40. Tiada Apa pun Selain Tuhan
 (Menurut Patanjali, tahap terakhir dalam raja yoga adalah samadhi 'manunggalnya kesadaran sadhaka dengan Tuhan').
 Bila wujud diabaikan dan maknanya saja yang dihayati, itulah samadhi Inilah pendapat Patanjali. Hal ini juga dapat dijelaskan secara lain. Bila dalam meditasi engkau lupa pada dirimu sendiri dan kenyataan bahwa engkau sedang bermeditasi, maka engkau berada dalam keadaan samadhi. Itu berarti bila engkau manunggal dengan hal yang kaurenungkan, engkau memasuki tingkat yang disebut samadhi. Meditasi mencapai penyelesaian, pemenuhan, dan menjadi lengkap dalam samadhi. Ketika melakukan meditasi, engkau dapat maju melalui usaha yang keras, tetapi samadhi datang tanpa upaya. Ini merupakan tingkat yang tertinggi pada delapan disiplin atau jalan delapan tahap.
 Bila engkau menghayati bahwa sama sekali tidak ada perbedaan antara dirimu dengan Tuhan, bahwa mereka satu dan sama, maka engkau telah mencapai tingkat Samadhi yang tertinggi. Ini merupakan hasil meditasi yang telah matang, saat yang didambakan oleh para yogi. Samadhi merupakan penghancuran kekaburan batin, merupakan tanda rahmat Tuhan. Kerinduan yang tiada putusnya untuk menghayati Tuhan patut disambut dan ditingkatkan karena ini merupakan jalan untuk menghapus segala kesangsian.
 Ada dua macam Samadhi: savikalpa dan nirvikalpa. Dalam savikalpa, ketiga sifat yaitu orang yang menghayati, proses penghayatan, dan hal yang dihayati (masing-masing) tetap ada. Bila sadhaka (mencapai tingkat) penghayatan bahwa ia adalah Tuhan, proses penghayatannya pun Tuhan, dan yang dihayatinya juga Tuhan, maka tidak akan ada lagi keresahan atau kegiatan mental. Itulah yang disebut nirvikalpa samadhi.
 Samadhi 'manunggal dengan Tuhan' merupakan lautan yang dituju oleh segala latihan rohani atau disiplin spiritual. Ketujuh pancaran (atau tingkat usaha kerohanian yang telah dijelaskan sebelum ini) yaitu yama, niyama, asana, pranayama, pratyahara, dharana, dan dhyana, semua mendapatkan pemenuhannya dalam Samadhi. Segala jejak nama dan rupa lenyap dalam lautan itu. Ia yang mengabdi dan Ia yang diabdi, ia yang bermeditasi dan Ia yang menjadi objek meditasi, segala dualitas semacam itu lenyap dan musnah. Engkau bahkan tidak akan mengalami pengalaman itu; dengan kata lain, engkau tidak akan menyadari bahwa engkau sedang menghayati (Tuhan)! Yang ada hanya diri sejati, tiada lainnya, itulah Samadhi. Jika engkau menyadari apa pun juga lainnya, itu bukanlah samadhi, melainkan hanya suatu pengalaman seperti mimpi; fantasi, atau paling-paling suatu visi yang akan berlalu. Bila engkau manunggal dengan Tuhan, hanya Tuhan yang ada, tiada apa pun selain Tuhan.