Nilai                   : Prema ( Cinta Kasih )

Sub Nilai           : Bhakti

Tujuan               : Mengembangkan keunggulan dan sifat mulia diri kita yang sesungguhnya

Kata mutiara   : Jadilah seperti teratai, yang mengembangkan daunnya ketika matahari bersinar di langit, tidak terpengaruh oleh tempat dimana ia tumbuh atau oleh air yang menghidupkanya.

Usia                    : 8 – 14 Tahun ( Middle Balvikas )

Duduk Hening : Meditasi Cahaya

Cerita                 : Perjalanan Hidup Bhagavan Sri Sathya Sai Baba (Bagian Ke-3)

 

Hari-hari di Uravakonda (I)

Di Bukkapatnam, di kuil Dewi Chowdamma tinggal sebuah keluarga pegawai pemerintah setempat. Istrinya pernah melihat Sathya duduk di belakang kuil bagian dalam kuil Hanuman. Dia menyembunyikan dirinya dan melihat Dia melingkari tangan-Nya di udara dan yang mengejutkannya, materi penyembahan muncul seperti kapur barus, buah-buahan, gula bubuk, dan jahe. Dia kemudian menawarkan aarthi kepada Shirdi Sai dan kemudian Dia pergi. Putrinya Nagalaksmi biasa melakukan pemujaan Shirdi Sai Baba di rumah. Sathya akan tetap kembali setelah sekolah menunggu di sudut kamar pooja, Dia pergi sebelum mengambil prashadam. Dia sering meninggalkan bunga di depan pintunya untuknya melakukan pooja.

Suatu hari dia kesal karena dia tidak bisa membuat karangan bunga dari bunga karena dia tidak punya banyak waktu, sejak hari pertama dan seterusnya Sathya mulai membawa karangan bunga sendiri.  Dia menunjukkan kemahatahuan-Nya pada usia muda kepada pemuja terkasihnya. Kakak Sathya mendapat pekerjaan untuk mengajar di sekolah Uravakonda. Karena ingin mengeluarkan sathya dari lingkungannya di parthi, ia meyakinkan keluarganya dan membawa Sathya untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Sathya dengan keluarga kakak-Nya tinggal di sebuah jalan sempit dekat kuil Subramanya dan kuil Shiva. Kuil Siwa akan menjadi tempat peristirahatan penuh waktu bagi Raju muda dan pengikut kecil-Nya.

Cerita kekuatan misterius dan kedewasaan Sathya senantiasa mengikuti-Nya dan tersebar kemana-mana. Anak-anak kagum dengan murid baru ini. Beberapa juga ada yang iri dengan semua sanjungan yang ditujukan kepada-Nya.

Guru-guru mengagumi anak ajaib ini. Sebuah fenomena aneh sering muncul, setiap mereka melihat Sathya, tangan mereka akan terangkat secara otomatis ke dada dan memberikan salam kepadaNYA.  Kepala Sekolahnya pun memanggil Sathya ke ruangan.

Kisah tentang Sathya dan kekuatan adi kodrati-Nya diucapkan oleh setiap orang yang datang dan berada di kota Bukkapatnam, Penukonda, Dharmavaram dan Kamalapuram, Orang-orang mendengar bagaimana anak kecil itu memiliki kekuatan menghadirkan buah, bunga, manisan hanya dengan menggerakkan tangan-Nya bahkan sejak Ia masih belita. Setiap guru begitu bersemangat ditugaskan pada aktivitas dimana Sathya ikut serta, sebagian karena rasa penasaran, yang lain karena rasa bakti, yang lain lagi karena dorongan ingin membuktikan bahwa semua itu hanya akal-akalan saja.

Ada keadaan kekuarangan air yang parah pada masa itu. Sathya sangat senang membantu mencukupi kebutuhan air  untuk keluarg Nya bahkan juga untuk 3 tetangga-Nya, sathya kecil saat itu membantu para tetangganya yang kesulitan membawa guci yang berisi air penuh. Suatu hari Sathya pulang ke Parthi pada saat liburan sekolah, Ibunya terlihat menerima tamu. Karena lama tak bertemu Ibu Eswaramma, membantu Sathya yang baru datang dan akan memijatnya. Disanalah Ibu Eswarama mengetahui bahwa Sathya memiliki luka dibahunya akibat membantu tetangganya membawa guci berisi air penuh yang berat, namun Sathya menenangkan ibunya yang berkata bahwa Ia hanya dimanfaatkan dengan berakata bahwa Ia datang untuk melayani, itu membuat Sathya  tersenyum dan memberikannya kebahagiaan.

Diskusi :

  1. Pesan apa yang bisa kalian ambil dari cerita tersebut?
  2. Bagaimana menurut kalian dengan sikap dan perilaku baik yang selalu dilakukan oleh Bahgavan?
  3. Sebutkan sikap dan perilaku baik dari Bhagavan yang ingin kalian tiru?

Aktivitas Grup : Membuat Pembatas Buku (Materi Shodasopanam)

Bahan-bahan :

  1. Kertas HVS dan kertas karton
  2. Gunting
  3. Alat mewarnai

Cara pembuatan :

  1. Pilih salah satu sketsa dari materi Shodasopanam
  2. Sketsa kemudian dibentuk sedemikian rupa sehingga tampak menarik
  3. Kemudian setelah sketsa dari pembatas buku sudah selesai, masuk kedalam proses mewarnai. Dimana di proses ini kita bisa berekspresi sebebas mungkin dalam mempercantik atau memperindah pembatas buku
  4. Setelah ketiga proses terebut sudah dilewati selanjutnya adalah menempelkan sketsa pembatas buku ke atas karton atau kertas yang memiliki ketebalan melebihi HVS dengan tujuan agar pembatas buju tidak mudah sobek.