Perayaan Imlek 2020

Perayaan Chinese New Year di Prasanthi Nilayam - 31 Jan 2020 (Hari1)

 

BHAKTI ANAK merupakan tema dari perayaan Imlek 2020 yang dilaksanakan di Prashanti Nilayam tanggal 31 Januari – 2 Pebruari 2020. Dan selama tiga hari tersebut sejumlah program dipersembahkan. Yang special di tahun ini adalah Indonesia menjadi host Perayaan ini dengan di dukung oleh negara-negara dari SSIO Zone 4 lebih kurang  500 bhakta (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Hongkong dan dari Asia Timur lainya).

Perayaan Tahun Baru Cina telah dimulai di Prasanthi Nilayam pada tahun 1997, dan sejak itu, telah menjadi jadwal reguler dalam kalender Prasanthi yang meriah.

Hari pertama (31/01/20) dimulai pukul 17.00 dengan prosesi persembahan tradisional oleh delapan orang abadi, bergabung dengan Dewa Kekayaan Cina Tsai Shen. Delapan Dewa adalah insan agung yang tinggi, yang, dengan kepatuhan ketat pada spiritualitas, ditransformasikan dari manusia ke Tuhan. Kemudian semacam tari persembahan bhakti oleh para mahila Indonesia dan dirangkai dengan chanting Mantra Tiongkok konvensional, termasuk mantra welas asih yang agung, diikuti berikutnya, dipimpin oleh Yang Mulia Giri Shanti.

Sesi malam ini dimulai pukul 17.00 dengan penyalaan jyotir oleh panitia yang diikuti oleh persembahan tradisional oleh delapan orang abadi, bergabung dengan Dewa Kekayaan Cina Tsai Shen. Delapan Dewa adalah makhluk agung yang tinggi, yang, dengan kepatuhan ketat pada spiritualitas, ditransformasikan dari manusia ke Tuhan. Perwakilan perempuan dari negara-negara yang berpartisipasi mengikuti persembahan tradisional.

Bro. Billy Fong, Koordinator Tahun Baru China dari Malaysia, kemudian menyampaikan sambutan, dengan menekankan pada pentingnya tradisi Tionghoa Bakti yang tak ternilai. Mengutip ancaman langsung yang menjangkiti daratan China dari Coronavirus yang mematikan, bliau juga menekankan perlunya praktik-praktik Bhakti seorang Anak.

Persembahan musik instrumental singkat diikuti berikutnya, dibawakan oleh Ibu Paramita Putri Santoshi dari Indonesia, yang anggun di Guzheng, alat musik petik Tiongkok yang dipetik dengan sejarah lebih dari 2.500 tahun.

Ibu Latisia Lao dari Indonesia selanjutnya berbicara tentang pentingnya Bhakti dari sudut pandang agama Buddha. Wacana mengutip referensi kitab suci Buddhis yang indah tentang darma bhakti seorang anak .

Dang Ni Lou Ler '(Saat Kau Tua)' Bian Lian '- Changing Faces, sebuah lagu yang dipersembahkan oleh Fendy, seorang penyanyi internasional dari Medan, Indonesia adalah presentasi berikutnya, yang, dengan suara boomingnya menyanyikan tema yang tak ternilai dari Bakti anak yang paling indah.

Bagaimana kehidupan menjadi bermakna dengan Sai, pembicara berikutnya, seorang SYA dari Malaysia, tentang topik tersebut.

Nyanyian pujian yang dipersembahkan untuk Dewi Welas Asih, Kuan Yin, Avalokiteswari, diikuti berikutnya sebelum  ‘Mandarin - Prasanthi Bhajan’ oleh para bhakta dari Singapura. Menempati slot bhajan reguler sesi malam, grup bhajan ini memukau Bhagawan dan hadirin secara penuh dengan bhajan yang dibawakan mereka.