CHINA KATHA 1


KESENANGAN DUNIA BAGAIKAN LILITAN ULAR

 

Kira-kira dua puluh tahun yang lalu, datanglah seseorang memohon kepada-Ku agar ujiannya berhasil dan menjadi juara. Kukatakan padanya, harus ada usaha dan hasilnya tergantung pada kehendak Tuhan. Aku berikan restu-Ku dan ia pun Kusuruh pulang. Ia betul-betul menjadi juara dan datang lagi pada-Ku setelah lulus ujian dan memohon restu-Ku agar mendapat pekerjaan. Dalam sebulan ia telah mendapat pekerjaan. Setelah beberapa bulan, ia datang lagi pada-Ku. Katanya ia telah mendapat pekerjaan, bahwa ia bahagian dan juga akan menikah dengan gadis juru tik di kantornya. Aku katakan padanya, jika ayah dan ibunya setuju, ia boleh menikah. Tetapi mungkin mereka tidak menyukai gadisnya. Ia tidak mau mendengar nasehat-Ku. Katanya, walau pun akan melanggar kehendak orang tuanya, ia memutuskan untuk mengawini gadis itu. Bahkan ia mengatakan akan bunuh diri jika pernikahannya batal. Ia Kuberi tahu agar meyakinkan orang tuanya sebelum mengadakan ikatan. Ia amat menekan orang tuanya. Karena tidak ada jalan lain, mereka menyetujui perkawinan tersebut. Setelah perkawinan selesai, setahun kemudian keduanya datang pada-Ku dan mengatakan mereka ingin anak. Setelah anaknya lahir, pengeluarannya berlipat ganda. Istrinya berhenti bekerja dan ia pun datang pada-Ku menginginkan kenaikan pangkat. Karena nasibnya yang baik, pangkatnya naik. Walaupun ia agak bodoh dalam hal duniawi, ia mempunyai kepercayaan yang besar dalam hal berhubungan dengan Swami. Ia Kurestui dan mendapatkan kenaikan pangkat. Sejak itu ia tidak datang lagi selama lima tahun.

Ia amat bahagia dan dalam waktu lima tahun, ia mempunyai empat orang anak. Setelah lima tahun ia datang lagi dan berkata sudah jemu dengan keluarganya dan mengatakan tidak tahan lagi menanggung bebannya dan ia ingin melepaskan diri dari semua penderitaan tersebut. Katanya, ia ingin pekerjaan-pekerjaan kecil di ashram saja dan mengatakan bahwa keluarganya meliliti dirinya seperti seekor ular yang besar. Aku bertanya, apakah ularnya yang menangkap dia, ataukah ia membiarkan ular itu yang datang dan menangkapnya.