PENDAHULUAN

Kami diberkati dan beruntung telah menerima cinta, rahmat dan berkah ilahi dari Sad Guru kita, Bhagawan Sri Sathya Sai Baba yang adalah guru universal, guru ilahi, dan guru para guru.  Dia telah menunjukkan kepada kita tujuan hidup dan cara untuk mencapainya melalui jalan cinta dan pelayanan.  Setiap kata-kata-Nya adalah mantra, dan tulisan-tulisan-Nya adalah inti dari semua kitab suci.  Dalam kasih dan rahmat-Nya yang tak terbatas, Dia telah memberi kita gudang pengetahuan melalui wacana dan tulisan ilahi-Nya dalam bentuk Vahini – yang mempraktekkan hidup kita yang akan ditebus. 

Panduan Studi ini menyajikan surat-surat pilihan yang ditulis oleh Swami kepada para bakta-Nya, murid-murid-Nya, guru-guru, dan para pencari spiritual, membimbing mereka dalam berbagai aspek kehidupan.  Kami dengan senang hati membagikan sembilan surat yang merupakan permata berharga, memberi kami panduan tentang berbagai praktik spiritual, seperti Namasmarana, jalan pengetahuan, meditasi, dan penyerahan diri untuk membawa kami ke tujuan bahwa kami adalah ilahi dan semuanya adalah (Perwujudan/percikan) Brahman.  Mari kita menyelami lebih dalam kata-kata Sai kita yang terkasih ini dan menikmati kedamaian dan kebahagiaan darinya. Silakan bagikan email ini dan Panduan Belajar terlampir dengan keluarga dan teman. 


Terima kasih. Jai Sai Ram. 
Organisasi Internasional Sri Sathya Sai

1. Di dalam dirimulah ada Kebahagian Sejati


Engkau sebagai tubuh, pikiran, atau jiwa adalah hayalan, sedangkan apa yang merupakan Diri Sejatimu sebenarnya adalah Keberadaan, Kebijaksanaan, dan Kebahagiaan. Engkau adalah (perwujudan/percikan) Tuhan alam semesta ini. Engkaulah yang menciptakan seluruh alam semesta dan menariknya ke dalam. Untuk mencapai (kesadaran) semesta yang tak terbatas, (sekat) individualitas, (sekat) penjara kecil individualitas yang menyedihkan harus dilepaskan. Bhakti adalah kondisi tanpa ada tangisan (penderitaan) atau kondisi negatif apa pun, (bhakti) itu adalah melihat (Ketuhanan) di dalam semua yang kita lihat. (Melalui) Hatilah kita bisa mencapai tujuan, ikuti kata hati. Hati yang murni mencari (mengamati) dengan melampaui intelek (kecerdasan), (hati yang murni) itu menghadirkan inspirasi (wahyu). Apapun yang kita lakukan akan bereaksi kembali terhadap kita. Jika kita baik, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan jika jahat kita akan mendapatkan ketidakbahagiaan. Di dalam dirimu ada kebahagiaan sejati, di dalam dirimu ada lautan nektar Ilahi yang begitu kuat dan agung. Carilah di dalam dirimu, rasakan, rasakan, hal itu di sini, diri yang sejati. Dia bukan tubuh, bukan pikiran, bukan intelek, bukan organ otak. Dia bukanlah yang sedang menginginkan sesuatu. Dia bukanlah objek keinginan. (Hal yang) Melampaui semua itu, Engkau adalah itu. (Sedangkan) Semua hal lain hanyalah manifestasi. Engkau hadir bagai bunga yang mekar, bagai bintang yang berkerlap-kerlip. (Lalu) Apa hal-hal di dunia yang bisa membuat engkau menginginkan sesuatu?

Pertanyaan Renungan

(Surat yang diberikan kepada sekelompok bakta dari Amerika Serikat. Pertama kali diterbitkan di Sanathana Sarathi tahun 1973)
T: Bagaimana cara kita untuk "mengikuti kata hati" di dalam menjalani hidup, dan mencarinya dengan melampaui intelek, sehingga menyadari bahwa kita adalah “Keberadaan, Kebijaksanaan, Kebahagiaan Sejati"?
T: Bagaimana cara kita untuk merawat (menjaga dan menumbuhkan) perasaan bahwa di dalam diri kita sesungguhnya terdapat kebahagiaan sejati sebagai lautan cinta kasih Ilahi – yang di atas dan melampaui tubuh, pikiran, intelek, organ otak, dan keinginan?

2. Lapar (Kerinduan) Spiritual


Sayangku! Apakah engkau memiliki rasa lapar (kerinduan) spiritual? Kelaparan (Kerinduan) spiritual adalah makna tertinggi dari setiap aktivitas dalam hidup. Ketidakpuasan dan kegelisahan yang tetap ada bahkan setelah mendapatkan semua kebutuhan hidup menunjukkan bahwa setiap orang secara sadar atau tidak sadar, menderita kelaparan (kerinduan) spiritual dan itu tidak dapat diredakan sampai hakekat diri yg sejati (spirit) yang di dalam diri direalisasikan. Tanpa ketidakpuasan Ilahi ini, maka tidak akan ada kemajuan yang nyata. Perdamaian dunia mungkin terjadi ketika semua orang di dunia sadar akan fakta-fakta yang mengatur kehidupan universal dan ketika ada perasaan kebaikan, cinta kasih, dan kesatuan dari hati ke hati di antara penduduk Dunia.

Pertanyaan Renungan

T: Setelah kita pertama kalinya memahami bahwa ketidakpuasan yang tak henti-hentinya dalam hidup kita berasal dari kelaparan (kerinduan) spiritual... bagaimana para bakta mencoba memuaskan rasa lapar (kerinduan) spiritual itu?
T: Bagaimana ketidakpuasan Ilahi mendorong kita untuk menyadari perasaan kebaikan, cinta kasih, dan kesatuan dari hati ke hati?

3. Hanya Kebenaran yang merupakan Teman Sejati dan Kerabat Sejati Seseorang


Setelah pencarian panjang, di sana-sini, di kuil-kuil dan di tempat suci lainya, di bumi dan di surga, akhirnya engkau kembali. Menyelesaikan lingkaran dari tempat mu memulai, ke jiwa mu sendiri, dan menemukan bahwa Dia, yang untuk siapa engkau telah mencari di seluruh dunia, yang untuk siapa engkau telah menangis dan berdoa di temapt suci dan kuil-kuil, yang pada siapa engkau melihat sebagai misteri dari semua misteri, diselimuti awan, yang terdekat dari yang dekat, adalah diri mu sendiri, realitas hidup, tubuh, dan jiwa mu. Itu adalah sifat mu sendiri. Tegaskan itu, wujudkan itu. Itu adalah Kebenaran dan hanya Kebenaran itulah teman dan kerabat sejati seseorang. Mematuhi Kebenaran. Menapaki jalan kebenaran dan (maka) tidak (akan ada) sehelai rambut pun dari tubuh mu yang akan terluka. Meditasi tidak lain melampaui keinginan. Pelepasan (keterikatan) adalah kekuatan untuk melawan kekuatan jahat dan mengendalikan pikiran.

Pertanyaan Renungan

T: Bagaimana kita menggambarkan perjalanan yang berputar-putar kemudian kembali ke tempat kita mulai, menyadari kodrat ketuhanan asli dalam diri sendiri?
T: Bagaimana kita melepaskan diri dari, saat-saat percaya bahwa sumber kebahagiaan dan kepuasan ada di luar diri kita?

4. Manusia adalah (perwujudan/percikan) Tuhan


Untuk Hislop, dengan Berkah (dari SWAMI)
Sayangku! Engkau akan menemukannya jauh di dalam dirimu. Pikirkan berkali-kali, renungkan, itu memberi tahu mu tentang sifat sejati mu, hal itu memberi mu harapan, itu memberi mu kehidupan baru, itu menunjukkan jalan, itu membuktikan kepada mu bahwa (perwujudan/percikan) Tuhan ada di dalam diri mu dan engkau bukan manusia (yang biasanya kita pahami), manusia adalah (perwujudan/percikan) Tuhan. Ini menunjukkan kepada mu bahwa, adalah mungkin bagi mu untuk menyadari Tuhan (Swamiji) tetapi engkau dan engkau sendiri yang harus merenungkan hal ini secara mendalam, engkau akan menemukan bahwa engkau akan mulai mengetahui apa yang dimaksud dengan pernyataan: "Diri Sejati" yang tidak dapat dijelaskan, pikiran mengetahui keberadaannya, "Diri Sejati - Tuhan" ada di dalam diri manusia, engkau adalah (perwujudan/percikan) Diri itu, yang lainnya adalah ilusi dari ciptaan pikiran, pikiran yang menciptakan, memelihara, dan menghancurkan.

Kasihku! Kegembiraan yang besar, kehalusan (kelembutan) dari kebahagiaan, yang akan engkau rasakan, saat engkau semakin dekat dengan Diri Sejati mu; jika engkau berusaha untuk menemukan diri mu dengan menggunakan pikiran mu, engkau akan berusaha dan berusaha dengan sia-sia. Karena pikiran, tidak dapat memberi mu kebenaran; kebohongan tidak bisa memberi mu kebenaran; kebohongan hanya dapat menjerat mu dalam jaringan penipuan, tetapi jika engkau membuat diri mu peka, bangunkan kualitas mu yang sejati, baik, dan indah. Di atas mu, di bawah mu – tidak ada apa-apa, di sebelah kanan mu atau di sebelah kiri mu – tidak ada apa-apa; hanya kekosongan (ketiadaan), dan larutkan (satukan) diri mu ke dalam ketiadaan itu, itu akan menjadi cara terbaik bagi mu untuk bisa menjelaskan realisasi dari Diri Sejati, namun kehampaan (ketiadaan) itu bukanlah ketiadaan dari kekosongan yang biasa (bukan seperti kekosonangan yang difahami oleh indria). Ketiadaan itu adalah kepenuhan dari segalanya, kekuatan keberadaan yang tampaknya menjadi segalanya.

Pertanyaan Renungan

T: Bagaimana kita “merenungkan secara mendalam” bahwa “(perwujudan/percikan) Tuhan ada di dalam diri kita dan kita bukan manusia (yang biasa kita pahami), dan manusia adalah (perwujudan/percikan) Tuhan”?
T: Kapankah (saat bagimanakah yang memungkinkan) kita dapat melihat sekilas "kegembiraan besar, kehalusan (kelembutan) kebahagiaan" saat kita "semakin dekat dan semakin dekat dengan Diri Sejati"?

5. Hidup Tanpa Kebaikan bukanlah Kehidupan Nyata


Rajagopal ! Terimalah Berkat dan CintakasihKu.
Semuanya adalah hari-hari bahagia bagi orang yang memiliki pengetahuan sejati. Kebahagiaan adalah pengalaman sadar internal yang didapat sebagai efek dari lenyapnya keinginan mental atau keinginan fisik. Semakin kecil keinginan, semakin besar kebahagiaan. Jadi, Kebahagiaan sempurna (perfect happiness) disebabkan oleh leburnya semua keinginan ke dalam "Kehadiran Agung"Nya. Kemuliaan benar-benar mandiri dan tidak bergantung pada faktor eksternal. Ini adalah rasa kesempurnaan atau kesadaran pencapaian tertinggi.. kehidupan yang disebut kemuliaan. Ketenaran di antara banyak orang tidak disebut kemuliaan dalam artinya yang sebenarnya. Jawabannya lebih kepada pertanyaan definisi, dan definisi tergantung pada sudut pandang, budaya dan pengalaman masing-masing orang. Kebaikan bukanlah sesuatu yang palsu atau tidak mungkin, tetapi merupakan salah satu faktor yang memberikan nilai kehidupan yang sebenarnya.

Hidup tanpa kebaikan bukanlah kehidupan nyata, tetapi hanya sebuah adegan tarian destruktif (kehancuran) dari kekuatan jahat yang akan menenggelamkan individu dalam kesedihan. Kebaikan adalah jalan menuju kebahagiaan sejati. Dalam analisis terakhir, tidak ada entitas yang terpisah sebagai kebaikan. Itu (keterpisahan) hanya diperoleh di tataran yang masih relatif, dimana (ketika) dualitas dilampaui, maka, tidak ada pertanyaan tentang pasangan yang berlawanan yang muncul. Raja, Tuhan selalu bersamamu, di dalam dirimu. Selamat berbahagia. Baba
Raja! Aku mengirim Prasad (Vibhuti) kecil untuk kesehatan mu. Kesehatan mu tidak baik. Jadilah Sehat dan bahagia Dengan cinta kasih
Baba

Pertanyaan Renungan

T: Kapan dalam hidup kita, keinginan mental atau keinginan fisik mendorong kita untuk merasa tidak bahagia?
T: Bagaimana kita memelihara kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana hal ini membantu kita mengatasi dualitas dan mengalami kesatuan?

6. Nyatakan (dengan tegas) Ketuhananmu


Nanjundaiah sayang! Terimalah berkatKu.
Metode terbaik untuk menyebarkan filosofi Vedanta adalah dengan menjalaninya (mempraktekkannya). Tidak ada jalan lain yang lebih mulia. Hiduplah di dalam (kesadaran) TUHAN. Semuanya baik-baik saja. Buat orang lain juga hidup di dalam TUHAN. Semua juga akan baik-baik saja. Percayalah pada kebenaran ini, engkau akan diselamatkan. Dari kehidupan cacing yang terendah sampai kehidupan manusia yang tertinggi, hadir sifat Ilahi yang sama. Cacing adalah bentuk terendah di mana ke-Ilahian sangat tertutupi oleh Maya; kemudian kehidupan manusia adalah bentuk tertinggi yang ke-Ilahianya hanya tertutupi sedikit oleh Maya. Di balik segalanya, terdapat ke-Ilahian yang sama dan dari Nya muncul dasar moralitas (kesuliaan). Nyatakan (dengan tegas) Ketuhananmu. Benamkan itu ke dalam gelembung air kecil agar melupakan dirinya dan pecah, kemudian ia menemukan dirinya sendiri, yaitu seluruh lautan.

Engkau adalah keseluruhan, yang tak terbatas, Semua. Engkau adalah (percikan) Keilahian itu sendiri; yang maha suci. Dunia bukanlah dunia. Engkau adalah Semua di dalam Semua, kekuatan tertinggi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata; tidak dapat dijelaskan oleh pikiran ataupun seseorang. Engkau adalah 'Aku' yang murni. Itulah dirimu. Surga ada di dalam dirimu. Mencari kebahagiaan bukan pada objek indria. Sadarilah bahwa kebahagiaan ada di dalam dirimu.
Dengan Berkah
Sri Sathya Sai Baba

Pertanyaan Renungan

T: Ketika kita melihat keadaan dunia, latihan spiritual apa yang paling membantu kita untuk mengetahui kebenaran bahwa “Semuanya baik-baik saja” dan “Semuanya akan baik-baik saja”?
T: Bagaimana kita dapat beralih dari perasaan bahwa kita adalah diri yang terpisah, menjadi mengetahui tanpa keraguan bahwa “Kita adalah keseluruhan, yang tak terbatas, Yang Semua... 'Aku' murni"?

7. Seluruh Alam Semesta hanyalah Mimpi belaka


Sayangku! Waktunya akan tiba ketika seluruh mimpi ini akan lenyap. Bagi kita semua pasti akan tiba saatnya ketika seluruh alam semesta akan ditemukan hanya sebagai mimpi, ketika kita akan menemukan bahwa Jiwa jauh lebih baik daripada benda benda di sekitarnya. Dalam perjuangan melalui apa yang kita sebut lingkungan ini, akan tiba saatnya ketika kita akan menemukan bahwa lingkungan ini hampir nol dibandingkan dengan kekuatan Jiwa. Ini hanya masalah waktu, dan waktu bukanlah apa-apa dalam ketidakterbatasan. Ini adalah setetes air di lautan. Kita bisa menunggu dan tenang.
Dengan Berkah.
(Baba) Sri Sathya Sai Baba

Pertanyaan Renungan

T: Bagaimana indria dan pikiran kita menciptakan “mimpi” (ilusi) dari alam semesta yang terdiri dari “lingkungan” yang terpisah dari diri kita sendiri?
T: Apa cara kita untuk memupuk perjalanan menuju kebangkitan kekuatan Jiwa?

8. Tuhan selalu bersamamu


Kamp "Brindavan“ 5-4-88
Rajagopal! Terimalah Kasih dan BerkatKu. Apa kabar? Jangan khawatir tentang kesehatan mu. TUHAN selalu bersamamu, di dalammu, di sekitarmu, berbahagialah selalu, lenturkan tubuh, perbaiki indria, akhiri (hentikan) pikiran, ini adalah proses untuk mencapai keabadian. Dimana ada keyakinan disitu ada pengabdian, dimana ada pengabdian disitu ada kemurnian, dimana ada kemurnian disana ada TUHAN dimana ada TUHAN disana ada Kebahagiaan. TUHAN bersamamu. Engkau adalah (percikan/perwujudan) Tuhan. Kenapa khawatir? Raja! Aku mengirim prasadam kepada istri mu. Dia sangat mengkhawatirkan kesehatanmu, dia wanita yang sangat baik! Dengan Berkah.
Baba

Pertanyaan Renungan

T: Dalam hidup kita, apa “awan kekhawatiran yang menyembunyikan matahari” untuk selalu bahagia?
T: Latihan spiritual apa yang membantu kita beralih ke pengetahuan langsung bahwa “Tuhan selalu bersama kita, di dalam diri kita, di sekitar kita… kita adalah (percikan/perwujudan) TUHAN”?

9. Berlindunglah dalam Naungan Sai


Kepada: Sri Sathya Sai Hostel, Brindavanam
Guru-guru dan Anak-anakKu yang Terkasih! Terimalah Kasih dan BerkatKu!
Dalam dunia yang berubah ini kita bertemu dengan berbagai perubahan hidup, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Kita menderita penyakit baik mental maupun fisik. Tubuh terserang penyakit dan pikiran dipenuhi kekhawatiran. Dalam keadaan ketidakbahagiaan, gejolak dan kesengsaraan kita ini hanya ada satu cara untuk mengatasinya dan itu adalah berlindung di dalam SAI. SAI sendiri yang mampu menghilangkan berbagai kesulitan dan penyakit tersebut, serta memberikan (mengkaruniai) engkau kesehatan, kedamaian dan kemakmuran . Dia yang telah mendapatkan (mengucapkan) Nama SAI di bibirnya adalah seorang jivan-mukta*, karena mengingat (merenungkan) SAI secara terus-menerus menghilangkan rasa ego dan memberinya realisasi Diri Sejati-nya yang tidak berubah. Nama adalah penghubung antara bakta dan SAI. Ini membawa bakta bertemu dengan SAI dan memungkinkan dia untuk mencapai pengetahuan tentang keesaannya (persatuannya) dengan-Nya (SAI).
Dengan kasih. SAI mu, SAI milikmu (Sri Sathya Sai)

Pertanyaan Renungan

T: Apa bedanya bagi kita, mengingat bahwa SAI adalah tempat perlindungan bagi semua ketidakbahagiaan, kekacauan dan kesengsaraan dalam hidup? (dibandingkan dengan tidak mengingat)
T: Latihan spiritual apa yang paling membantu kita untuk mengurangi rasa ego dan mewujudkan Diri yang Sejati dan yang tidak berubah?
 *jivan-mukta: yang telah mencapai kesadaran Diri Sejati