6. Pentingnya Doa


      Bhakta dapat berdoa kepada Tuhan dan memohon anugerah kedamaian batin semacam itu serta sifat- sifat baik yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Sesungguhnya modal sādhaka untuk mencapai tujuannya hanya satu, yaitu doa.

      Mungkin ada beberapa orang yang meragukan hal ini. Apakah gunanya berdoa? Apakah Tuhan akan mengabulkan semua permohonan yang kita sampaikan dalam doa kita? Bukankah Tuhan hanya akan memberikan apa yang menurut pendapat-Nya kita butuhkan atau patut kita peroleh? Apakah Tuhan berkenan menganugerahkan semua yang kita mohon dalam doa kita kepada-Nya? Jika demikian, apakah gunanya doa? Tentu saja semua keraguan ini dapat dipecahkan.

     Jika engkau telah mengabdikan segala milikmu: badan, pikiran, dan hidupmu kepada Tuhan, Beliau sendiri akan mengurus segala-galanya karena Beliau akan  selalu  menyertaimu.  Dalam  keadaan  semacam​ itu doa tidak diperlukan. Tetapi sudahkah engkau mengabdikan dirimu seperti itu dan menyerahkan segala-segalanya kepada Tuhan? Belum. Bila menderita kehilanganataukerugian,bilatertimpamalapetaka,atau jika rencanamu gagal, biasanya engkau menyalahkan Tuhan. Atau sebaliknya, mungkin engkau berdoa mohon agar diselamatkan. Engkau harus menghindari kedua sikap tersebut. Juga janganlah engkau lalu menggantungkan diri kepada orang lain. Bila engkau percaya sepenuhnya kepada Tuhan sepanjang waktu, mengapa Ia menolak memberikan rahmat-Nya kepadamu? Mengapa Ia tidak menolongmu?

      Manusia tidak mempercayakan diri sepenuhnya dengan teguh kepada Tuhan. Memang benar engkau harus menjadi perantara dan alat Tuhan untuk melakukan segala sesuatu, tetapi engkau harus terus menerus berdoa dengan śraddhā (iman) dan bakti. Iman merupakan hasil kedamaian batin, bukan timbul dari kegopohan dan ketergesaan. Agar mendapatkan anugerah Tuhan dan karena itu memperoleh kesadaran kesunyataan yang sejati, kedamaian batin merupakan kebutuhan terpenting.

      Setiap sādhaka tahu betapa Draupadī layak memperoleh rahmat Tuhan karena ketenangan dan keteguhannya mengikuti dharma. Walaupun suaminya, Pāṇḍava, adalah para pahlawan yang perkasa dan penguasa ternama, ia mohon perlindungan kepada Sri Krishna karena merasa bahwa semua yang lain tiada gunanya.   Tetapi,   dalam  keadaan  serupa, Prahlāda tidak memohon perlindungan. Sejak lahir ia telah menyerahkan segala-galanya kepada Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan selalu menyertainya dan ia selalu dekat dengan Tuhan; karena itu ia tidak perlu berseru memanggil-Nya memohon perlindungan. Prahlāda tidak menyadari apa pun juga selain Tuhan. Ia tidak mampu membedakan antara suatu fungsi Tuhan dengan yang lainnya. Jadi, bagaimana ia dapat berdoa mohon perlindungan karena ia tidak merasa mendapat hukuman? Doa tidak perlu bagi orang-orang yang mabuk Tuhan dan penuh dedikasi semacam itu.

      Tetapi sebelum tingkat itu tercapai, doa memang perlu bagi sādhaka, yaitu doa yang disampaikan dalam ketenangan jiwa. Doa semacam ini akan meningkatkan ketenangan batin atau samarasa. Engkau dapat berdoa kepada Tuhan dengan menyanyikan atau mengidungkan nama-Nya bersama orang-orang lain (kīrtana), dengan mengulang-ulang nama Tuhan (japa), dengan bermeditasi kepada-Nya (dhyāna), atau dengan menyanyikan kemuliaan serta kebesaran-Nya dengan suara nyaring (bhajana). Dalam setiap cara ini, unsur pokoknya adalah nama Tuhan. Itulah sebabnya dalam Bhagavad Gītā Krishna berbicara mengenai pengulang-ulangan nama Tuhan (japayajña). Pada waktu melakukan japa, baik sekali bila kauucapkan dengan suara nyaring bersama orang lain dan membuatnya menjadi kidung suci. Ini akan memberi inspirasi kepada umat yang berkumpul. Bila kidung suci dinyanyikan dengan suara merdu, orang-orang akan tertarik kepada Tuhan. Sedikit demi sedikit  rasa tertarik ini akan berkembang menjadi kasih kepada-Nya dan rahmat-Nya pun akan menyusul pada waktunya. Engkau harus menunggu rahmat itu dengan sabar.

      Bahkan agar diberkati dengan rahmat Tuhan, engkau harus memiliki ketenangan batin dan menunggu dengan sabar. Ketenangan batin sangat diperlukan agar berhasil dalam latihan rohani. Terapkanlah pelajaran ini dalam segala kegiatan yang kaulakukan, siang dan malam. Juga renungkan amanat ini bila engkau mengucapkan śānti mantra ‘doa kedamaian’ berikut ini.

          Asato mā sad gamaya tamaso mā jyotir gamaya mṛtyor mā amṛtaṁ gamaya

      Berbagai orang memberi aneka penjelasan mengenai makna mantra ini, beberapa di antaranya singkat dan beberapa diuraikan secara panjang lebar. Sesungguhnya makna mantra ini adalah sebagai berikut.

“Oh Tuhan, bila aku memperoleh kesenangan dari objek-objek dunia ini, buatlah agar aku melupakan hal-hal yang tidak nyata ini, dan tunjukkan kepadaku jalanmenujukebahagiaan yang kekal.” (doa pertama). “Oh Tuhan, bilaobjek-objekduniawimemikatku, lenyapkanlah kegelapan agar aku dapat melihat ātma yang meliputi segala sesuatu yang sesungguhnya merupakan kenyataan sejati objek-objek tersebut.” (doa kedua). “Oh Tuhan, melalui karunia-Mu berkatilah aku dengan keabadian dan kebahagiaan tertinggi yang timbul karena menyadari bahwa kecemerlangan ātma terkandung dalam setiap objek duniawi.” (doa ketiga).

Inilah makna sesungguhnya mantra ini.