CHINA KATHA 1
SIFAT BHAKTA YANG UTAMA ADALAH BEBAS DARI EGOISME
Kekhawatiran dan kesusahan akan selalu ada, dalam berbagai bentuk; pada masa lalu, sekarang atau pun masa yang akan datang, ketika sedang bangun, mimpi atau pun tidur. Tetapi percayalah pada Tuhan dan lakukanlah kewajibanmu sebagai persembahan bagi-Nya, maka kekhawatiran dan kesusahan itu akan lenyap. Suatu hari Narada membual di hadapan Wishnu bahwa tidak ada seorang bhakta pun yang dapat menandinginya; tetapi kesombongan ini bertentangan dengan sifat utama seorang bhakta yang bebas dari egoisme. Maka Wishnu menceritakan tentang seorang petani yang mengerjakan sebidang tanah yang kecil sebagai seorang bhakta yang lebih agung dan menganjurkan agar Narada mengunjunginya untuk belajar tentang pengabdian dari petani tersebut. Narada merasa amat terhina dan ia pun pergi ked desa yang ditunjuk dengan amat sakit hati. Dilihatnya petani itu sedang asyik melakukan tugasnya sehari-hari di ladang, di kandang ternak dan di rumahnya. Walaupun diamat-amati dengan sangat teliti, Narada tidak mendengarnya mengucapkan nama Tuhan lebih dari tiga kali sehari. Sekali ketika ia bangun dari tidur, yang lain ketika beristirahat malam hari. Narada merasa gusar karena ia dianggap lebih rendah dari bhakta semacam ini. Ia selalu menyanyikan kisah Tuhan dengan merdu dan menyebarkan amanat Namasankirtana ke mana-mana, sedangkan orang ini, yang oleh Wishnu dianggap lebih unggul darinya, hanyalah seorang petani sederhana yang mengingat Tuhan hanya tiga kali dalam sehari. Ia cepat-cepat pergi ke surga, wajahnya merah padam karena marah dan merasa terhina, tetapi Wishnu hanya menertawakan keadaannya. Diberinya Narada sebuah periuk yang penuh air sampai ke tepinya, dan disuruhnya menjunjung di atas kepalanya kemudian berjalan berkeliling tanpa mencecerkan airnya barang setetes pun. Narada melakukan perintah itu dan ketika ditanya berapa kali ia ingat nama Tuhan, ia mengaku bahwa dalam kecemasannya untuk berjalan tanpa menggoyangkan periuk dan mencecerkan air, ia sama sekali lupa pada nama Tuhan! Wishnu pun memberi tahu bahwa petani yang mempunyai berbagai beban yang lebih berharga di kepalanya dan lebih mudah tercecer daripada seperiuk air serta harus berhati-hati agar tidak mencecerkannya terpaksa harus lebih dikagumi karena setidak-tidaknya ingat akan Tuhan tiga kali sehari.
Karena itu akan besar sekali faedahnya jika engkau ingat akan Tuhan dengan rasa syukur sekurang-kurangnya tiga, atau bahkan dua kali sehari. Hal itu akan memberikan ketentraman yang besar kepadamu. Jangan meninggalkan kewajiban duniamu, tapi lakukanlah dengan nama Tuhan di bibirmu, hal itu akan mendatangkan rahmat Tuhan bagimu.