PERHATIAN YANG TERPUSAT PENTING UNTUK MEDITASI


Tidak tepatlah bila orang berkata bahwa kualitas dan prestasi yang diperlukan untuk kemajuan duniawi dan kemajuan rohani berbeda satu sama lain. Yang rohani hanyalah pemurnian dari yang duniawi. Sukses atau kegagalan dalam hal itu tergantung pada konsentrasi (ekāgratā). Pemusatan perhatian sangat penting untuk setiap bagian pekerjaan. Ini pun tak lain adalah disiplin kerohanian (sādhana).


Hindari Tanpa Pemusatan Perhatian dan Banyak Pemusatan Perhatian

Latihan spiritual ini dapat ditempuh melalui dua kemungkinan: (1) tanpa pemusatan dan (2) aneka pemusatan. Tanpa pemusatan adalah keadaan tidur, disebut juga tamoguṇa. Aneka pemusatan diakibatkan oleh rajoguṇa, yaitu mengarahkan pandangan mata yang terbuka pada segenap ciptaan dan segala keindahannya. Menghindari kedua hal ini, tanpa jatuh dalam kedua ekstrem tersebut, bila mata tidak tertutup seperti waktu tidur, atau terbuka lebar seperti ketika sedang jaga sepenuhnya, tetapi setengah terbuka dan diarahkan ke ujung hidung, maka sifat orang itu akan menjadi murni (sāttvika) dan pemusatan pikiran pun akan dapat dicapai dengan mudah.

Tentu saja ini tidak berarti bahwa sekadar pemusatan pandangan ke ujung hidung sudah cukup. Pada mulanya pusatkan perhatianmu di situ, kemudian alihkan pandangan batin pada nama dan wujud Tuhan dalam ingatanmu; itulah meditasi.

Bila sedang asyik melakukan pengulang-ulangan nama Tuhan dan meditasi, mungkin pada mulanya pikiran atau ingatan lain akan masuk dalam dirimu, tetapi hal ini tidak perlu kaucemaskan. Tidak ada bahaya yang besar karenanya. Bila engkau mulai mengingat nama Tuhan, duduklah dengan penuh semangat. Jika engkau memulai pekerjaan apa pun juga dengan penuh keyakinan, tiada hal-hal tidak murni yang dapat memengaruhi engkau. Tugasmu hanyalah berusaha agar engkau sepenuhnya murni ketika memulai pengulang-ulangan nama Tuhan, dan sebagainya. Untuk ini, jangan terlalu memikirkan formalitas. Pilihlah nama Tuhan yang kausukai dan wujud nama itu. Nama itu sendiri adalah mantra. Mantra itu selalu murni, selalu aktif, dan merupakan segala sesuatu.


Berpegang Teguhlah pada Satu Nama dan Wujud

Tetapi jangan mengganti-ganti nama dan wujud Tuhan sesukamu sendiri dan menggunakan suatu nama hari ini lalu nama lain yang pada hari berikutnya. Apa pun nama dan wujud yang pertama-tama memberimu kepuasan batin, pertahankan itu dengan teguh dan jangan menyimpang. Pastilah nama dan wujud itu akan tertanam di dalam hati. Setelah itu, semuanya akan terjadi dengan pertolongan rahmat-Nya. Jika karyawan diberi perintah untuk menggali lubang, tugasnya hanyalah menggali terus. Hanya tukang kebunlah yang tahu berapa banyak tanah yang diperlukan untuk tanaman apa dan itu harus ditimbun. Demikian pula perintah-Nya adalah, “Teruslah mengulang-ulang  nama Tuhan!” Asalkan engkau terus melakukan hal itu, Beliau sendiri akan memberi petunjuk di mana dan bagaimana hal itu harus dilaksanakan.


Tetaplah Melakukan Tugas Menjinakkan Pikiran, Perasaan, dan Ingatan

Nama dan wujud Tuhan bermanfaat untuk melatih pikiran dan ingatan (manas). Apa gunanya mengajar seekor kuda yang telah dilatih? Kuda yang tidak terlatihlah yang dijinakkan dengan berbagai cara. Demikian pula untuk menjinakkan pikiran, perasaan, dan ingatan yang tegar, maka kita berdoa, menyanyikan kidung suci, mengulang-ulang nama Tuhan, dan mengingat nama Tuhan. Pada tahap awal, kudanya berlari ke berbagai arah, namun pelatih tidak usah khawatir. Ia harus memegang tali kendali dengan teguh. Wajarlah bila pikiran, perasaan, dan ingatan kita pun lari ke berbagai arah jika engkau mulai mengingat nama Tuhan dan mengulang- ulang-Nya, tetapi jangan menyerah pada rasa putus asa, cemas, atau bimbang. Peganglah erat-erat kendalinya, yaitu nama Tuhan! Dalam waktu singkat kata-kata dan pikiranmu akan kaukuasai. Hanya, jangan biarkan apa pun juga yang dapat menyebabkan engkau lupa pada nama Tuhan datang mendekati engkau. Manfaat nama itu akan kausadari sendiri jika tiba saatnya. Jangan menghasratkan buahnya pada saat bibit ditanamkan! Jangan kaupetik dan kaukunyah daun serta tangkainya dengan harapan dapat menduga rasa buahnya! Jika hal itu kaulakukan, engkau tidak akan dapat menikmati kelezatan buahnya, selain itu tanaman itu sendiri tidak akan hidup.

Demikian pula, tugasmu hanya  memelihara  bibit  yang disebut nama Tuhan. Pada waktu melakukan hal itu, jangan ragu dan memeriksa apakah nama itu benar-benar memiliki kebesaran yang disebutkan. Bibit itu pastilah tumbuh menjadi sebatang pohon dan memberimu buah yang kauinginkan. Engkau dapat mencapainya. Nama Tuhan dapat menghasilkan buah itu. Karena itu, tujuan pemusatan perhatian (ekāgratā) adalah untuk membuat engkau berpegang teguh pada nama itu, tanpa mengubah-ubahnya, dan mengusahakan agar wujud-Nya selalu terbayang. Jaring ‘mengingat nama Tuhan (nāmasmaraṇa)’ haruslah tidak koyak berlubang, atau dengan kata lain, hal itu harus selalu dilakukan tanpa henti. Jika ada celah, buah yang jatuh ke  dalam jaring mungkin lolos melalui lubang itu! Lakukanlah meditasi hingga pikiran, perasaan, dan ingatanmu kaukuasai sepenuhnya. Inilah tugas yang utama. Biarkan pikiran, perasaan, dan ingatanmu berlari ke mana saja sesuka hatinya, hanya berhati-hatilah, jangan kauikuti dia dalam usaha untuk menemukan ke mana perginya! Ia akan berkelana selama beberapa waktu sepembawa angan-angan dan segera setelah lelah dan kehabisan tenaga, akhirnya akan kembali kepadamu! Pikiran, perasaan, dan ingatan ini seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Karena sang ibu mengikuti dan memanggilnya agar kembali, maka ia menjadi percaya diri dan berani berlari ke arah mana pun. Tetapi jika ibu tidak berlari di belakang si anak dan diam-diam kembali, si anak pun dengan sendirinya akan berlari kembali kepada ibunya! Polah tingkah pikiran jangan kaurisaukan. Teruslah mengingat nama Tuhan dan bermeditasi pada nama dan wujud Tuhan yang paling kausukai, dengan cara yang telah biasa kaulakukan. Dengan cara ini engkau akan mencapai pemusatan pikiran (ekāgratā), engkau akan mendapatkan apa yang kau idam-idamkan.


Segala Sesuatu Murni, Segala Sesuatu adalah Tuhan

Bila sedang melakukan latihan spiritual atau meditasi ini, jangan kaupikirkan gagasan bersih atau kotor. Tidak ada apa pun juga yang kotor di dunia ini. Bila Tuhan berada di mana- mana dalam segala sesuatu, bagaimana sesuatu bisa kotor? Jika pun ada sesuatu yang tampak kotor, pada saat kontak dengan nama Tuhan hal itu akan disucikan.

Perhatikanlah satu hal yang penting ini! jika seseorang menemukan harta yang berharga ketika sedang buang air, apakah ia akan ragu-ragu mengambilnya karena pada saat itu sedang kotor? Bersih atau kotor adalah akibat reaksi mental pada saat-saat tertentu. Jika ada orang yang akan memberikan uang pada seseorang, ia berbicara mengenai waktu yang baik dan saat yang suci. Tetapi bila orang mendapat kesempatan untuk memperoleh uang, setiap  saat adalah waktu yang baik! Pikiran, perasaan, dan ingatan adalah alasan bagi kedua sikap ini.

Demikian pula tidak ada gagasan mengenai bersih atau kotor yang akan mengganggumu bila engkau percaya sepenuhnya dan mencintai nama Tuhan. Sebaliknya, bila engkau merasa adanya suatu keharusan dan ketidakpuasan, maka segala macam hambatan yang mungkin atau mustahil akan muncul dengan sendirinya. Karena itu, hapuslah segala perasaan semacam itu, teguhkanlah keyakinan pada kesucian nama Tuhan dan wujud Beliau. Percayalah dengan teguh bahwa segala sesuatu disucikan oleh nama-Nya.


Jangan Kau tolak Tuhan, Tingkatkan Kasih Kepada-Nya

Tumbuh dan kembangkan kasih kepada Tuhan. Ini mempunyai daya atau kekuatan yang tidak terhingga. Rantai besi dapat diputuskan dengan mudah, tetapi tidak demikian halnya dengan rantai kasih yang mengikat engkau kepada Tuhan. Binatang yang paling ganaspun dapat ditaklukkan dengan kasih sayang. Inilah maya Tuhan! Jika saja aliran air bah kasih ini tidak diarahkan ke danau-danau dan beting- beting di tepian sungai, tetapi sepenuhnya ditujukan ke samudra rahmat Tuhan, betapa sucinya tugas ini! Kemudian jiwa akan menyadari tujuan kehidupan. Inilah kebebasan (mokṣa) yang tertinggi. Mengarahkan kasih  yang  murni  itu dengan tiada putusnya kepada nama dan wujud Tuhan merupakan meditasi sejati.

Jangan keliru menganggap tempat tinggal yang sementara ini sebagai tempat kediamanmu yang kekal. Juga jangan berkecil hati bila engkau mengalami kesulitan- kesulitan yang fana dan tragedi yang sementara sifatnya. Tenggelamkan dirimu dalam usaha mencapai Tuhan yang abadi. Segala sesuatu di dunia ini akan membusuk atau rusak (hanya sementara sifatnya), jika tidak hari ini sekurang- kurangnya besok tentu hancur, bukan?

Tidak benarlah jika engkau menolak Tuhan yang berhubungan selama-lamanya dengan engkau dan teperdaya oleh dunia ini yang hubungannya dengan engkau hanya selama dua hari! Seperti telah dituliskan, “Sanak keluarga akan menyertaimu hingga kegerbang depan atau barangkali sampai ke pemakaman, tetapi ingat, kerabatmu yang sejati adalah Tuhan!” Beliau tidak akan pernah meninggalkan engkau. Mengingat jumlah kelahiran yang telah kaulalui, tidak terhitung banyaknya ibu, ayah, istri, suami, putra, putri, teman, dan musuh yang telah kaumiliki, tetapi apakah mereka masih ada sekarang? Apakah kaum kerabat itu ingat mengenai hubungan tersebut? Engkau tidak mereka kenal dan mereka pun tidak kaukenal. Tetapi engkau dan mereka semuanya memiliki Tuhan sebagai kerabat yang tetap dan tiada berubah. Beliau ada terus sepanjang semua kelahiran itu; Beliau abadi. Beliau menjagamu kelahiran demi kelahiran. Adakah tragedi yang lebih besar daripada melupakan Tuhan yang demikian penuh kasih?

Dengan indra yang telah melemah, tidak berdaya, dan tidak berfungsi lagi, dengan orang tua, istri, anak-anak, dan kaum kerabat, semuanya berkerumun di satu sisi, dan di sisi yang lain utusan maut memaksamu berkemas dan berangkat dengan segera … siapa yang tahu bilakah panggilan ini tiba dan bagaimana? Sebelum saat itu tiba, siaplah memikirkan Tuhan.