Apakah Shivaratri?

  1. Hari ini adalah hari suci Shivaratri. Siwa berarti keberuntungan. Dimana ada Shiva (keberuntungan), disana tidak ada shava (ketidakberuntungan). Hari suci Shivaratri ini harus dihabiskan dengan merenungkan Tuhan secara terus menerus dengan menchantingkan nama suci Siwa dari pagi sampai menjelang tidur. Nama Tuhan harus seperti menari di lidah mu.
    1. Siwa berarti keberuntungan. Karena Siwa bersemayam di dalam hati kita, apakah itu berarti kita juga harus merasa beruntung? Lalu bagaimana caranya agar kita merasa beruntung setiap saat?
    2. Bagaimana caranya agar kita bisa terus-menerus ingat menyebut nama Tuhan pada Shivaratri?

     

  2. Kita melewati malam setiap hari sejak kita lahir, tetapi tidak semua malam itu bisa disebut Shivaratri. Orang-orang bermeditasi, bernyanyi, dan mendengarkan kemuliaan nama suci Tuhan dan mengalami ketuhanan Dewa Siwa. Karena sepanjang malam dihabiskan untuk bermeditasi dan menyanyikan kemuliaan nama dewa Siwa, maka malam ini disebut Shivaratri. Tidak hanya malam ini, kapanpun engkau bermeditasi kepada nama Tuhan sepanjang malam, malam itu juga disebut Shivaratri. Dewa Siwa bukanlah Avatar yang terpisah.
    1. Malam ini adalah malam yang diberkati dan dalam semua wacana selama Shivaratri, Swami telah menekankan pentingnya hal itu. Bagaimana kita dapat lebih mempersiapkan diri untuk melakukan beberapa bentuk sadhana/latihan spiritual untuk malam istimewa ini?

     

  3. Tak seorang pun tampaknya berusaha untuk mengenali arti dan makna Shivaratri. Nyatanya, kata Shivaratri sudah mengungkapkan artinya sendiri. "Shiva" berarti keberuntungan dan "rathri" berarti malam. Jadi, Shivaratri berarti malam yang penuh keberuntungan. Kemudian muncul pertanyaan: siapakah Siwa? Kesadaran Ilahi yang meliputi semua makhluk hidup tidak lain adalah Siwa. Shivattwa (kesadaran Ilahi) ini meresap tidak hanya pada manusia tetapi juga burung, binatang buas, dan hewan. Faktanya, setiap saat dalam hidup kita, bisa dianggap sebagai Shivaratri. Kita tidak perlu menunggu Shivaratri pada hari tertentu dalam setahun.
    1. Malam tersebut hanyalah program orientasi bagi kita untuk menyerap semangat Shivaratri dan menjadikan ini sebagai gaya hidup yang tidak terpisahkan selama sisa hidup kita. Transformasi apa yang ingin kita capai dalam diri kita sendiri? Resolusi baru apa yang perlu kita buat malam ini untuk mencapai transformasi tersebut?

     

  4. Hari ini kita merayakan Shivaratri. Apakah maknanya? Ratri (malam) dikaitkan dengan kegelapan. Veda menyatakan, "Chandrama Manaso Jatha, Chaksho Suryo Ajayatha (bulan lahir dari pikiran dan matahari dari mata Purusha)." Bulan adalah dewa yang menguasai pikiran. Jadi, pikiran harus murni dan tidak ternoda.
    1. Mengapa Shivaratri sangat penting berkaitan dengan pikiran?
    2. Apa relevansi dari makna Shivaratri dalam kehidupan kita sehari-hari?

     

  5. Engkau dapat memahami/menghayati makna sejati Shivaratri hanya ketika engkau telah melepaskan kualitas-kualitas tidak baik dan memupuk perasaan cinta kasih Ilahi. Memaknai Shivaratri hanya dengan tidak tidur, tidaklah cukup. Engkau harus merenungkan Tuhan tanpa henti. Banyak orang mengklaim bahwa mereka telah melakukan jagarana (berjaga/tidak tidur) pada malam Shivaratri dengan bermain kartu. Nelayan terus mengamati jaring ikannya dengan seksama. Bisakah ini disebut meditasi? Jika seseorang tidak makan karena bertengkar dengan istrinya, apakah bisa disebut puasa? Tidak. Demikian pula, keberhasilan sadhana di malam suci Shivaratri tidak dapat dicapai dengan bermain kartu sepanjang malam. Engkau harus menghabiskan malam ini dengan menyebut nama Tuhan, menggunakan waktu untuk melakukan perbuatan yang baik.
    1. Di sini Swami menekanan perlunya peningkatan dalam perayaan ini dari hanya melaksanakan semua ritual secara mekanis, meningkat menjadi lebih memahami makna dan tujuan dari perayaan hari yang bertuah ini. Renungkan dan laksanakan berbagai ritual yang dilakukan selama Shivarathri dan temukan makna di balik masing-masing ritual ini.

     

  6. Hari ini adalah hari suci Shivaratri. Legenda mengatakan bahwa ketika Siwa, untuk menyelamatkan dunia, Dewa Siwa menelan halahala (racun), Dewa Siwa kehilangan kesadaran dan jatuh. Panas yang dihasilkan mempengaruhi dunia. Untuk mendinginkan dunia, Siwa menciptakan pegunungan Himalaya. Kemudian Dia menempatkan pegunungan Himalaya di atas perut-Nya. Akibatnya, pegunungan Himalaya menyerap semua panas dari tubuh-Nya dan akhirnya bisa bangkit. Orang-orang merayakan acara ini sebagai Shivaratri. Tapi, ini hanya interpretasi duniawi. Sesungguhnya, Himalaya ada di dalam diri kita. Faktanya, seluruh dunia ada di dalam diri kita. Keilahian di dalam diri kita tidak memiliki kelahiran atau kematian. Tubuh mungkin mengalami perubahan, tetapi Prinsip Ilahi tetap sama. Cinta kasih tidak pernah mengalami perubahan apa pun. Kasih selalu mengasihi. Kualitas dari gula adalah rasa manis. Hal ini tidak berubah apakah ditambahkan ke kopi, teh, air atau puding beras.
    1. Menelan Halahala (racun) oleh Siwa adalah peristiwa yang sangat penting. Bagaimana kita menghubungkan hal ini dengan peristiwa kehidupan sehari-hari?
    2. Siwa menciptakan pegunungan Himalaya dan ditempatkan di perutnya dan dengan demikian menyerap panas. Sekali lagi ini bukanlah hanya cerita biasa, tetapi ada sebuah makna mendalam yang terkait dengan kedua peristiwa ini. Renungkan makna batin dari kedua peristiwa ini dan nilailah bagaimana hal ini dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

     

  7. Malam hari yang telah engkau lewati di hari-hari lain adalah malam hari biasa. Tapi Shivaratri adalah malam yang penuh keberuntungan. Bagaimana itu menguntungkan? Sungguh menguntungkan ketika engkau menghabiskan waktu dengan cara yang menguntungkan, menyanyikan kemuliaan Tuhan. Pikiran memiliki enam belas aspek. Bulan adalah dewa yang menguasai pikiran. Dari enam belas aspek bulan, lima belas aspek tidak ada/hilang di hari ini. Jika engkau menyanyikan kemuliaan Tuhan sepanjang malam dengan sepenuh hati, maka satu aspek bulan yang tersisa dapat dilampaui/digabungkan dengan Yang Ilahi. Pada hari ini, adalah mungkin untuk mendapatkan kendali penuh atas pikiran dengan merenungkan Tuhan. Karena itulah Shivaratri dianggap sebagai malam yang menguntungkan. Sayangnya, di Zaman Kali ini, orang-orang bergadang dalam Shivaratri dengan menonton bioskop atau bermain kartu sepanjang malam. Ini tidak bisa disebut Shivaratri. Setiap saat di malam hari harus didedikasikan untuk memikirkan Tuhan dan menyebut nama-Nya dengan sepenuh hati. Nyanyian harus datang dari dalam hati. Inilah yang disebut refleksi batin.
    1. Malam terpenting dari semua malam adalah Shivaratri. Tampaknya ini adalah malam, jika dilewati dengan kewaspadaan yang tepat dan rasa bhakti yang teguh, kita mungkin mendapatkan lompatan kesadaran. Intensitas dan niat apa yang harus kita miliki untuk mendapatkan kesempatan ini?
    2. Berapa banyak lagi dedikasi yang harus kita curahkan untuk membuat acara ini berkesan? Kewaspadaan ekstra dan kemantapan apa yang kita butuhkan saat ini untuk menjadi lebih tajam dan lebih berbakti kepada Tuhan, yang ada di hati kita?

     

  8. Hari ini adalah hari Shivaratri yang sangat menguntungkan. Shiva berarti keberuntungan. Apa yang begitu istimewa dan menguntungkan tentang Shivaratri? Pikiran memiliki 16 aspek, 15 aspek di antaranya kualitasnya telah hilang pada malam ini dan hanya satu aspek yang tersisa. Manfaatkan malam suci ini dengan benar dengan menjalankan Sadhana dengan rasa bhakti dan kemantapan. Sadhana macam apa yang harus engkau lakukan? Bersihkan hati mu dari semua kualitas-kualitas jahat. Kualitas-kualitas jahat muncul dalam diri mu karena penyalahgunaan indera-indera. Itu adalah akar penyebab dari semua dosa. Sadhana tidak berarti hanya melakukan Japa dan meditasi. Engkau harus mengembangkan perasaan yang murni dan Ilahi di dalam diri mu. Anggap setiap orang adalah Ilahi. Hormati mereka. “Semua milikKu dan Aku milik semua orang.” Begitu engkau memiliki keyakinan yang teguh, engkau akan dapat menikmati kebahagiaan luar biasa dalam hidup. Tidak akan ada jejak kekhawatiran dalam hidup mu. Miliki Keyakinan yang Kuat kepada Tuhan.
    1. Renungkan dan kenali kualitas negatif yang kita miliki sehingga kita menjadi lebih siap untuk menyerahkan sifat negatif ini kepada Dewa Siwa pada malam itu.
    2. Bayangkan hidup tanpa kualitas negatif ini dalam hidup kita. Bayangkan kedamaian dan cinta kasih yang akan kita alami di masa depan, bayangkan kita menjalani hidup tanpa kualitas negatif ini. Tetapkan tujuan pada kemungkinan terbaik di masa depan yang dapat dibayangkan dan siaplah selalu, dan rela-lah menyerahkan kualitas-kualitas negatif ini.

     

  9. Karena itu dikatakan, (Mengatakan) Kebenaran adalah kehidupan lidah. (Melakukan) Kebajikan adalah kehidupan tangan. Tanpa kekerasan adalah kehidupan hati. Shivaratri dirayakan untuk mengajari umat manusia akan pentingnya nilai-nilai ini. Shiva juga berarti kerendahan hati. Seseorang dengan kerendahan hati adalah salah satu Shivam (keberuntungan). Sebaliknya, orang dengan ego sesungguhnya adalah seorang savam (mayat).
  10.  

  11. Untuk naik ke tingkat ketuhanan, satsang sangat penting. "Satu pikiran, satu visi, dan satu tindakan." Ketiganya harus bersatu. Shivaratri dirayakan untuk kesaadaran kesatuan Ketuhanan ini. Ketika engkau melakukan bhajan malam ini, engkau hanya akan memiliki satu pikiran. Engkau akan mengalami kebahagiaan bhajan. Itu adalah kebahagiaan non-dual. Mengapa engkau harus melakukan bhajan sepanjang malam? Bhajan dilakukan untuk mengendalikan pikiran dan memfokuskannya pada Ketuhanan. Beberapa orang terus berdiskusi tentang masalah duniawi bahkan saat mereka melaksanakan bhajan. Jangan mendekati orang-orang seperti itu.
    1. Swami mengatakan bahwa salah satu kualitas pertama yang harus dimiliki oleh seorang sadhaka agar dapat menuju cahaya kebenaran adalah kerendahan hati. Shiva berarti kerendahan hati. Seluruh tujuan malam ini adalah untuk menyadari dan menyerap kualitas Dewa Siwa. Oleh karena itu renungkan dalam hidup mu kejadian-kejadian yang membuat engkau menyadari bahwa ego mu sendiri terwujud dalam hidup mu yang mengakibatkan munculnya amarah, kebencian, dll. Gunakan malam yang penuh keberuntungan ini untuk kembali lagi ke sifat asli bawaan kita dan membuat komitmen untuk selalu mewujudkan kerendahan hati. dan menjadikan kerendahan hati sebagai bagian integral dari gaya hidup kita.
    1. Selaraskan pikiran, perkataan dan perbuatan. Bersumpahlah untuk tidak terlibat dalam aktivitas lain apa pun, tetapi tetap hening dan waspada terhadap pikiran mu. Lalui malam ini dengan kontemplasi terus-menerus. Renungkan hal ini dengan mendalam dan amati berapa kali pikiran tidak mematuhi perintah yang telah engkau tetapkan pada diri sendiri. Ini adalah langkah pertama menuju meditasi. Untuk menjadi waspada atas pikiran mu. Gunakan malam ini secara menguntungkan untuk menguasai pikiran mu.

     

  12. Kesadaran Siwa meliputi segalanya. Bagaimana kita bisa membatasinya pada waktu dan tempat tertentu?

     

    Sarvatah Panipadam
    Tat Sarvathokshi Siromukham
    Sarvatah Sruthimalloke Sarvamavruthya Tishthati


    ‘Dengan tangan, kaki, mata, kepala, mulut, dan telinga melingkupi segalanya, Dia menembus seluruh Alam Semesta’.
    Jika kita renungkan secara seksama aspek ini, akan jelas bahwa semua yang kita saksikan di sekitar kita adalah kesadaran Siwa, dan tidak ada yang lain. Siwa bukan berarti wujud tertentu dengan rambut kusut dan kulit harimau. Kemana pun kita melihat dan bentuk apa pun yang kita temui - apakah itu anak-anak atau orang tua, baik perempuan atau laki-laki - dalam segala bentuk, kesadaran Siwa tampak cemerlang. Bagaimana engkau bisa menjelaskan kesadaran Siwa yang meliputi semua itu atau membatasinya pada waktu dan tempat tertentu? Orang-orang menampilkan bentuk tarian tertentu untuk menggambarkan Shiva Tandava (tarian kosmik Dewa Siwa dan Parvati). Tapi ini hanya simbolis dan tidak menggambarkan Shiva Tandava yang sebenarnya. Bagaimana seseorang bisa menggambarkan kesadaran Siwa yang transendental, yang mana kata-kata tidak dapat menggambarkan atau pikiran tidak dapat memahaminya?
    1. Petikan wacana yang indah ini merangkum kesimpulan dari sebuah pengalaman. Kesadaran kita harus naik ke titik di mana kita menyadari Siwa pada bentuk, ruang, dan waktu tertentu. Semua yang kita lihat harus dilihat dengan kesucian. Semua yang kita temui adalah suci. Bagaimana kita bisa berkembang ke tingkat kesadaran seperti itu?

     

  13. Kembangkan kebajikan dan jalani hidup yang ideal. Hanya dengan begitu, Swami akan senang dengan mu. Jika engkau membuat Aku bahagia dengan tingkah lakumu yang ideal, Aku akan memberikan lebih banyak kebahagiaan untukmu. Kebahagiaan mu adalah kebahagiaan Ku. Kemana pun engkau pergi, dapatkan nama baik untuk diri mu sendiri. Karakter mu sangat penting bagi-Ku. Karenanya, berusahalah untuk membentuk karakter mu dan menjadi ideal bagi orang lain. Ini adalah pesan yang ingin Aku sampaikan kepada mu pada hari Shivaratri yang bertuah ini. Hari di mana engkau mengalami kebahagiaan abadi adalah Shivaratri untuk-Ku. Aku memberikan berkat-Ku pada kalian semua pada malam suci Shivaratri ini. Nyanyikan Nama Tuhan sepanjang malam. Untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan pengalaman suci, habiskan malam dalam kontemplasi kepada Tuhan. Hanya dengan begitu engkau akan dapat mengalami kebahagiaan Ilahi. Engkau bahkan akan dapat menyaksikan manifestasi cahaya Ilahi. Nyanyikan Nama Tuhan dengan sepenuh hati. Engkau boleh menyanyikan nama apa pun, tetapi harus memahami maknanya.
    1. Ideal-ideal baru apakah yang dapat saya wujudkan pada hari ini?

     

    Makna dari Lingam

     

  14. Saat Bhagawan melanjutkan wacana-Nya, Bhagawan mulai menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan karena kemunculan Atma Lingam sudah dekat. Bhagawan duduk dan memberi isyarat kepada para siswa untuk mulai menyanyikan Bhajan. Setelah beberapa saat, sebuah lingam emas muncul dari mulut Bhagawan, dan Bhagawan mengangkatnya tinggi-tinggi agar dapat dilihat oleh semua orang. Selama proses Lingodhbhavam (munculnya lingam), tubuh tentu saja merasakan ketegangan. Namun, Aku yakinkan bahwa engkau tidak perlu khawatir tentang itu. Penderitaan untuk tubuh sangatlah wajar. Ia datang dan pergi seperti awan yang berlalu.
    1. Ideal-ideal baru apakah yang dapat saya wujudkan pada hari ini?
    2. Selama proses penciptaan Lingga, Swami mengatakan bahwa tubuh mengalami siksaan (sakit), namun pada hakekatnya Swami tidak merasakan sakit. Apa pelajaran penting bagi kita terkait hal ini?

     

  15. Ada prinsip Hiranyagarbha dalam setiap individu. Hiranya artinya emas. Ketika emas dicampur dengan logam lain seperti tembaga, perak, kuningan, ia kehilangan kecemerlangan, nilai, dan identitasnya. Kemudian menjadi tidak mungkin untuk memastikan apakah itu emas atau perak atau kuningan atau tembaga. Demikian pula, hati manusia, yaitu Hiranmaya, kehilangan kecemerlangan, nilai, dan identitasnya karena hubungannya dengan vishaya vasana (keinginan indria). Akibatnya, tidak mungkin untuk memastikan apakah seseorang itu manusia atau binatang atau setan atau iblis.
    1. Apa pentingnya memahami prinsip Hiranyagarbha ini?
    2. Bagaimana hati manusia bisa kehilangan kecemerlangan dan nilainya dengan berasosiasi dengan keinginan indria? Berikan beberapa contoh dan bukti bahwa fenomena ini benar-benar terjadi.
    3. Berdasarkan pikiran, perkataan dan perbuatan kita, bagaimana Swami akan menilai kita -Manusia atau binatang atau setan atau iblis?

     

  16. Prinsip Cinta kasih ini adalah Hiranyagarbha. Hiranyagarbha ini terletak di sisi kanan tubuh manusia, dengan jantung fisik di sisi kiri. Jantung fisik di sisi kiri harus ditinggalkan suatu hari atau lain hari, dalam beberapa keadaan atau lainnya. Hiranyagarbha, terletak di sisi kanan tubuh manusia artinya selalu benar. Itu abadi, ilahi, kekal, dan mencakup segalanya. Hal itu ada, tidak hanya pada manusia tetapi juga pada burung, binatang buas, dan semua makhluk hidup lainnya. Veda menyatakan: "Eswara Sarvabhoothanam (Tuhan hadir di semua makhluk hidup)," "Isavasyam Idam Jagat (Tuhan meliputi seluruh kosmos)." Cinta kasih adalah cerminan dari Hiranyagarbha dan berasal darinya. Tiga prinsip reaksi, gema, dan refleksi juga berasal dari Hiranyagarbha.
    1. Cinta kasih biasanya mengalir dari hati dan di sini Swami mengatakan bahwa jika cinta kasih muncul dari Hiranyagrabha, cinta kasih itu akan abadi, ilahi, kekal dan mencakup segalanya. Bagaimana kita bisa memupuk sifat kasih ini?
    2. Bagaimana kita merenungkan dan memastikan bahwa pemahaman tentang reaksi, gema, dan refleksi tertanam dalam semua aktivitas kehidupan kita sehari-hari?

     

  17. Apa makna dari Lingodbhava? Tuhan dikenal sebagai ,em>Hiranyagarbha (yang memiliki rahim emas). Esensi emas (rasa) yang ada di dalam rahim-Nya mengalami proses pengadukan yang kuat dan mengambil bentuk Lingga. Lingga artinya lambang atau tanda. [Dengan menunjukkan Lingga emas yang diciptakan di awal wacana-Nya, Bhagawan mengatakan] Seperti yang engkau lihat, ia tidak memiliki ciri khas seperti mata, wajah, dll. Ia tidak memiliki kaki maupun kepala. Itu dapat ditempatkan dengan cara apapun. Itu melambangkan Keilahian yang tak berbentuk. Leeyathe Gamyathe Ithi Lingaha. Itu (linga) dasar dari segalanya. Esensi emas (rasa), setelah berbentuk Lingga, kemudian muncul dan keluar. Engkau membutuhkan api untuk melelehkan emas. Demikian pula, api di dalam melelehkan emas dan membentuknya menjadi bentuk Lingga. Makanya, ada kesulitan pada saat kemunculannya. Setelah mengambil bentuk Lingga dan keluar.
    1. Lingga dikatakan sebagai bentuk "tak berbentuk". Bagaimana Lingga bisa dianggap sebagai dasar dari segalanya?
    2. Proses mewujudkan lingga tampaknya menjadi sebuah pesan batin yang mendalam bagi kita. Bagaimana kita dapat menjelaskan pentingnya pesan ini dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari

     

  18. Tubuh ini adalah Angamu (anggota tubuh) masyarakat. Kemudian ada Sangamu (asosiasi atribut) di Angamu, sebuah Jangamu (jiwa individu) di Sangamu, dan Lingamu (Paramatma) di Jangamu. Lingga adalah Atma, yang merupakan prinsip hidup kita. Itulah mengapa atma dianggap berbentuk Lingga. Lingga tidak memiliki awal maupun akhir. Ia tidak memiliki kepala atau kaki. Karenanya, ketika engkau melakukan pemujaan, engkau dapat memujanya dalam berbagai bentuk yang engkau sukai. Atma memiliki nama tetapi bukan bentuk tertentu. Kebahagiaan adalah bentuk aslinya.
    1. Penemuan jati diri (Lingga) tampaknya menjadi dasar pembentukan hubungan kita dengan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Jawaban atas masalah dunia mungkin terletak pada kenyataan bahwa semua hubungan kita dengan dunia mungkin tiadanya konektivitas kita dengan Atmalinga kita. Renungkan fakta ini dan nilai apakah ini benar dan jika demikian bagaimana kita membuat konektivitas ini

     

    Tujuan Puasa

  19. Engkau harus membebaskan diri dari semua pikiran tentang makanan dan memusatkan pikiran sepenuhnya kepada Tuhan. Jika pikiran tentang makanan mengganggumu, jika rasa lapar mengganggumu, maka lebih baik makan dan kemudian mulai Sadhana. Upa-vasa, kata yang dikaitkan dengan tapa puasa, berarti "hidup dalam kedekatan dengan Tuhan" (Upa-dekat; vasa-hidup) dan karena itu, puasa dimaksudkan untuk membebaskanmu dari kekhawatiran dan kesulitan menyiapkan dan menyantap makanan, agar engkau bisa ‘tinggal’ lebih dekat dengan Tuhan. Ingatlah bahwa tujuan puasa adalah menghabiskan waktu dalam kontemplasi kepada Tuhan dan bukannya menghukum tubuh dengan tidak makan. Tapa, berjaga, puasa, dll bersama dengan semua jenis kesulitan yang dipaksakan atau diderita secara sukarela harus dipandang sebagai upaya meningkatkan kekuatan rohani, bukan untuk melemahkan stamina tubuh.
  20.  

  21. Engkau dapat memahami/menghayati makna sejati Shivaratri hanya ketika engkau telah melepaskan kualitas-kualitas tidak baik dan memupuk perasaan cinta kasih Ilahi. Memaknai Shivaratri hanya dengan tidak tidur, tidaklah cukup. Engkau harus merenungkan Tuhan tanpa henti. Banyak orang mengklaim bahwa mereka telah melakukan jagarana (berjaga/tidak tidur) pada malam Shivaratri dengan bermain kartu. Nelayan terus mengamati jaring ikannya dengan seksama. Bisakah ini disebut meditasi? Jika seseorang tidak makan karena bertengkar dengan istrinya, apakah bisa disebut puasa? Tidak. Demikian pula, keberhasilan sadhana di malam suci Shivaratri tidak dapat dicapai dengan bermain kartu sepanjang malam. Engkau harus menghabiskan malam ini dengan menyebut nama Tuhan, menggunakan waktu untuk melakukan perbuatan yang baik.
    1. Apa tujuan puasa yang diuraikan dalam kebanyakan ritual? Kita bisa menemukan berbagai alasan, tetapi tujuan sebenarnya haruslah untuk mengembangkan pengendalian diri. Tidur adalah dorongan yang sangat kuat, namun jika kita mendedikasikan upaya kita sehingga memiliki stamina dan kekuatan spiritual untuk mengatasi tidur, maka kita sedang menggunakan pengendalian diri. Apakah ini benar-benar perlu? Manfaat apa yang dapat diperoleh dengan upaya ini?
    2. Kegiatan apa lagi yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan malam yang luar biasa ini?

     

    Kesatuan dalam Keanekaragaman (Keluarga Shiva)

     

  22. Dalam keluarga Dewa Siwa, hanya ada empat anggota yaitu Dewa Easwara, Parvati, dan dua putra, Subramanya dan Vinaayaka. Ini adalah keluarga yang ideal. Tidak ada perbedaan pendapat apapun baik antara suami istri maupun kedua saudara. Ada keserasian dan keharmonisan yang sempurna dalam keluarga mereka. Ibu Parvati dan Lord Parameswara ingin memberi contoh seluruh dunia dalam hal hubungan yang paling harmonis, sempurna dan penuh kasih antara istri, suami dan antar saudara. Keluarga adalah unit fungsional terpenting di dunia. Jika keluarga berjalan dengan baik, dunia juga akan berjalan mulus. Jika persatuan di antara anggota keluarga terganggu bahkan untuk tingkat yang kecil, dunia akan menghadapi akibatnya. Persatuan memberi kekuatan pada kehidupan anggota keluarga. Oleh karena itu, setiap keluarga harus mengupayakan persatuan dan keharmonisan antar anggotanya. Setiap keluarga harus berusaha untuk meniru teladan keluarga Dewa Siwa. Saat ini, meski hanya ada dua anak laki-laki dalam sebuah keluarga, tidak ada keharmonisan di antara mereka. Demikian juga antara suami istri. Ini bukan hanya tentang keluarga Dewa Siwa semata. Vahana yang mereka gunakan, keadaan dimana mereka berfungsi, kekayaan yang mereka miliki - pada kenyataannya, dalam setiap aspek, anggota keluarga Ilahi ini menjadi teladan bagi seluruh dunia. Misalnya vahana Dewa Siwa adalah Nandi/lembu. Kendaraan Ibu Parvati adalah Singa. Vahana anak bungsu, Subramanya, adalah burung merak, sedangkan anak sulung Vinaayaka adalah tikus kecil. Mereka pergi ke seluruh dunia dengan vahana seperti itu yang sifatnya antagonis, tetapi mereka tetap menjalani kehidupan keluarga yang sempurna dan harmonis.
    1. Malam (Shivaratri) adalah pengingat untuk menilai bagaimana keharmonisan keluarga kita sendiri. Luangkan waktu dan usahakan untuk mendapatkan keharmonisan dan kedamaian yang lebih besar dalam keluarga. Anggota keluarga yang beragam dengan hewan yang berbeda dapat menciptakan malapetaka. Ini adalah pesan bahwa keharmonisan keluarga sangat penting dan diperlukan untuk memiliki kedamaian dan cinta kasih dalam keluarga. Malam (Shivaratri) juga merupakan malam untuk merenungkan seberapa besar kontribusi saya untuk keharmonisan keluarga saya. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat membantu:
      1. Apakah saya putra atau putri yang ideal?
      2. Bagaimana saya bisa menjadi putra atau putri yang lebih baik bagi orang tua saya?
      3. Sebelum Shivarathri dapatkah saya mengambil upaya untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan anggota keluarga saya untuk mencapai kedamaian dan cinta kasih?
      4. Bagaimana saya bisa lebih rendah hati dan menjadi pencipta perdamaian yang lebih baik di antara masalah-masalah yang ada, dan di antara anggota keluarga lainnya?
      5. Bisakah saya mengubah hubungan yang retak dan menjadi sumber kedamaian dan kebahagiaan bagi orang lain?

     

  23. Jangan pernah mengkritik Tuhan. Jangan pernah menyangkal-Nya. Semuanya adalah perwujudan dari Brahma, Wisnu, dan Maheswara. Semuanya Ilahi. Inilah yang harus engkau pelajari pada hari Shivarathri yang penuh keberuntungan ini. Tidak ada yang lain di dunia ini selain perwujudan Tuhan Prinsip ketuhanan yang ada dalam sebutir pasir dan dalam laddu besar (manis) adalah satu dan sama. Begitu engkau menyadari kebenaran ini, engkau benar-benar menjadi Brahma. Engkau tidak perlu mencari Brahma di tempat lain engkau adalah Brahma, engkau adalah Wisnu, engkau adalah Siwa, engkau sejatinya adalah perwujudan Tritunggal. Hanya perasaan mu sajalah yang mewujud sebagai Brahma, Wisnu, dan Maheswara. Engkau mengalami keresahan dan penderitaan karena perasaan dualitasmu. Engkau memandang persatuan sebagai keragaman, bukannya menghayati kesatuan dalam keragaman. Persatuan menganugerahkan kemurnian, yang pada gilirannya akan mengarah pada Keilahian. Karenanya, engkau semua harus bersatu. Engkau adalah bagian dari umat manusia. Engkau satu keluarga. Karenanya, engkau harus bertingkah laku seperti saudara. Tidak adanya semangat persatuan seperti itu akan mengurangi kemurnian dan menjauhkan engkau dari Ketuhanan.
    1. Mengapa Swami menekankan pada prinsip KESATUAN?
    2. Apa yang dimaksud ketika Swami mengatakan bahwa kegelisahan dan penderitaan kita disebabkan oleh perasaan dualitas?

     

  24. Dewa Siwa tidak memiliki ornamen khusus di tubuh-Nya. Semua ornamen-Nya adalah ular yang Ia kenakan di leher-Nya, gelung kepala, bulan sabit, air dingin dari Gangga dan vibhuti (abu suci) yang dioleskan ke seluruh tubuh-Nya. Bentuk Ilahi Dewa Siwa ini digambarkan dengan indah sebagai berikut:
    Oh! Lihatlah Tuhan dari puncak es, dimahkotai dengan bulan sabit, gelung kepala yang berkilau, basah kuyup oleh sungai surgawi Gangga, mata menyala di dahi, bisa racun - Halahala menjadikan leher yang indah itu berwarna ungu, Gelang hidup dari ular yang menggeliat dan ikat pinggang cobra memegang kulit gajah, satu-satunya pakaian-Nya. Abu berkemilauan mengolesi dada, Bintik putih merah terang di dahi di samping mata yang membara, Bibir yang kasar diolesi oleh sirih segar Anting-anting bertabur berlian dari emas murni, menari seperti bintang yang berkelap-kelip di langit, Pengelihatan yang melampui wujud, memancarkan keagungan cahaya Ilahi. (Puisi Telugu)
    Dewa Siwa mengenakan bentuk Ilahi ini untuk mengajarkan kepada dunia penampilan seorang pertama termasuk pendampingnya, Parvati. Kebiasaan-Nya yang lain adalah mengemis sedekah. Parvati, bagaimanapun, tidak mengembangkan keengganan atau rasa jijik terhadap suami-Nya, Dewa Siwa, karena pakaian atau kebiasaan-Nya yang aneh. Ia tidak lari dari-Nya sambil berkata, "Bagaimana saya bisa menjalani kehidupan keluarga dengan orang seperti itu?" Ia dengan setia mengikuti-Nya, menyerahkan diri-Nya pada keinginan dan kebahagiaan-Nya. Keduanya hidup damai dan harmonis. Sekarang tentang putra mereka. Vahana putra bungsu, Sri Subramanya, adalah burung merak, yang pada dasarnya merupakan musuh ular yang dipakai sebagai hiasan oleh ayah-Nya. Ular itu mulai mendesis saat melihat burung merak. Mereka saling membenci. Demikian pula, vahana putra sulung-Nya, Sri Vinayaka, adalah tikus, yang lagi-lagi merupakan mangsa alami ular. Mereka adalah musuh bebuyutan. Meskipun sifatnya berbeda, semua anggota keluarga Dewa Siwa hidup bahagia dalam kedamaian yang sempurna. Setiap anggota, saat menjalankan tugas mereka, memberikan kebahagiaan dan kegembiraan bagi orang lain.
    1. Renungkan masing-masing simbol dan kaitkan maknanya dalam memperoleh kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.
    2. Malam yang luar biasa ini adalah pelajaran bagi kita untuk menghancurkan permusuhan kita dan bukannya musuh kita. Bagaimana kita bisa melakukan ini dengan semua orang yang mungkin kita telah salah paham?

     

  25. Bahkan dalam wujud Dewa Siwa sendiri, terlihat kontradiksi yang nyata. Ia memiliki Gangga di kepala-Nya dan bulan sabit di gelungan rambut-Nya. Ini adalah pertanda kesejukan. Bertolak belakang dengan ini, Ia secara harfiah memiliki api di mata ketiga di dahi-Nya. Jadi, ada air dingin di kepala-Nya dan api di bawahnya (di dahi). Keduanya adalah kekuatan yang saling bertentangan. Namun keduanya mempertahankan harmoni yang sempurna dan menjadi teladan bagi dunia. Dengan demikian, tidak ada sedikit pun perbedaan pendapat atau catatan sumbang dalam keluarga universal Dewa Siwa. Ini adalah keluarga yang sangat ideal, yang harus ditiru oleh seluruh dunia. Sangat kontras dengan situasi ini, saat ini ada kebencian antara satu orang dan yang lainnya. Kebencian merasuki seluruh kehidupan manusia di dunia. Bahkan dalam satu keluarga, ada perselisihan antara suami dan istri, antara orang tua dan anak, dan antar saudara. Dewa Siwa dan Ibu Parvati dengan teladan mereka sendiri mendesak seluruh dunia untuk menanggalkan kebencian dan permusuhan
    1. Prinsip Ying-Yang ditekankan di sini di mana keseimbangan yang tepat dari hal-hal yang berlawanan diperlukan untuk menciptakan keseimbangan yang tepat di bumi. Prinsip persatuan dalam keberagaman menjadi jelas. Renungkan perbedaan yang engkau temui pada orang atau peristiwa yang mengganggu atau mengganggu mu. Pesan indah ini memberi tahu kita bahwa kita perlu mengubah perspektif kita dan memasukkan semua orang sebagai keluarga Siwa. Ini mengingatkan kita bahwa kita perlu mengalami kesatuan dalam keberagaman.

     

    Dewa Siwa adalah pemberi Jnana

  26. Apakah pembebasan itu? Itu tidak hanya tentang mencapai Tuhan, tetapi melebur (bersatu) sepenuhnya dalam Tuhan. Sungai seperti Gangga, Godavari, dan Saraswathi memiliki nama dan bentuk yang berbeda, tetapi begitu mereka menyatu di lautan, mereka kehilangan nama dan menjadi satu dengan lautan. Demikian pula, begitu engkau bergabung dengan Tuhan, tidak akan ada perbedaan apa pun. Mengalami nondualisme seperti itu adalah tujuan hidup manusia yang sebenarnya.
    1. Apa arti kebebasan bagi mu?
    2. Sungai-sungai kehilangan nama khasnya ketika menyatu dengan lautan. Oleh karena itu, apakah ini menyiratkan bahwa ketika kita menjadi semakin maju dalam spritual, penekanan akan pentingnya identitas kita yang telah kita peroleh di dunia ini akan menjadi lebih kecil. Kerendahan hati dan kesederhanaan menjadi ciri khas seseorang yang spiritual. Apakah ini benar dan terbukti dalam hidup kita?

     

  27. Engkau harus memahami makna dan filosofi sebenarnya yang mendasari perayaan Shivarathri. Pertama, sadari bahwa engkau bukanlah tubuh fisik, yang fana dan tidak kekal. Engkau harus melihat dunia objektif ini dengan jnanachakshu (mata kebijaksanaan), bukan dengan charmachakshu (mata fisik). Hewan, serangga, burung, dan bintang buas melihat dunia ini dengan mata fisiknya. Jika engkau juga melihat dunia objektif ini hanya dengan mata fisik, apa perbedaan antara engkau dan makhluk-makhluk itu? Engkau kemudian akan tetap menjadi hewan, burung, binatang buas atau serangga. Engkau tidak akan bisa menyadari sifat sejatimu, yang melampui dunia fisik. Engkau harus memahami realitas transendental, yang melampui tubuh dan pikiran. Ini hanya mungkin dengan bantuan jnanachakshu (mata kebijaksanaan).
    1. Bagaimana caranya kita bisa memandang dunia dengan mata kebijaksanaan dan bukan dengan mata fisik?

     

  28. Engkau harus mengenali Atma Thathwa itu - bukan dengan charmachakshu (mata fisik) mu tetapi dengan jnanachakshu (mata kebijaksanaan). Kemudian, muncul pertanyaan tentang apakah jnana (kebijaksanaan) itu? Apakah itu pengetahuan fisik atau pengetahuan sekuler atau pengetahuan yang berhubungan dengan objek alam? Tidak, tidak satupun dari ini. Atma Thathwa yang sejati dan abadi adalah imanen dalam diri seseorang. Itu hanya dapat direalisasikan dengan jnananetras (mata kebijaksanaan). Engkau harus secara bertahap melepaskan dehabhimana (kemelekatan pada tubuh) dan mengembangkan Atmabhimana (cinta kasih kepada Atma). Engkau mengira engkau adalah tubuh dan mengembangkan kemelekatan padanya.
    1. Bagaimana kita bisa mengembangkan Atmabhimana dan menanggalkan dehabhimana dalam kehidupan sehari-hari?

     

  29. Siwa - Wisnu dan Siwa tidak terbatas pada kerangka fisik. Mereka tak terlukiskan. Mereka tidak berbentuk dan tidak memiliki sifat. Tuhan itu tanpa atribut, tidak tercemar, tempat tinggal terakhir, abadi, murni, tercerahkan, bebas, dan perwujudan kesucian (nirgunam, niranjanam, sanatana niketanam, nitya, suddha, buddha, mukta, nirmala swarupinam). Siwa terjelaskan bahwa Tuhan tidak memiliki nama dan wujud; Ia tidak berubah; Ia tidak memiliki kelahiran atau kematian, tidak memiliki awal maupun akhir; Ia abadi dan perwujudan dari Atma (Atmaswarupa). Ia juga menekankan bahwa, adalah sebuah ilusi jika membatasi satu nama dan satu bentuk tertentu kepada Tuhan. Tuhan yang tak berwujud bermanifestasi dengan bentuk dan nama tertentu sesuai keinginan para penyembah, untuk memenuhi aspirasi mereka.
  30.  

    Arti nama Siwa

     

  31. Habiskan sepanjang malam untuk menyebut nama suci dan menyebarkan energi spiritual ini ke dunia luas. Siapakah Eswara? Ia adalah yang meliputi segalanya. Sama seperti angin bertiup bebas ke mana-mana, begitu pula kita menemukan prinsip Eswara tersebar luas. Bagikan cinta kasihmu kepada semua dan sebarkan nama suci Tuhan ke seluruh dunia. Arca adalah pentunjuk/pointer menuju Ketuhanan.
  32.  

  33. Salah satu nama yang dikaitkan dengan Dewa Siwa adalah Mrityunjaya, yang berarti Ia yang telah melampaui kematian.
  34.  

  35. Dewa Siwa, bagaimanapun, memilih untuk menamai anak itu Amrutaputra. Faktanya, setiap manusia adalah amrutaputra (putra keabadian). Bahkan Upanishad menyatakan demikian. Upanishad mengungkapkan identitas sejati manusia dengan menyapa sebagai Srunvantu Viswe Amrutasya Putrah (Oh anak-anak keabadian)
  36.  

  37. Cobalah untuk memahami sifat dan arti sebenarnya dari nama-nama tersebut. Kenyataannya tidak ada yang pernah melihat Dewa Easwara secara langsung. Orang-orang memanggil-Nya "Kailasavasi" (Tuhan yang bersemayam di Kailasa). Dimana Kailasa? Hanya ketika engkau merenungkan-Nya dalam keheningan yang dalam, engkau dapat memvisualisasikan Tuhan Easwara di Kailasa.
  38.  

  39. Dewa Siwa diuraikan sebagai Mukkanti (Tuhan yang bermata tiga). Engkau semua hanya memiliki dua mata. Tetapi Tuhan memiliki mata ketiga. Engkau hanya menyadari masa lalu dan masa kini. Engkau tidak dapat memvisualisasikan masa depan. Hanya Tuhan yang bisa. Dewa Siwa, yang dapat memvisualisasikan masa depan dengan mata ketiganya yaitu jnananetra, disebut sebagai Mukkanti
  40.  

  41. Salah satu nama yang diberikan untuk kesadaran Ilahi ini adalah Shivattwa (Kesadaran Siwa). Oleh karena itu tidak benar untuk menggambarkan Shivattwa dengan sebutan seperti Mukkanti, Trinetra, dll. Shivattwa berarti Kesadaran ilahi yang meliputi semua. Faktanya, semua pemuja yang duduk di aula ini adalah perwujudan Dewa Siwa. Sarvam Shivamayam (semua yang engkau saksikan di dunia objektif ini adalah manifestasi Siwa). Itu meliputi ketiga dunia - bumi, ruang angkasa, dan dunia bawah. Itu ada di ketiga periode waktu - masa lalu, sekarang dan masa depan. Itu tak terlukiskan. Jangka waktu berapa pun tidak cukup untuk menggambarkan Shivattwa.
  42.  

  43. "Digambara" adalah salah satu nama Dewa Siwa. Digambara, dalam bahasa umum, mengacu pada orang yang telanjang. Tetapi jika engkau menyelidiki makna batinnya, engkau akan tahu bahwa "Digambara" adalah Ia yang memiliki dikkulu (empat sisi - timur, barat, utara, dan selatan - sebagai ambara-Nya (jubah). Ada kemungkinan orang salah paham akan arti kata ini dan berpikir bahwa Siwa tidak memakai apapun di tubuh-Nya. Oleh karena itu, lebih baik engkau tidak menggunakan kata ini dalam bhajan.
  44.  

  45. Easwara mengetahui sifat sejati Parvati dan Parvati tahu sifat sejati Siwa. Mereka sebenarnya tidak berbeda satu sama lain. Dewa Siwa adalah Siwa-sakti-atmaka-swarupa (perwujudan Siwa dan Sakti). Begitu juga Parvati. Isavasyam idam sarvam (seluruh alam semesta diliputi oleh Tuhan). Kekuatan Dewa Siwa meresapi seluruh alam semesta. Tugas utama manusia adalah mencintai (dengan penuh bakti) Easwaratwa (Keilahian Dewa Easwara). Sebenarnya, kekuatan Ilahi yang sama juga ada dalam setiap tubuh manusia. Seperti halnya tubuh manusia yang ditutupi kain, Keilahian diselimuti oleh maya (ilusi). Oleh karena itu, meskipun Easwaratwa ada dimana-mana, Ia tidak terlihat. Sesuai dengan pepatah Easwara sarva bhutanam (Tuhan adalah penghuni semua makhluk), Easwaratwa meresapi setiap makhluk hidup. Parvati menjelaskan bahwa Easwaratwa ini melampaui waktu dan sama sekali tidak berhubungan dengan penampilan luar.
  46.  

    Makna dari Vibhuti Abhishekam

     

  47. Perayaan Shivaratri, seperti yang dirayakan di sini, adalah contoh bagimu. Engkau mungkin bertanya, "Swami telah sering menyatakan bahwa semua hari adalah hari yang suci, bahwa tidak ada ritual khusus yang harus dilakukan pada satu hari tertentu; tetapi Swami sendiri menuangkan vibhuti (abu suci) pada arca dan menyebutnya abhisheka (memandikan arca); apakah ini benar? "Swami melakukannya, untuk memberimu sebuah pelajaran.
  48.  

  49. Persembahan apa yang lebih besar yang dapat engkau berikan kepada Tuhan, untuk memuliakan-Nya selain abu yang menandakan kemenangan mu atas keinginan yang menggiurkan? Abu adalah kondisi terakhir dari segala sesuatu; itu tidak bisa mengalami perubahan lebih lanjut. Abhisheka dengan Vibhuti dilakukan untuk menginspirasi mu agar melepaskan keinginan dan mempersembahkan kepada Shiva abu kehancurannya sebagai yang paling berharga dari semua hal yang telah engkau peroleh. Abu tidak bisa memudar seperti bunga dalam satu atau dua hari; tidak mengering dan menghilang atau menjadi kotor dan tidak dapat diminum seperti air; itu tidak akan kehilangan warna seperti daun dalam beberapa jam; tidak membusuk seperti buah-buahan dalam beberapa hari. Abu adalah abu untuk selama-lamanya. Jadi, bakarlah sifat-sifat burukmu, kejahatanmu, kebiasaan burukmu; memuja Siwa seyogyanya menjadikan dirimu suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
  50.  

    Arti penting Ular

     

  51. Dalam ilmu Yoga Kundalini, energi vital manusia yang tidur seperti ular melingkar di bagian dasar dari ruas tulang belakang di bagian terendah muladhara cakra (basal plexus) dibangunkan dan dibangkitkan, sehingga mengalir melalui enam cakra (pusat kesadaran utama) lainnya hingga mencapai sahasrara (pusat energi teratai dengan seribu kelopak) di bagian kepala paling atas. Lintasan aliran energi kundalini adalah melalui saraf sushumna di tengah tulang belakang. Penyembahan ular, yang diejek sebagai takhayul, adalah padanan simbolis dari keagungan sadhana yoga yang memberikan kekuatan dan vitalitas.

Komite Studi Wacana-wacana Suci Sri Sathya Sai