8. Jalan Bhakti Memberikan Kebahagiaan Terbesar


     Setiap bhakta berharap agar akhirnya ia dapat menghayati kebahagiaan tertinggi sebagai hasil latihan rohaninya. Tetapi kebahagiaan itu bukanlah  suatu hal baru yang harus diperolehnya, suatu pengalaman baru yang harus didapatkan dengan latihan rohani. Kebahagiaan itu selalu menyertaimu, ada dalam dirimu; hanya kini engkau belum mampu menghayatinya karena terhalang oleh ego. Ego ini berperan sebagai tabir yang menyelubungi kebahagiaan tertinggi dan menyembunyikannya dari pandanganmu. Engkau harus merobek-robek selubung itu hingga hancur. Latihan rohanilah yang harus kaulakukan (untuk mencapai hal itu). Kemudian engkau akan mengetahui dan menghayati kebahagiaan tertinggi yang senantiasa ada dalam dirimu. Kebahagiaan itu bukan sesuatu yang baru timbul, melainkan selalu ada di situ. Yang datang dan pergi adalah tabir rasa keakuan dan kemilikan yang menyelubungi kebahagiaan tertinggi itu.

     Pada waktu berusaha membuang tabir rasa keakuan dan kemilikan, janganlah engkau terburu- buru penuh nafsu atau terlalu cemas jika belum menemukan kebahagiaan yang diharapkan. Pada saat semacam itu, kedamaian  batin merupakan penolong yang andal. Bila pada mulanya kedamaian batin ini sudah kaupupuk dengan baik, engkau dapat berhasil dalam tugas apa pun juga, betapa pun sulitnya. Setiap orang berhak memperoleh kedamaian dan menikmati manfaatnya. Semuanya adalah anak-anak kedamaian. Betapa pun banyak putra-putrinya, kedamaian batin merupakan ibu bagi mereka semua. Ia mengasuh mereka masing-masing dengan kasih keibuan yang sama. Ia adalah ‘Ibu’ bagi setiap orang, tua, muda, besar atau kecil. Bila mereka memanggilnya, setiap orang harus menyebutnya Ibu. Anak-anak yang diasuh oleh Ibu Kedamaian terhindar dari segala penderitaan dan kesedihan, merasakan aneka kebahagiaan, dan akhirnya merebahkan kepala mereka pada pangkuan sang ibu dalam rasa aman sepenuhnya.

     Agar memperoleh keamanan sempurna semacam itu, engkau harus menempuh jalan bakti sepenuhnya, mengabdikan dirimu kepada Tuhan. Tidak ada cara lain untuk mendapatkannya. Jalan jñāna hanya mungkin bagi satu dalam sejuta manusia, jalan ini berada di luar jangkauan khalayak ramai. Dapatkah engkau menyangkal tubuh dan dunia objektif yang demikian nyata bagi indra hanya dengan mengulang- ulang, “Neti, neti,” ‘bukan ini, bukan ini’? Dan kalau ini mungkin, bagaimana sanggahan Neti, Neti diterapkan? Pada masa ini sulit sekali mengikuti jñāna mārga ‘jalan pengetahuan’. Karma mārga pun tidak dapat dilakukan dengan mudah. Jalan ini juga banyak kesulitannya. Agar  dapat  menempuh  karma  mārga,  melakukan​ pekerjaan dengan semangat yang tepat dan mencapai keberhasilan, diperlukan kasih dan bakti. Demikian pula yoga mārga banyak hambatannya. Karena itu, bhakti mārga adalah jalan yang termudah, paling membawa keberhasilan, dan paling membahagiakan.