GULA BATU


Istri saya dan saya sedang bersama Baba untuk mengucapkan selamat tinggal karena kami akan kembali ke Amerika. Setelah beberapa waktu, ketika wawancara pribadi sudah selesai, Beliau berkata, “Aku ingin agar kalian memberikan ini kepada Bapak dan Ibu Cowan.”

Beliau menggerakkan tangan dengan cara yang lazim bila Beliau akan menciptakan sesuatu, kemudian di situ muncullah suatu benda putih yang lunak, berukuran kira-kira setengah genggaman tangan. Beliau mengulurkan tangan dan memperlihatkannya kepada kami. “Ini gula batu,” kata Beliau. Kemudian dengan suara seperti seorang anak yang keheranan, “Perhatikan, engkau masih dapat melihat proses penciptaannya.” Di telapak tangan Beliau ada air yang perlahan-lahan lenyap menjadi segumpal gula batu. Beliau tidak menerangkan lebih lanjut, tapi saya anggap hal itu berarti bahwa proses penciptaan berlangsung dari yang halus ke yang kasar: eter, udara, api, air, dan bumi.

Ketika kami tiba di California, gula batu itu sudah cukup keras dan rapuh. Tidak perlu dikatakan, Bapak dan Ibu Cowan senang sekali dengan pemberian yang menunjukkan perhatian Baba kepada mereka, dan bahwa Beliau mengingat mereka.