Surat Sathya Sai Baba untuk Saudara Laki-Lakinya
25 Oktober 2017
Pada 25 Mei 1947, pada usia 20 tahun, sebagai tanggapan atas surat dari saudara laki-lakinya, yang peduli dengan apa yang sedang Ia lakukan, Sathya Sai Baba menulis surat berikut. Surat ini mengungkapkan misi-Nya.
Yang terkasih! Aku menerima kabar yang engkau tulis dan kirim. Di dalamnya aku menemukan gelora curahan kesetiaan dan kasih sayangmu, bersama dengan keragu-raguan dan kegelisahan yang terpendam. Biarkan aku memberitahu-mu bahwa adalah suatu yang mustahiluntuk menyelami hati dan menemukan kodrat para jnanis, yogis, pertapa, orang suci, orang bijak, dan sejenisnya.
Orang diberkahi dengan berbagai karakteristik dan sikap mental, sehingga masing-masing menilai berdasarkan sudut pandangnya sendiri, berbicara dan berargumen berdasarkan sifatnya sendiri. Tetapi kita harus tetap berpegang pada jalan kebenaran kita sendiri, kearifan kita sendiri dan resolusi kita sendiri tanpa terpengaruh oleh penilaian pada umumnya. Seperti pepatah mengatakan, hanya pohon yang sarat buah yang menerima lemparan batu-batu dari orang-orang yang lewat. Yang baik selalu memancing yang buruk menjadi umpatan; yang jahat selalu memancing yang baik menjadi cemoohan. Itulah kodrat dunia ini. Seseorang harus terkejut jika hal-hal seperti itu tidak terjadi.
Orang-orang seharusnya dikasihani daripada dihukum. Mereka tidak tahu. Mereka tidak memiliki kesabaran untuk menilai dengan benar. Mereka terlalu penuh dengan nafsu, amarah, dan kesombongan untuk melihat dengan jelas dan tahu sepenuhnya. Jadi, mereka menulis segala macam hal. Kalau saja mereka tahu, mereka tidak akan berbicara atau menulis seperti itu. Kita, juga, tidak boleh mengambil nilai apa pun pada komentar-komentar semacam itu dan memasukkannya ke dalam hati, seperti yang tampaknya kau lakukan. Kebenaran pasti akan menang suatu hari nanti. Ketidakbenaran tidak akan pernah bisa menang. Ketidakbenaran mungkin tampak mengalahkan kebenaran tetapi kemenangannya akan memudar dan kebenaran akan menegakkan dirinya.
Bukanlah cara orangbesar untuk berlagak ketika orang menghaturkanpemujaan dan menciut ketika orang mencemooh. Sebagaimana faktanya, tidak ada teks suci yang menetapkan kaidah untuk mengatur kehidupan dari orang besar, menentukan kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap yang harus mereka adopsi. Mereka sendiri tahu jalan yang harus mereka lalui; kebijaksanaan mereka mengatur dan membuat tindakan-tindakan mereka suci. Kemandirian dan aktivitas yang bermanfaat - keduanya adalah ciri khas mereka.Mereka juga dapat terlibat dalam peningkatan kesejahteraan para bhakta dan dalam membagikan buah-buah dari tindakan-tindakan mereka. Mengapa engkau harus terpengaruh oleh kekacauan dan kecemasan selama aku mengikuti kedua hal ini? Lagi pula, pujian dan kesalahan massa tidak menyentuh Atma, kenyataan; mereka hanya dapat menyentuh bingkai fisik luar.
Aku memiliki 'tugas': untuk membina semua umat manusia dan memastikan mereka semua hidup dengan penuh kebahagiaan (ananda). Aku memiliki sebuah 'sumpah': untuk memimpin semua orang yang menyimpang dari jalan lurus kembali ke dalam kebaikan dan menyelamatkan mereka. Aku terikat pada 'pekerjaan' yang kusukai: untuk menghilangkan penderitaan orang miskin dan memberi mereka apa yang tidak mereka miliki. Aku punya 'alasan untuk bangga,' karena menyelamatkan semua yang menyembah dan memujaku, dengan benar. Aku memiliki definisiku tentang 'pengabdian': Aku berharap mereka yang berbakti kepadaku harus memperlakukan kesenangan dan kesedihan, keuntungan dan kerugian, dengan keteguhanyang sama. Ini berarti bahwa aku tidak akan pernah menghentikan orang-orang yang melekatkan dirinya padaku.
Engkau pasti sudah membaca kisah-kisah hidup para orang suci dan tokoh ilahi. Dalam buku-buku itu, kau pasti sudah membaca tentang kepalsuan yang lebih buruk dan tuduhan yang lebih keji terhadap mereka. Ini adalah takdirmahatma di mana-mana, setiap saat. Lalu mengapa engkau begitu mengambil hal-hal ini ke dalam hati? Pernahkah kau mendengar tentang anjing yang melolong pada bintang? Berapa lama mereka bisa bertahan? Kebenaran akan menang.
Aku tidak akan melepaskan misi atau tekadku. Aku tahu aku akan melaksanakannya. Aku memperlakukan kehormatan dan kehinaan, pujian dan kesalahan yang mungkin merupakan konsekuensinya, dengan keseimbangan batin yang sama. Di dalam diri, aku tenteram. Aku bertindak hanya di dunia luar; Aku berbicara dan bergerak demi dunia luar dan untuk mengumumkan kedatanganku kepada orang-orang. Selain itu, aku tidak memiliki persoalan bahkan dengan hal-hal ini.
Aku bukanlah milik tempat mana pun. Aku tidak terikat pada nama apa pun. Aku tidak mengenal istilah “milik-ku” atau “milikmu.” Aku menjawab apa pun nama yang kau gunakan. Aku pergi ke mana pun aku dibawa. Ini adalah sumpah pertamaku. Aku belum mengungkapkan ini kepada siapa pun selama ini. Bagiku, dunia adalah sesuatu yang jauh, terpisah. Aku bertindak dan bergerak hanya demi umat manusia. Tidak ada yang bisa memahami kemuliaanku, siapa pun dia, apa pun metode penyelidikannya, betapa lama pun upayanya.
Kau sendiri dapat melihat kejayaan penuh di tahun-tahun mendatang. Para bhakta harus memiliki ketabahan hati dan kesabaran.
Aku tidak khawatir atau cemas bahwa fakta-fakta ini harus diketahui. Aku tidak perlu menulis kata-kata ini; Aku menulisnya karena aku merasa kau akan sedih jika aku tidak membalas.
Dengan demikian, Baba-mu
Minggu, 25 Mei 1947