CHINA KATHA 1


HADIAH TERBAIK YANG DIMINTA DARI TUHAN

 

Kepercayaan kita berkurang karena ambisi kita tidak terbatas. Ada seorang kaya yang mempunyai putri berhidung pesek. Ayahnya ingin agar anak perempuan ini menikah. Setiap orang melihat anak perempuan ini biasanya lalu pergi walaupun mereka tergoda oleh kekayaannya. Pada masa itu, belum ada orang yang dapat melakukan bedah plastik. Dengan putus asa ia mengumumkan akan memberikan uang yang banyak pada siapa saja yang mau menikah dengan putrinya. Bagaimana pun juga akhirnya ia mendapatkan seseorang yang sudi mengawini gadis itu. Pernikahan pun diselenggarakan dan sejak itu pasangan tersebut semakin percaya kepada Tuhan. Mereka mengunjungi kuil-kuil, pergi berziarah dan mandi di berbagai sungai suci. Mereka bertemu dengan seorang suci yang memberi mereka nasehat bahwa hanya Beliau yang menciptakan hidung itu yang dapat mengembalikannya menjadi normal. Walaupun amat kaya, mereka sama sekali tidak bahagia. Wanita itu terbiasa merasa bahwa orang lain melihatnya dan menertawakannya. Ia memberi saran pada suaminya bahwa sebaiknya mereka pergi ke Himalaya yang sunyi dan tinggal sebulan di sana dalam kesunyian. Suaminya setuju dan mereka pun ke sana. Wanita itu mempunyai hasrat yang besar agar hidungnya normal, maka ia mulai berdoa kepada Tuhan dengan amat bersungguh-sungguh. Karena nasibnya yang mujur, Tuhan menampakkan diri dan bertanya apakah yang diinginkannya. Begitu Tuhan menampakkan diri, ia minta dianugerahi hidung yang besar dan bagus. Tuhan bersabda, terjadilah demikian, dan menganugerahkan hadiahnya. Segera setelah Tuhan lenyap, ia melihat wajahnya. Ia melihat ke hidungnya yang besar dan merasa lebih jelek daripada sebelumnya. Ia berdoa lagi dengan lebih bersungguh-sungguh, maka Tuhan menampakkan diri lagi dan bertanya apa yang dikehendakinya. Katanya, ia tidak menghendaki hidung yang besar. Tuhan bersabda, terjadilah demikian, dan mengabulkan permohonannya. Tiba-tiba ia sadar bahwa hidungnya lenyap sama sekali. Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini yaitu walaupun Tuhan hadir di hadapanmu, bermain dan berbicara denganmu, tetapi engkau tidak tahu apa yang engkau minta.