59. Kritik, Keseimbangan Batin dan Kedamaian


Pengalaman menunjukkan bahwa atau kebahagiaan yang diperoleh dari objek-objek eksternal tidak bertahan lama. Itu seperti fatamorgana, yang tidak bisa memuaskan dahaga naluri hewani yang tertipu, yang (cenderung) berlari ke arahnya. Sumber kedamaian sejati ada di dalam diri setiap individu dan kedamaian batin inilah yang dapat memberikan sukacita sejati. Kedamaian seperti itu hanya dapat diperoleh melalui pencapaian pikiran yang seimbang dalam semua kondisi (seimbang dalam kondisi dualitas), apakah seseorang mengalami kesenangan atau kesakitan, pujian atau disalahkan, keuntungan atau kerugian. Seseorang seharusnya tidak terpengaruh oleh kritik yang timbul dari niat buruk, iri hati atau kebencian. Bereaksi terhadap kritik seperti itu akan menghancurkan (kualitas) kedamaian pikiran seseorang. Kita harus memperbaiki diri kita sendiri jika kritik itu benar. (Sebaliknya) Kita harus mengabaikan kritik tak berdasar yang dimotivasi oleh niat buruk dan kecemburuan. Kita harus setia pada sifat baik kita sendiri dan menjaga keseimbangan batin kita.

Bhagavan Sri Sathya Sai Baba Vol I Halaman 70

===

Experience shows that peace or happiness derived from external objects is not enduring. It is like a mirage, which cannot quench the thirst of the deluded animal that runs towards it. The real source of peace is within every individual and it is this innner peace that can confer real joy. Such peace can be got only through achieving equal-mindedness on all occasions, whether one is subjected to pleasure or pain, praise or blame, gain or loss. One should not be affected by criticism arising out of ill will, envy or hatred. Reacting to such critism will destroy one's peace of mind. We should rectify ourselves if the criticism is justified. We should ignore baseless criticism motivated by ill will and jealousy. We should be true to our own good nature and maintain our equanimity.

Bhagavan Sri Sathya Sai Baba Vol I Page 70