MUKJIZAT BABA MEMANJANGKAN UMUR SAYA


Ketika tidur di Brindavan pada bulan Oktober 1978, tanpa gejala apa pun sebelumnya, tiba-tiba prostat saya menutupi saluran kencing (urethra). Peristiwa yang kemudian terjadi sungguh amat menyiksa, tetapi sangat menggelikan. Ketika Baba turun dari apartemen Beliau kira-kira pukul 08.00 pagi, saya memberi tahu Beliau bahwa urethra saya tertutup dan kandung kencing saya sudah bengkak sekali. Beliau tersenyum, berkata jangan khawatir, dan memberi saya vibhuti. Kira-kira pukul 11.00 Beliau pulang setelah memeriksa bangunan baru, dan ketika Beliau tiba di beranda, Dr. Goldstein dan saya menemui Beliau untuk memberitahukan bahwa keadaan saya agaknya menjadi serius. Baba datang menghampiri saya, menatap mata saya, menepuk kepala saya, dan berkata jangan khawatir, itu hanya karena suhu yang panas. Kemudian pukul 16.00 ketika biasanya Baba turun setelah beristirahat, saya tidak menunggu, tetapi mengirim pesan ke atas bahwa keadaan saya semakin buruk dan sekarang seluruh badan saya terasa sakit sekali. Baba segera turun. Dalam kelompok bakta yang menunggu Beliau, sebagaimana biasa, ada beberapa dokter, termasuk Dr. Goldstein dari California. Tanpa berdiskusi lebih dahulu, Baba memberitahu para dokter agar segera membawa saya ke rumah sakit, dan jika perlu, dioperasi. 

Sekarang komedi itu di percepat. Kami duduk dalam beberapa mobil dan pergi ke rumah sakit Baba untuk wanita di Whitefield. Dokter yang bertugas, dr. Ny. C. Rajeshwari, menyiapkan ruang periksa, dan para dokter yang berkumpul berusaha lebih dari dua puluh kali untuk menyisipkan katheter berbagai ukuran ke dalam kandung kencing, tetapi sama sekali tidak berhasil. Yang bisa mereka ambil hanya darah sedikit.

Sekarang saya sangat kesakitan, walaupun saya menggigit lidahdantetapdiam. Paradokteritusegeramengambilkeputusan bahwa dinding perut perlu dibuka secara darurat. Akan tetapi, timbul argumen apakah operasinya (yang merupakan tindakan darurat dan dapat dilakukan dengan cepat, hanya beberapa menit) akan dilaksanakan di Whitefield atau Bangalore. Karena ada perbedaan pendapat ini, diputuskan untuk berkonsultasi dengan Baba, dan beberapa dokter pergi menghadap Beliau. Mereka kembali tanpa keputusan yang tegas. Topik ini kembali menimbulkan perdebatan. Sekali lagi kelompok ini kembali ke Brindavan untuk berkonsultasi lebih jauh. Percaya atau tidak, perjalanan bolak balik ini berlangsung tidak kurang dari tiga kali. Pada perjalanan terakhir, Baba menjadi tidak sabar dan memberi tahu mereka, karena mereka tidak bisa sepakat, lebih baik mereka membawa saya ke Bangalore.

Kira-kira pukul 20.00 barulah saya berada di meja operasi di Bangalore. Swami mengirim dua siswa Beliau untuk menunggui saya di rumah sakit, dan tidak perlu dikatakan lagi, mereka luar biasa. Kondisi saya waktu itu bisa dibayangkan. Walaupun saya terus menggigit lidah dan tetap diam, saya begitu kesakitan sehingga tidak tahu lagi saya sedang di mana atau apa yang saya lakukan. Seharusnya operasi darurat itu bisa dilakukan dalam waktu lima menit di Whitefield, tetapi malah empat jam dibiarkan berlalu! Dan komedi ini masih terus berlangsung.

Di Bangalore pekerjaan itu dirusak oleh dokter bedah setempat; terjadilah infeksi yang berat, dan setelah tiga hari Baba memerintahkan saya kembali ke Brindavan. Kemudian Beliau mencari dokter bedah terbaik di India untuk operasi prostat.

Setelah memeriksa saya, ahli bedah itu melihat bahwa situasi saya demikian buruk sehingga secara  praktis  tidak  ada kemungkinan untuk bertahan hidup, jadi mengapa ia harus melakukan sesuatu yang akan berakibat fatal dan tidak diperlukan. Namun, Baba membujuknya dan berkata bahwa Beliau akan mengurus segala sesuatunya. Ditetapkanlah tanggal untuk operasi. Baba kemudian pergi ke Prashānti Nilayam setelah menunda perjalanan hingga persiapan untuk operasi selesai. Baba berkata bahwa Beliau dapat mengurus masalah saya sama baiknya dari sana.

Baba mengatur agar operasi itu dilakukan di rumah sakit Whitefield, di Sri Sathya Sai Hospital untuk wanita dan anak-anak. Perawatannya sungguh luar biasa, dan operasi yang memakan waktu beberapa jam berlangsung di ruang operasi yang modern. Pada waktu itu banyak dokter serta dokter bedah bakta Baba yang bertugas. Seluruh isi rongga perut penuh dengan infeksi yang ganas, jaringannya demikian membusuk sehingga tidak dapat digunakan prosedur operasi standar. Dokter bedah utama, Dr. Bhat, yang belum pernah bertemu dengan Baba sebelum ini, berkata bahwa ia tenang dan percaya diri. Kemudian, ketika mengingat lagi peristiwa ini, ia heran bagaimana ia bisa tenang dalam keadaan seperti itu. Para dokter wanita yang hadir berkata bahwa ciri tertentu dalam prosedur operasi menunjukkan kepada mereka bahwa Sai Baba hadir (secara tidak terlihat) dan memimpin semuanya. Belakangan saya diberi tahu bahwa dalam keadaan terbius yang dalam, dua kali saya berkata bahwa Baba ada di sana, dan bahwa saya berbicara dengan Beliau. Setelah operasi dan saya sudah keluar dari rumah sakit, perawatan yang saya terima dari para dokter wanita dan staf di rumah sakit itu sungguh mengagumkan. Perawatan harian ini dilanjutkan  oleh para dokter pria ketika saya kembali ke Brindavan, dan berlangsung sampai saya bisa berdiri dan cukup sembuh untuk melakukan perjalanan.

Mengapa seluruh peristiwa ini demikian menggelikan? Saya membutuhkan waktu untuk memahaminya. Kami semua tahu bahwa Baba bisa memperbaiki seluruh masalah kesehatan itu dengan karunia Beliau ketika pertama kali saya melaporkan masalahnya. Mengapa ditunda lama dan menyiksa? Mengapa ada komplikasi yang mematikan di rumah sakit Bangalore?

Ketika Baba kembali dari Prashānti Nilayam, Beliau hampir setiap hari mengunjungi pondok kami. Suatu kali Beliau menceritakan seluruh jalannya operasi,  termasuk  komentar yang saya ucapkan dalam keadaan terbius. Beliau berkata bahwa waktu itu saya sedang berada dalam masa sial, bahwa Beliau hadir di sana selama operasi berlangsung, dan seandainya masalah itu menimpa saya di tempat lain yang mana saja di dunia, saya tidak akan dapat bertahan hidup.

Akhirnya pada kunjungan lain, saya memberitahu Baba bahwa saya telah mengerti persoalannya. Kesimpulan saya yaitu pada waktu itu seharusnya masa hidup saya yang wajar sudah berakhir. Baba membiarkan saya menjalani langkah yang terakhir dan pada saat yang penghabisan, Beliau membalikkan ajal saya yang seharusnya tiba, dengan memberikan kelahiran kembali. Baba tersenyum dan menegaskan bahwa yang saya ucapkan itu benar; Beliau telah memberikan hidup baru kepada saya.

Setelah pulang ke Mexico pada bulan Januari, timbul be- berapa komplikasi sehingga saya pergi ke rumah sakit di Mexico, dan kemudian ke rumah sakit di Amerika. Baba mengirim pesan agar tidak usah khawatir, bahwa ini hanyalah sakit karena lahir kembali.