10. Jalan Bhakti


   Bila engkau mencari keabadian melalui jalan bhakti kepada Tuhan, ada sifat-sifat tertentu yang harus kauusahakan, yaitu: engkau harusmenjauhkan diri dari kerusuhan, kekejaman, dan kebohongan dunia ini dan mempraktikkan kebenaran, kebajikan, kasih, dan kedamaian. Inilah jalan bhakti yang sesungguhnya. Bila engkau merindukan persatuan dengan Tuhan, bila engkau mencari kesejahteraan dunia, engkau harus membuang pujian dan celaan sebagai hal yang tidak berharga. Jangan terpengaruh oleh penghargaan atau ejekan, kemujuran atau kemalangan. Dengan tabah mantapkan keyakinanmu pada kenyataan dirimu (yang sejati) dan baktikanlah hidupmu untuk kemajuan spiritual. Tidak ada manusia – walau seorang guru agung atau Avatāra – dapat menghindari kecaman atau celaan. Tetapi mereka tidak terpengaruh. Mereka tetap berpegang pada kebenaran. Kebenaran tidak akan tundukterhadap ancaman. Mereka yang mengecam dan mencela guru agung atau Avatāra hanya akan menyadari kebesaran tokoh-tokoh mulia itu setelah menderita kesusahan yang tidak tertahankan. Kemudian mereka pun mulai memujinya.

   (Apakah yang menyebabkan peminat kehidupan rohani kehilangan keyakinan pada kenyataan dirinya yang sejati?) Kelemahan yang disebabkan oleh kekaburan batinlah yang merupakan penyebabnya. Karena itu, engkau harus menghindari pergaulan dengan orang-orang yang tidak teguh imannya dan mereka yang berada dalam kebodohan kegelapan batin. Janganlah kaubicarakan kepercayaan dan keyakinanmu dengan mereka. Sebaliknya, sibuklah mempelajari kitab-kitab suci dan carilah pergaulan dengan orang-orang yang berbhakti kepada Tuhan. Kelak, bila engkau telah diperkaya dengan penghayatan Tuhan dan berani karena telah berhubungan dengan kenyataan yang sejati, engkau dapat bergaul dengan siapa pun juga tanpa bahaya. Bahkan mungkin engkau dapat mengarahkan orang lain pada kebenaran yang telah kauhayati.

Ada tiga jenis peminat kehidupan rohani yang ingin berbuat baik dan menempuh jalan menuju kesadaran diri yang sejati:

  1. Mereka yang terlalu takut menghadapi penderitaan, kehilangan, dan kesulitan sehingga mereka bahkan tidak pernah memulai usaha spiritual mereka. Mereka adalah jenis yang paling rendah (adhama),
  2. Mereka yang sudah menempuh jalan spiritual dan maju sedikit, tetapi kemudian berhenti di tengah jalan karena murung, tidak dapat mengatasi rintangan dan kekecewaan. Mereka adalah jenis sedang (madhyama),
  3. Mereka yang gigih menempuh jalan spiritual dengan tekun, tenang, dan tabah, tidak menjadi soal betapa sukarnya jalan itu dan betapa pun banyaknya penderitaan yang mereka tanggung. Tentu saja mereka adalah jenis yang tertinggi (uttama). Ketekunan; keyakinan, dan kegigihan adalah sifat khas abdi Tuhan yang sejati.

   Janganteperdaya oleh cinta dan kelekatan pada dunia yang menyesatkan ini. Jangan kautukarkan usaha untuk meraih kebahagiaan yang sempurna dan kekal dengan daya tarik kesenangan yang fana. Laksanakanlah kewajiban spiritualmu dengan penuh pengabdian.

   Tanpa keyakinan dan keuletan engkau tidak akan dapat mencapai Tuhan. Hanya melalui kasihlah engkau dapat memperoleh iman, hanya melalui iman engkau dapat memperoleh pengetahuan spiritual, hanya melalui pengetahuan spiritual engkau dapat berbhakti kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, dan hanya melalui bhakti yang mendalamlah engkau dapat mencapai Tuhan.

Jadi, bagaimanakah caranya mengembangkan kasih (prema)? Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut.

  1. Anggaplah selalu kesalahan dan kekurangan orang lain, betapa pun seriusnya, sebagai hal yang remeh dan tidak berarti. Pandanglah selalu kesalahan dan kekuranganmu sendiri, betapa pun remeh dan tidak berarti, sebagai hal yang serius. Kesalahan dan sifat burukmu ini harus membuat engkau merasa sedih dan menyesal sekali. Dengan cara ini, sifat burukmutidak akan bertambahdan engkau dapatterhindar dari kesalahan yang lebih serius. Selain itu, engkau akan memperoleh sifat kasih persaudaraan dan kemampuan untuk menahan diri.
  2. Apa pun juga yang kaulakukan, entah seorang diri atau dengan orang lain, lakukan hal itu sambil mengingat bahwa Tuhan Yang Maha Ada selalu hadir di mana- mana. Tuhan melihat, mendengar, dan mengetahui segala sesuatu. Apa pun juga yang kaubicarakan, ingatlah bahwa Tuhan mendengar setiap kata yang kauucapkan, bedakan antara yang benar dan yang tidak benar dan berbicaralah hanya yang benar. Apapun yang kaulakukan, bedakanlah antara yang benar dan salah dan lakukan yang benar saja. Setiap saat berusalah menyadari kemahakuasaan Tuhan. Badan adalah rumah tempat kediaman jiwa. Karena itu, apa pun yang terjadi pada rumah itu, penting bagi jiwa. Demikian pula dunia adalah badan Tuhan dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya, baik atau buruk, penting bagi Tuhan. Engkau dapat memahami hubungan antara jiwa dan badan; dari pengertian ini pahamilah kebenaran mengenai hubungan Tuhan dan dunia, walau kebenaran itu berada di luar jangkauan pergertianmu.

Hubunganatau pertalian antara jiwa dan Tuhan dapat dipahami oleh siapa pun juga yang memiliki tiga sarana utama ini;

  1. pikiran yang tidak tercemar oleh kelekatan dan kebencian;
  2. perkataan yang tidak tercemar oleh dusta;​
  3. badan yang tak tercemar oleh kekerasan atau tindakan yang kejam.

   Engkautidak akan dapat menjumpai kegembiraan dan kedamaian dalam objek-objek dunia lahiriah; kegembiraan dan kedamaian berada dalam dirimu sendiri. Meskipun demikian, karena kekaburan batin, manusia mencari kebahagiaan di luar diri mereka, di dunia yang cepat atau lambat pasti akan mereka tinggalkan. Karena itu, bangunlah segera. Berusahalah memahami hakikat segala sesuatu, yaitu kebenaran abadi. Berusahalah menghayati kasih yang merupakan Tuhan sendiri. Kajilah segala sesuatu, terimalah hal yang benar dan buanglah lainnya. Selama engkau memiliki keinginan dan nafsu duniawi, engkau tidak akan dapat melepaskan diri dari penderitaan dan duka cita.