yang berpaling kepada Avatar zaman ini, Sri Sathya Sai Baba, akan diberikan beberapa latihan spiritual kuno. Kita boleh menggunakan salah satu di antaranya sesuai dengan minat kita, dan setiap latihan itu, yang mana saja, akan membawa kita dengan selamat menuju (kesadaran) Tuhan yang tidak terbatas, yang merupakan kebenaran akhir dan ada di mana-mana. Jika kita berpaling kepada Baba dan memohon bimbingan-Nya, Beliau akan menjadi guru spiritual kita yang sejati, dan akan membimbing serta melindungi kita.
Berbagai latihan spiritual yang mengagumkan diungkapkan kepada kita oleh Baba yang suci. Kita boleh menggunakan satu saja, atau beberapa kombinasi, sesuai dengan apa yang kita sukai, dan sama sekali aman. Pelaksanaan itu akan merupakan latihan rohani kita. Setiap sādhanā yang mengagumkan dan indah ini sama praktisnya baik sekarang maupun pada zaman dahulu. Setiap latihan rohani ini akan membawa kita dengan aman di jalan spiritual untuk menyadari Tuhan. Setiap sādhanā adalah jalan menuju kebahagiaan, karena guru spiritual kita, Baba kita yang suci, adalah kekasih hati kita. Beberapa latihan spiritual yang mengagumkan dan memberi penerangan itu diuraikan di dalam buku ini.