CHINA KATHA 1


GANJARAN UNTUK KERINDUAN YANG TULUS

 

Suatu masa, ada seorang sultan yang memerintah wilayah Mathura, Brindawan dan tempat-tempat lain di tepi sungai Yamuna. Dalam masa pemerintahannya, Maharaja dari Vijayanagar datang berziarah dan tinggal beberapa hari di Brindawan. Di sana ia mempersembahkan puja kepada Krishna di dalam kuil. Sultan berpikir bahwa Maharaja itu pastilah datang untuk kunjungan kehormatan pada seseorang yang lebih hebat dari dirinya. Ia memutuskan untuk melihat, siapakah orang itu, apapun yang terjadi. Maka ketika malam telah larut ia pergi ke depan pintu kuil yang tertutup dan berseru: “Siapa di dalam?” ia mendengar suara yang menjawab : “Maharaja Gowind” dan Rani Radha. Sekarang Sultan yakin bahwa ada dua orang yang tinggal di dalam; seorang super Maharaja beserta super Maharani-Nya. Ia diliputi rasa rindu yang amat menyiksa untuk melihat penghuni kuil yang mulia itu. Ia menunggu di muka pintu, tidak beranjak, tidak makan atau pun minum selama tiga hari penuh. Ia amat kelaparan dan haus, tetapi tidak bergerak karena ia khawatir, setiap saat mungkin pasangan kerajaan itu akan keluar, dan ia akan gagal mendapat darshan (melihat penampakan phisik orang suci/Tuhan).

Malam itu, ketika kota sedang lelap tidur, tepat sebelum tengah malam, Maharaja Gowind dan Rani Radha keluar dari kuil. Mereka memberi isyarat kepadanya agar ikut serta. Mereka berpakaian dengan megah dan mengenakan hiasan kepala yang dihias secara seksama dengan batu permata, kalung, gelang dan hiasan tangan serta kaki. Mereka berjalan hingga ke tepi sungai Yamuna. Di sana, beribu-ribu gopa dan gopi berkumpul menyambut mereka. Ada musik dan tarian di bawah cahaya bulan yang cemerlang. Setiap wajah memancarkan kebahagiaan surgawi. Pada jam empat pagi mereka kembali ke kuil dan sebelum melewati pintu yang tertutup, mereka memberikan gelang kankana yang mereka kenakan di pergelangan tangan mereka agar disimpannya. Sebelum ia sempat mengucapkan sesuatu, mereka telah menghilang.

Sekelompok pendeta datang bersama-sama pada saat itu. Ketika melihat Sultan, mereka bertanya, mengapa ia berdiri di situ dan apakah yang dibawanya. Mereka datang untuk membuka pintu depan dan pintu dalam dan memulai upacara hari itu dengan Suprabhatam*) dan Nagara Sankirtan*). Sultan berkata: Maharaja Gowind dan Rani Radha baru saja masuk; semalam saya bersama mereka di tepi Yamuna sejak tengah malam hingga beberapa menit yang lalu. Mereka memberikan kankana ini disimpan baik-baik. Saya tidak tahu mengapa begitu. “Para pendeta mengira ia adalah pencuri yang tertangkap basah; lalu mengarang cerita. Oleh karenanya ia ditangkap dan dipukuli. Tetapi kemudian mereka lihat kuncinya utuh, dan segala sesuatu tidak terganggu. Hanya pada patung Krishna tidak ada lagi kankana emas! Sekarang mereka yakin, bahwa orang yang berada di luar adalah seorang bhaktha yang agung, yang mendapat penampakan Tuhan secara luar biasa. Mereka pun memberi hormat dan mohon maaf atas kesalahan yang mereka buat karena ketidaktahuan. Demikianlah ganjaran untuk kerinduan yang tulus. Dengan kepercayaan yang mutlak kepada Tuhan, dapat diperoleh Ananda (kebahagiaan) yang tidak terbatas.