37. Tujuan Pengendalian Indera


     Lidah mengecap, mata melihat, telinga mendengar, kulit merasa, dan hidung menghidu. Setiap indera berfungsi seperti itu sepanjang hidup, bukan? Indera harus ditarik dari dunia luar atau dunia obyektif dan dipalingkan menuju kesadaran mental dalam dirimu atau budi. Patanjali dalam Yoga Sutra menyebut hal ini pratyaharam. Meskipun demikian, aku akan menjelaskannya juga dengan cara lain.

     Kesadaran adalah kekuatan utama yang mengatur kegiatan indera. Bila semua kegiatan indera ini selalu diarahkan ke dalam batin, itulah yang disebut pratyhara. Pikiran harus menyadari bahwa segala ciptaan ini maya, timbul dari maya, dipelihara dan dipertahankan oleh maya. Jika ini telah diinsafi, pikiran akan menarik persepsinya dari dunia indera dan membuang sikapnya yang keduniawian serta mementingkan diri sendiri. Sifat umum pikiran adalah tidak tetap, ragu-ragu, dan resah, berusaha mengejar kebahagiaan dan kedamaian, Ketika ia menyadari bahwa tujuan yang dikejarnya bersifat amat sementara dan tidak berarti, ia menjadi malu dan kecewa. Kemudian ia mulai menerangi dan menjernihkan kesadaran. Peminat kehidupan rohani yang telah mencapai tingkat ini akan mengamati dunia luar sebagai suatu drama yang besar. Pandangannya yang diarahkan ke dalam batin akan memberinya kegembiraan dan kepuasan sedemikian rupa sehingga ia akan menyesal karena telah membuang-buang waktu untuk kegiatan lahiriah dan mengejar kesenangan indera. Inilah yang disebut pratyahara atau 'pengendalian indera' yang sesungguhnya, yaitu pandangan kesadaran yang diarahkan secara langsung, tepat, dan terpusat kepada Tuhan yang bersemayam di dalam dirinya.