Kemahaadaan Swami sungguh menakjubkan. Beliau mengetahui segala sesuatu. Kita bagaikan buku yang terbuka bagi Beliau--Sang Avatar--yang kesadaran-Nya meliputi segala sesuatu.

Pada tahun 1955 saya mengalami kecelakaan mobil yang mengerikan. Mobil saya tertabrak, terguling-guling tiga kali, lalu jatuh ke  dalam parit di bawah, tetapi saya bisa keluar tanpa luka sedikit pun. Pada malam bulan Desember yang gelap itu, tiba-tiba ada orang yang muncul entah dari mana, datang ke arah mobil, lalu menarik saya keluar dari kendaraan itu. Ia menempatkan saya di dalam sebuah bus, dan mengirim saya pulang. Saya tidak pernah melihat orang itu lagi. Apakah ia Swami? Pasti! Karena Orang Itu mengetahui nama saya!

Suatu kali ketika saya pergi ke Kathmandu, di Nepal, untuk menghadiri suatu konperensi wanita, saya mengalami permainan
Swami yang menakjubkan. Setelah konperensi usai, saya diajak mengunjungi rumah seorang wanita, bakta Sai. Wanita itu telah dihidupkan lagi oleh Swami! Di situ saya dapat merasakan kehadiran Beliau. Karena itu, saya berkata kepada Swami dengan suara nyaring, “Swami, perlihatkan kepada saya bahwa Swami ada di sini.” Astaga! Lihatlah! Sekuntum bunga marigold yang sangat besar, entah dari mana, tiba-tiba melayang kearah saya. Saya merasa luar biasa senangnya. Kemudian ada dua lagi bunga marigold yang melayang ke arah saya, semuanya dari tiga arah yang berbeda. Beliau ada di situ dan benar-benar memperlihatkan kehadiran-Nya kepada saya, sebagaimana sering Beliau katakan ( dalam bahasa Telugu ), “Inta, wenta, janta,” artinya, ‘Bersamamu, di sekelilingmu, di dalam dirimu’. Itulah Swami, Swami saya yang terkasih, yang selalu ada di mana-mana bersama saya.

Pada tahun 1997 kami berada bersama Swami di Kodaikanal, menikmati alam ( prakriti ) dan Sang Avatar ( Purusha ). Pada waktu itu sudah lima tahun lamanya saya menderita hypothyroid. Saya tidak pernah mengatakan hal ini kepada Swami. Pada hari ketika kami akan pulang, Beliau menciptakan sebuah wadah perak yang penuh vibhuti. Sejak saat itu sampai sekarang saya terus makan vibhuti. Dalam waktu singkat, thyroid saya menjadi normal. Sampai hari ini saya tidak makan obat thyroid apa pun. Pada hal masalah thyroid biasanya berlangsung seumur hidup dan penderita harus terus menerus makan obat. Inilah bukti kemahatahuan Beliau dan juga kepedulian serta belas kasihan Beliau kepada manusia biasa. Majulah selangkah ke arah Beliau, maka Beliau akan maju sepuluh langkah ke arah kita.

Sejak pintu hati saya,  saya buka bagi Sang Avatar yang kita kasihi, hidup saya berlangsung bagaikan permadani ajaib! Segala sesuatu terjadi dengan kehendak Beliau. Beliau telah memberi saya kekuatan batin untuk menerima sukses dan kegagalan. Beliau telah memberi saya kekuatan untuk menerima yang baik dan yang buruk. Yang terpenting, Beliau memberi saya kemampuan untuk memaafkan mereka yang merugikan atau menjahati saya.

Dalam pengalaman saya sebagai bakta Sai, perubahan batin ini adalah mukjizat Beliau yang terbesar. Bagaimana ( keadaan serta sifat ) saya dahulu, dan bagaimana ( keadaan serta sifat ) saya sekarang, merupakan perjalanan pribadi yang hebat bagi saya, bagaikan mengalami kelahiran lagi dalam kehidupan sekarang ini. Semua ini karena karunia Beliau.

Ajaran Swami mengenai kasih adalah amanat Beliau. Beliau adalah kasih yang berjalan dan berbicara—kasih yang sedang melakukan kegiatan. Sepanjang hidup-Nya, Beliau terus mengajarkan dan mengkhotbahkan kasih, kasih murni tanpa syarat yang selalu meluas, hal yang paling langka di dunia pada Zaman Kali dewasa ini.​

Menjadi bakta Beliau telah melenyapkan kehampaan dalam diri saya. Hati saya berdenyut dengan kasih bagi Sang Avatar dan bagi umat manusia, karena Beliau mengisinya dengan kasih-Nya. Mari kita persembahkan kepada Beliau, hati kita yang penuh kasih. Itu yang Beliau kehendaki, bukan

 

Dari: Sanathana Sarathi, Maret 2011.

Oleh: Dr. Ny. Giita Reddy

Kiriman: T. Retno Buntoro