32. Enam Kebajikan yang Harus Dicapai oleh Peminat Kehidupan Rohani
 Ada dua macam cara mengajar: langsung dan tidak langsung. Pengajaran melalui kitab- kitab suci, deduksi dan induksi, pemikiran dan kesimpulan, adalah cara mengajar tidak langsung. Bila pengertian yang diperoleh kemudian dialami dan dihayati, itu menjadi pelajaran langsung. Tidak diperlukan bukti bahwa Tuhan adalah satyam 'kebenaran', jnanam 'kebijaksanaan', dan anantam 'keabadian' , karena itu, cara terbaik untuk memahami hal ini adalah secara tidak langsung. Dipandang dari satu segi, Brahman 'Tuhan Yang Mahamutlak', tidak dapat dipahami baik secara langsung maupun secara tidak langsung. la unik dan melampaui kedua cara tersebut.
 Cara untuk memperoleh pengetahuan langsung mengenai Tuhan Yang Mahamutlak dimulai dengan latihan rohani, dan langkah pertama pelaksanaannya adalah pelayanan kepada sadguru yang dilakukan dengan penuh kepercayaan dan kepasrahan. Sadguru pun wajib memberi petunjuk kepada sadhaka mengenai sifat-sifat Tuhan. Ia harus selalu memberi petunjuk secara sederhana. Bila murid memahami petunjuk ini, hal itu menjadi pengetahuan tidak langsung. Pengetahuan tidak langsung ini dapat diubah menjadi pengetahuan langsung dengan terus menerus dipikirkan, dipertimbangkan, dan direnungkan. Pengetahuan tidak langsung cepat sekali lenyap seperti huruf yang ditulis di air. Pengetahuan yang diperoleh secara langsung tidak dapat dihapus seperti huruf-huruf yang diukirkan pada batu cadas.
 Bila engkau mendengar kata kuda, wujud kuda akan timbul dalam pikiranmu. Demikian pula bila engkau kata Tuhan, sifat-sifat Tuhan akan timbul dalam kesadaran. Inilah yang disebut meditasi oleh orang-orang yang berpengalaman dalam sadhana catustaya 'empat yang diperlukan dalam latihan rohani'.
Penjelasan penerjemah. Sadhana catustaya 'empat persyaratan untuk mencapai pengetahuan diri sejati' adalah sebagai berikut.
1. Memiliki viveka yaitu kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah yang nyata dan tidak nyata yang kekal dan sementara.
2. Vairagya atau 'ketidakterikatan'.
- Tidak terikat pada kesenangan yang berasal dari benda dan hal ikhwal duniawi.
- Bebas dari keinginan-keinginan ragawi dan duniawi.
3. Sat Sampat: memiliki 'enam kebajikan utama' yaitu sebagai berikut.
- Sama : dapat mengendalikan kecenderungan pikiran dan perasaan yang mengarah ke dunia luar.
- Dama : dapat mengendalikan indera.
- Uparati : menarik indera dari dunia obyektif, serta objek-objek indera dan mengarahkannya ke dalam batin
- Titiksa : kesabaran; kemampuan menanggung kesulitan dan penderitaan dengan tenang dan tabah.
- sraddha : iman dan keyakinan yang teguh.
- Samadhana : kemantapan dan keseimbangan batin.
4. Mumuksatva: hasrat dan kerinduan yang mendalam untuk mencapai kebebasan spiritual dan kesadaran diri sejati. Kebebasan spiritual yang dimaksud di sini adalah kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian, kebebasan dari semua keterbatasan, ikatan, dan perbudakan keinginan duniawi. hal ini tercapai bila kesadaran manusia manunggal dengan kesadaran Tuhan.
 Kemantapan dalam meditasi hanya mungkin bila indera dan hawa nafsu terkendali, dan juga bila kegiatanmu kaulakukan tanpa pamrih. Jika engkau telah menguasai enam kebajikan utama maka pada saat mendengar uraian tentang sifat-sifat Brahman, engkau akan dapat membayangkan-Nya dengan mudah. Juga perlulah engkau meninggalkan segala keinginan untuk menikmati hasil atau pahala perbuatanmu. ketidakterikatan ini telah berakar dalam- dalam di hatimu, kesadaranmu menjadi murni dan engkau akan dapat menarik inderamu dari dunia Obyektif.