CHINA KATHA 1


KRISHNA ADALAH GAMBARAN ATMA

 

Krishna yang kedatangannya harus engkau rayakan, bukanlah gembala sapi yang memikat penduduk desa dengan sulingnya, tapi adalah Krishna yang tidak dapat ditafsirkan dan dipahami. Beliau adalah prinsip Ilahi yang lahir di pusat badan (mathura) sebagai hasil suatu kekuatan (Dewaki), yang kemudian di bawa ke mulut (Gokulam) dan dipelihara oleh lidah (Yasoda) sebagai sumber kemanisannya. Krishna adalah gambaran Atma. Jika namanya diucapkan berulang-ulang, engkau akan dianugerahi penampakan yang diperoleh Yasoda. Engkau harus selalu mengucapkan nama Krishna di lidahmu; jika ia menari di situ, racun yang berada di lidahmu akan terbuang semuanya tanpa mengganggu seorang pun seperti yang terjadi semasa masih kecil, Ia menari di atas kepala-kepala naga Kalingga.

Dengan mengikuti jejak kaki yang ditinggalkan, Yasoda menemukan tempat persembunyian Krishna ketika ia memecahkan tempat susu asam yang sedang dikocoknya. Ini adalah cerita simbolik yang menggambarkan bagaimana Tuhan mematahkan identifikasi kita dengan badan yang membimbing kita menuju kepada-Nya, dengan tanda dari isyarat yang diberikan-Nya di sekitar kita. Tanda-tanda ini selalu ada di sekitar kita; dalam keindahan matahari terbit, pelangi yang memukau, dalam kicauan burung, dalam bunga teratai yang berkilau menghias permukaan danau, dalam ketenangan puncak gunung yang dimahkotai salju. Dengan atau tanpa wujud, Tuhan adalah ananda (kebahagiaan) karena Tuhan sesungguhnya adalah rasa, keindahan dan kebahagiaan yang ada dalam alam semesta yang menyenangkan dan memukau, tidak lain adalah kegiatan Tuhan sendiri. Terimalah Dia di dalam hatimu sebagai Rama-Tuhan yang merupakan kebahagiaan dan yang menganugerahkan kebahagiaan-atau sebagai Krishna, Tuhan yang menarikmu dengan cara memberikan kebahagiaan-dan lewatkanlah setiap saat dalam hidupmu dengan Dia, persembahkan padanya dhyana, puja dan japa yang kau lakukan. Semua itu akan membukakan pintu jnana dan kebebasan. Itu adalah tanda kebijaksanaan. Sedangkan mereka yang tidak berbuat demikian, mengembara dalam rimba belantara, mengisi waktu mereka dengan hal-hal yang tidak berguna, dengan permainan dan perbuatan iseng.