ARADHANA MAHOTSAVAM

(PERAYAAN HARI MAHA SAMADHI BHAGAVAN SRI SATHYA SAI BABA)

 

Om Sai Ram 

Sungguh terharu rasanya melihat para bhakta semuanya begitu semangat melaksanakan sadhana Chanting Gayatri dari rumah, yang sudah seminggu lebih kita laksanakan.  Di saat-saat seperti ini hati kita terasa semakin dekat dengan Bhagavan.

Hari ini kita mendapat berita baik dari SSIO, dimana kita semua diajak ikut berpartisipasi dalam sadhana yang akan dilaksanakan di seluruh dunia, mulai taggal 1 April sampai 30 April 2020, yaitu:

"30 Days Global Sadhana for Aradhana Mahotsavam/ Sadhana Global 30 Hari untuk Aradhana Mahotsavam"

Detail arahan dari Puttaparthi adalah sebagai berikut:

 

Saudara dan saudari yang terkasih,

Sairam yang penuh kasih untuk kalian semua.

Kita diberkati dan beruntung hidup sezaman dengan Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, penjelmaan cinta dan Avatar zaman ini, dan dipilih untuk menjadi bagian dari misi suci-Nya. Dalam masa-masa ini dengan ketakutan dan ketidakpastian yang besar karena pandemi yang disebabkan oleh COVID-19, para bhakta Sathya Sai menemukan kenyamanan dan keberanian di mana-mana dalam ajaran-ajaran abadi dan kepastian Ilahi-Nya, "Mengapa Takut ketika Aku ada di Sini", dengan abhayahasta-Nya.

Kita merayakan Aradhana Mahotsavam pada tanggal 24 April setiap tahun, mengungkapkan cinta dan terima kasih kita atas rahmat, bimbingan, dan berkat yang kita terima dari-Nya. Bhagawan telah mengatakan dalam banyak kesempatan bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan atau mengecewakan bhakta-Nya. Jika kita hanya berpegang teguh pada-Nya dengan kayakinan yang mutlak dan mencintai-Nya dengan segenap hati, pikiran, jiwa dan kekuatan kita, Dia akan menjaga kita, melindungi kita, dan membawa kita melintasi lautan kehidupan ini.

Pada 17 Mei 1968, selama Konferensi Dunia Pertama Organisasi Sri Sathya Sai, Swami mengungkapkan bahwa semua nama dan bentuk Ilahi termanifestasi di dalam Diri Nya. Dalam wacana yang sama, Beliau mendesak kita untuk secara implisit mengikuti instruksi-Nya untuk mencapai "sumum bonum" kehidupan, atau mencapai Realisasi Diri.

Sebagai persembahan cinta dan terima kasih kepada Swami yang kita cintai, marilah kita mengintensifkan sadhana spiritual kita selama 30 hari, dari tanggal 1–30 April 2020 dengan melakukan hal berikut, setiap hari:


1. Chanting Sai Gayatri setidaknya selama 15 menit,
2. Chanting "Om Sri Sai Ram" 108 kali,
3. Meditasi Jyoti / Meditasi Soham,
4. Membaca, merenungkan dan melatih salah satu ajaran Swami dari 30 kutipan terlampir,
5. Gerakan mencintai dan menghormati Ibu Pertiwi dengan mempraktikkan Pembatasan Keinginan (COD:Ceiling on Desires) dan 5 Nilai-nilai Kemanusiaan.

 

Saudara dan saudari sekalian, sadhana-sadhana spiritual ini akan membantu kita dalam perjalanan kita menuju Realisasi-Diri dan juga membawa kedamaian bagi dunia. Mari kita berdoa kepada Swami untuk memberkati kita semua dengan pengabdian dan dedikasi untuk mencintai-Nya dan melayani-Nya sampai napas terakhir kita.

Samastha Loka Sukhino Bhavantu (Semoga Semua Makhluk di semua loka Bahagia)

Jai Sai Ram.

Dengan hormat,

Narendranath Reddy, M.D.


Alangkah baiknya kita semua sebagai bhakta Sai di Indonesia ikut melakukan sadhana ini.

Sadhana ini bagus kita laksanakan di pagi hari sebagai rangkaian sadhana pagi (Om Karam 21x, Suprabhatam, Chanting (Gayatri, Sai Gayatri, Om Sri Sai Ram), Meditasi Cahaya/Soham dan Berdoa).  Kemudian dilanjutkan dengan membaca dan merenungkan satu Sabda Svami yang akan dishare di Group WA SSIO setiap pagi selama 30 hari mulai tanggal 1 April sampai 30 April 2020. Sedangkan untuk Sadhana Chanting Gayatri from home tetap bisa kita lanjutkan seperti yang sudah berjalan.

Dihimbau kepada pengurus Korwil dan SSG/SDG di Indonesia membantu mengkordinir kegiatan tersebut di wilayah masing-masing. Dihimbau juga kepada semua SSG/SDG jika memungkinkan agar mengadakan Study Circle untuk mendiskusikan lebih dalam mengenai sabda-sabda Swami tersebut. 

Semoga Kasih dan Rahmat Svami selalu menyertai kita

Jay Sai Ram

Kornas Spiritual

 

Om Sri Sai Ram...

Salam Hari ke  16 (selasa 30 Maret 2020), masa bhakti Sailentera-2

Bulan ini, kita dihimbau oleh pimpinan International Dr. Narendranath Reddy,MD. menjadikan bulan GLOBAL SADHANA ARADHANA MAHOTSAVAM atau yang sering kita kenal dengan Mahasamadhi Bhagavan Sri Sathya Sai Baba. Himbauan yang sangat relevan dengan situasi saat ini. Himbauan yang harus kita sambut, menjadikannya sebagai momentum transformasi diri.

Masih jelas dalam ingatan kita, sembilan tahun yang lalu, tepatnya tanggal 24 April 2011, Sad Guru Junjungan kita telah meninggalkan RagaNya yang terbatas  dan mengambil wujud yang meresapi semesta yang tanpa batas untuk satu tujuan;  kemajuan spiritualitas  para bhaktaNya. Swami mengharapkan kita maju selangkah secara spiritual..., hingga mampu merasakan keberadaan Beliau meresapi semua aspek kehidupan.

Sejak awal, Beliau hadir dengan keMahasempurnaan, Maha meliputi, Maha tahu, dan Maha segala-galanya. Dan kini, tetap seperti itu. Tidak ada yang berubah.  hanya perbedaannya sekarang, Beliau tanpa wujud manusia. Namun Beliau tetap bersama kita, ada di luar dan di dalam diri kita, serta selalu menuntun kita kearah kesadaran akan Ketuhanan. Hal inilah yang harus diyakini oleh para bhakta Sai. Beliau tidak kemana-mana, karena Beliau ada dimana-mana. Beliau tidak pernah pergi, karena Beliau tidak pernah datang, Beliau selalu ada untuk kita. Beliau pergi bukan untuk menjauh dari kita..., Beliau justru pergi untuk mendekat dengan kita.

Beliau hanya ingin menyentak perhatian kita, agar TIDAK terus melakukan pencarian keluar (seek),  namun mulai melihat kedalam diri melalui SAI (See Always Inside = selalu melihat kedalam diri). Meneliti, menelusuri lorong-lorong bhatin dan membuka tabir ilusi, hingga menemukan cahaya suci berstana di atas teratai hati. Sebagaimana janji Swami;

“Kapan saja, Keilahian-Ku bisa terungkap didepan matamu; kalian harus siap, persiapkan dirimu untuk itu. Karena Ketuhanan akan menampakkan diri, kalian harus berusaha keras menghilangkan Maya (ilusi) yang menutupinya dari pandanganmu”

 (Sathya Sai Speak vol. 8). 

Beliau hanya ingin menyentak perhatian kita, agar TIDAK terus melakukan pencarian keluar (seek),  namun mulai melihat kedalam diri melalui SAI (See Always Inside = selalu melihat kedalam diri). Meneliti, menelusuri lorong-lorong bhatin dan membuka tabir ilusi, hingga menemukan cahaya suci berstana di atas teratai hati. Sebagaimana janji Swami,“Kapan saja, Keilahian-Ku bisa terungkap didepan matamu; kalian harus siap, persiapkan dirimu untuk itu. Karena Ketuhanan akan menampakkan diri, kalian harus berusaha keras menghilangkan Maya (ilusi) yang menutupinya dari pandanganmu”  (Sathya Sai Speak vol. 8).

Hari ini.., harus kita sadari.., bahwa Swami dengan sabar menunggu dan memanggil kita dari lubuk hati. Siap menyambut dan mengungkap rahasia besar kehidupan, dari  langkah kecil perjalanan kedalam diri...yang berani kita putuskan...

Sebagaimana makna Aradhana Mahotsavam. Aradhana yang berarti mengenang atau memuja Tuhan yang tidak berwujud manusia, dan Mahotsavam berarti perayaan, kami ingin menjadikan bulan ini sebagai momentum khusus bagi para bhakta yang ingin  mendapatkan pengalaman spiritual melalui penelusuran bhatin. 

LAKUKAN SADHANA MEDITASI, SUPRABHATAM, CHANTING SAI GAYATRI dan OM SRI SAIRAM, RENUNGKAN 30 KUTIPAN dengan mendalam, tempatkan  SWAMI SEBAGAI PENGENDALI JIWA , jadikan diri kita sebagai instrument, agar kemudian dapat menjadi SAILENTERA UNTUK BANGSA.

Selamat bersadhana, Semoga Kasih, rahmat dan perlindungan Swami selalu menyertai.

OM Shanti, Shanti, Shanti, Om...

Salam Kasih

Suwitra

 

 

 

“Untuk mencapai apapun juga di dalam hidup maka ada dua hal yang mendasar : keyakinan yang tidak tergoyahkan dan kasih yang suci. Untuk mengalami kasih Tuhan yang suci, engkau harus siap untuk melepaskan sifat mementingkan diri sendiri dan kepentingan diri. Engkau harus mengembangkan kesucian dan ketabahan. Dengan keyakinan yang tidak tergoyahkan pada Tuhan, engkau harus memupuk kasih Tuhan dengan tanpa menghiraukan semua halangan dan cobaan. Engkau harusnya jangan pernah berpikir bahwa kesenangan dan penderitaan disebabkan oleh faktor dari luar; tidaklah demikian. Kesenangan dan penderitaan adalah hasil dari pikiranmu sendiri. Tidak ada alasan untuk menyalahkan orang lain. Jika engkau mengembangkan kasih Tuhan, maka kasih itu akan melenyapkan semua penderitaan dan kecendrungan jahat seperti keterikatan, amarah dan iri hati. Seseorang harusnya menempuh keduanya yaitu Pendidikan spiritual dan Pendidikan duniawi. Engkau harus menyadari bahwa Alam adalah juga perwujudan dari Tuhan. Oleh karena itu, Alam seharusnya tidak diabaikan. Alam adalah akibat dan Tuhan adalah penyebabnya. Dengan demikian, engkau seharusnya mengenali kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa di seluruh alam semesta.”​

“Kasih adalah Tuhan. Kasihi semuanya, berikan kasihmu bahkan kepada mereka yang kekurangan kasih. Kasih adalah seperti kompas bagi para pelaut. Dimanapun engkau meletakkannya maka kompas menunjukkan pada jalan Tuhan. Dalam setiap perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari wujudkanlah kasihmu. Ketuhanan akan muncul dari kasih itu. Ini adalah jalan yang paling gampang menuju kesadaran Tuhan. Namun kenapa orang-orang tidak menapaki jalan ini? Hal ini karena mereka diliputi dengan kesalahpahaman terkait dengan cara untuk mengalami Tuhan. Mereka memandang Tuhan sebagai wujud atau entitas yang hanya dapat dicapai dengan latihan spiritual yang sulit. Tuhan ada dimana-mana. Tidak perlu mencari Tuhan. Semua yang engkau lihat adalah sebuah perwujudan dari Tuhan. Semua umat manusia yang engkau lihat adalah wujud dari Tuhan. Perbaiki pandanganmu yang salah ini dan engkau akan mengalami Tuhan dalam semua hal. Berbicaralah dengan kasih, bertindak dengan kasih, berpikir dengan kasih dan lakukan setiap perbuatan dengan hati yang diliputi dengan kasih.​”​

Untuk kemajuan spiritual maka kualitas kshama (ketabahan) adalah dasar atau pondasi yang sesungguhnya. Orang-orang dan bangsa-bangsa yang hebat telah kehilangan kejayaan, martabat dan reputasi mereka karena kehilangan kualitas Kshama (ketabahan). Tanpa kesabaran dan kapasitas ketabahan, seseorang menjadi lemah secara spiritual. Kelemahan yang seperti itu akan menuntun pada perasaan-perasaan yang buruk, pikiran-pikiran yang jahat dan perbuatan yang tidak pantas. Kebajikan ini paling baik dikembangkan dalam situasi yang buruk, dan karena itu seseorang harus dengan senang hati menerima masalah dan bukannya menganggap masalah itu sebagai hal yang tidak diinginkan. Jadi demikianlah, saat-saat kesusahan, dan sebuah keadaan yang menyedihkan dan penderitaan selalu menawarkan perkembangan dari kualitas dari Kshama (ketabahan).

[Wacana Musim Panas di Brindavan 2000, Bab.12]

Renungan dan Penguatan Kutipan Tanggal 3 April - ARADHANA MAHORSAVAM

“Kebaikan dan keburukan, kekayaan dan kemiskinan, pujian dan celaan selalu beriringan di dunia ini. Engkau tidak bisa mendapatkan kebahagiaan dari kebahagiaan (Na sukhat labhate sukham). Kebahagiaan hanya datang dari penderitaan. Seseorang yang kaya hari ini mungkin akan menjadi miskin di esok hari, sama halnya, seseorang yang miskin hari ini mungkin menjadi seorang yang kaya pada suatu hari nanti. Hari ini engkau dipuji, namun esok hari engkau bisa dikritik. Yang menganggap pujian dan celaan, kebahagiaan dan penderitaan, kesejahtraan dan kesengsaraan dengan pikiran yang sama adalah sebuah tanda dari manusia yang sejati. Dalam Bhagavad Gita disebutkan, “Tetap berpikiran damai dalam kebahagiaan dan penderitaan, keuntungan dan kerugian, kemenangan dan kekalahan (Sukha Dukhe same kritva labhalabhau jayajayau). Engkau benar-benar dapat menikmati hidupmu hanya ketika engkau menganggap keduanya yaitu penderitaan dan kebahagiaan, keuntungan dan kerugian dengan ketenangan hati. Tidak ada nilai dari kebahagiaan tanpa adanya penderitaan. Maka dari itu, sambutlah penderitaan jika engkau ingin mengalami kebahagiaan yang sejati.”

[Sanathana Sarathi, 54 (7),Halaman 202, 1996​]

Engkau telah memiliki kesempatan yang sangat berharga untuk mendengarkan wejangan dan arahan dari Swami, semuanya itu sudah terpatri di dalam hatimu; banyak dari percakapanmu dipusatkan hanya pada-Ku atau pada permainan ilahi-Ku (leela) dan kemuliaan-Ku (mahima). Nasehat-Ku kepadamu adalah: terapkan pemujaan ini di dalam hidupmu. Biarkan teman-temanmu melihat betapa disiplinnya dirimu, betapa tulusnya engkau mematuhi orang tuamu, dan berapa dalamnya engkau memuliakan gurumu. Jadilah lentera yang memancarkan kebajikan dan pengendalian diri dimanapun engkau tinggal, sama terpujinya seperti yang engkau lakukan ketika di dalam kehadiran-Ku. Jangan tergelincir menjadi tidak disiplin, tingkah laku yang buruk, tidak bertanggung jawab dan kebiasaan yang jahat.

[Sabda Sathya Sai Vol.8/Bab.5]

Tidak mudah bagi pikiran manusia yang tenggelam dalam duniawi untuk menaruh perhatian pada Tuhan. Hanya ketika pikiran diubah dan berada dibawah pengendalian jiwa (Atma) maka tubuh mengalami kebahagiaan Tuhan (Ananda). Sarana bagi pikiran untuk dirubah adalah dengan bhakti (Bhakti adalah kasih yang dalam kepada Tuhan). Secara progresif, arahkan pikiranmu kepada Tuhan sampai pikiran itu menyatu dengan Tuhan. Meditasi, pengulangan nama suci Tuhan, kelompok kidung suci (bhajan), membaca naskah-naskah suci dan kegiatan lainnya yang diperuntukkan hanya untuk menyucikan pikiran sehingga pikiran dapat berkonsentrasi pada Tuhan. Seperti halnya ladang yang harus dibajak dan dipersiapkan dengan baik untuk ditabur sehingga menghasilkan panen yang bagus, ladang hatimu juga harus dibuat menjadi suci dan murni melalui perbuatan-perbuatan yang baik dan suci serta disiplin spiritual (sadhana) jika ingin menghasilkan buah berupa kebijaksanaan Tuhan.

[Sabda Sathya Sai Vol.17/Bab.17]

Dengan berdoa kepada Tuhan maka engkau dapat mencapai apapun di dalam hidup. Aku selalu bersama denganmu, di dalam dirimu, di atasmu dan di sekitarmu. Buatlah usaha untuk menanamkan keyakinan dan bhakti yang seperti itu pada sesama manusia. Itu akan membuat-Ku sangat senang. Kebahagiaan terdapat pada penyatuan dengan Tuhan. Karena itu renungkan Tuhan secara berkelanjutan. Jangan pernah berikan ruang untuk kecemasan atau kekhawatiran.

[Sabda Sathya Sai, Vol.39/Bab.1]

Rawatlah benih kecil kasih yang menempel pada ‘diriku’ dan ‘milikku,’ biarkan benih itu tumbuh menjadi kasih untuk kelompok di sekitarmu, dan tumbuh menjadi kasih bagi seluruh umat manusia, dan sebarkan bagian kasih itu kepada binatang, burung serta binatang yang merayap dan merangkak, dan biarkan kasih itu membungkus semua benda dan makhluk di seluruh dunia. Bergeraklah maju dari kurang kasih ke kasih yang lebih besar, dari kasih yang sempit ke kasih yang lebih luas.

[Sabda Sathya Sai, Vol.13/Bab.16]

Di atas segalanya, hal yang terbaik bagi peminat spiritual adalah penuh kegembiraan, tersenyum dan semangat dalam keadaan apapun juga. Bahkan lebih daripada bhakti dan kebijaksanaan spiritual, sikap suci ini adalah yang diidamkan. Bagi mereka yang telah mendapatkannya layak untuk mencapai tujuan terlebih dahulu. Kualitas penuh kegembiraan ini disepanjang waktu adalah buah dari perbuatan baik yang dilakukan pada kelahiran-kelahiran yang lalu. Seseorang yang selalu dalam keadaan cemas, tertekan dan ragu tidak akan pernah mencapai kebahagiaan, apapun latihan spiritual yang dilakukan. Tugas pertama dari seorang peminat spiritual adalah meningkatkan semangat. Dengan semangat itu maka berbagai jenis kebahagiaan spiritual (ananda) dapat diperoleh.

[Prema Vahini, Sec. 63, p42]

“Dunia adalah tidak kekal. Kelahiran adalah sebuah penderitaan. Usia tua adalah juga sebuah kesengsaraan. Berhati-hatilah!” disebutkan dalam sebuah puisi sansekerta. Selama engkau masih hidup, setiap orang akan kelihatan menyayangi tubuhnya. Hal ini semata-mata hanya tujuan kepentingan diri sendiri. Hanya Tuhan saja yang sepenuhnya tidak mementingkan diri sendiri. Sayangi Tuhan dan jalani kehidupan normalmu; tidak ada yang salah dengan ini. Apapun yang engkau lakukan, perlakukan sebagai sebuah persembahan kepada Tuhan. Lihatlah Tuhan di dalam setiap orang. Jangan memiliki kehendak buruk kepada siapapun juga. Jangan memiliki keterikatan yang berlebihan kepada siapapun juga. Arahkan semua keterikatan kepada Tuhan. Kasihi semuanya. Jangan tergantung kepada siapapun juga kecuali pada Tuhan. Sadarilah ketidakkekalan dari tubuh dan letakkan kepercayaanmu hanya pada Tuhan. Carilah perlindungan pada Tuhan. Apa yang paling diperlukan saat sekarang di jaman kali yuga ini adalah keyakinan. Sesering mungkin, ketika engkau mendapatkan kesempatan, lakukan meditasi pada Tuhan. Dapatkan penghargaan dari masyarakat melalui pelayanan yang tulus. Itu akan memastikan masa depan yang baik bagimu.

[Sabda Sathya Sai Vol.29/Bab.33]

Pergaulan yang baik dapat meningkatkan seseorang ke tingkat Dewata, sedangkan pergaulan yang buruk dapat menurunkan derajat seseorang ke tingkat seekor binatang. Engkau harusnya melalukan usaha untuk naik di atas tingkat manusia. Tidak ada usaha yang diperlukan bagimu untuk jatuh merosot ke bawah. Untuk menjadi jahat adalah sangat gampang. Orang-orang muda saat sekarang mempunyai pikiran dan perasaan yang buruk, serta melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk, dengan cara demikian menyia-nyiakan masa muda mereka yang berharga. Sangat disayangkan, orang-orang saat sekarang berhubungan dengan pergaulan yang tidak baik, karena itu perasaan baik mereka berubah menjadi perasaan dan perbuatan yang buruk — pada akhirnya membuat hidup mereka menjadi sangat menyedihkan. Walaupun kelihatan sangat sulit untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, engkau harusnya tetap melakukan usaha untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Pikiranmu adalah akar penyebab dari segalanya. Maka dari itu, engkau seharusnya hanya memiliki pikiran-pikiran yang suci, murni, mulia dan penuh arti.

[Wejangan Sathya Sai Baba, 8 Juli 1996, Sanathana Sarathi 54(7), p202, 2011]

Walaupun adalah sulit untuk mengendalikan pikiran namun pikiran dapat dialihkan. Ketika pikiran terbenam dalam duniawi dan dialihkan kepada Tuhan, maka pikiran akan mendapatkan kekuatan moral. Pikiran yang terbenam dalam hal-hal duniawi membuatmu menjadi seorang tahanan di dunia, sedangkan pikiran yang terbenam dalam Tuhan menjamin pembebasan bagimu. Hatimu adalah gembok dan pikiranmu adalah kuncinya. Ketika engkau memutar kunci ke arah kiri, maka hatimu akan posisinya terkunci. Namun jika engkau memutar kunci ke arah kanan maka hatimu posisinya menjadi terbuka. Perbedaannya terletak pada memutar arah kunci. Oleh karena itu pikiran adalah penyebab dari pembebasanmu dan juga perbudakan. Lalu apa itu pembebasan (Moksha)? Ini bukanlah rumah dengan pendingin ruangan, namun sebuah keadadaan yang tanpa khayalan (Moha). Keagungan dan moralitas terdapat dalam mengalihkan pikiran dari dunia menuju pada Tuhan. Ini adalah konsep yang sederhana dan manjur yang benar-benar memberikan kontribusi bagi kemajuan dan kesejahtraanmu.

[Wacana Musim Panas di Brindavan 1996, Bab 1]

Tuhan hadir bersemayam di dalam diri setiap orang. Tuhan tinggal di dalam setiap hati. Jadi jangan membatasi Tuhan pada sebuah kuil, masjid atau gereja. Dimana ada manusia, disana ada Tuhan. Tuhan mengambil wujud manusia (Daivam manusha rupena). Karena engkau lupa dan tidak menyadari kenyataan yang penting ini, engkau menuruti kesenangan diri dalam mengkritik yang lain. Siapa yang engkau kritik? Siapa yang engkau kagumi? Tanyakan pada dirimu sendiri. Tuhan hadir di dalam semuanya. Jika engkau mengkritik yang lain, engkau mengkritik Tuhan. Siapapun yang engkau berikan hormat maka hormat tersebut akan mencapai Tuhan (Sarva jeeva namaskaram Keshavam prati gacchati) dan siapapun yang engkau hina atau ejek maka hal itu juga mencapai Tuhan! (Sarva jeeva thiraskaram Keshavam prati gacchati). Mulai dari saat sekarang, mulailah sebuah hidup yang baru dengan melepaskan pikiran yang buruk dan sifat-sigat yang jahat. Sucikan hatimu. Biarkan pikiran, perkataan dan perbuatanmu menjadi suci. Hanya dengan demikian hidupmu akan penuh kebahagiaan.

[Sabda Sathya Sai Vol.35/Ch.6]

Renungan dengan mendalam makna dari nama ‘Sai Baba’. ‘Sa’ berarti Tuhan; ‘ai’ atau ‘ayi’ berarti ibu, dan ‘Baba’ berarti ayah. Orang tua fisikmu memperlihatkan kasih dengan sebuah takaran kepentingan diri; namun Sai adalah Tuhan sebagai ibu dan ayahmu, mencurahkan kasih sayang atau teguran untuk menuntunmu menuju pada kemenangan dalam upaya berjuang untuk kesadaran diri. Sai datang sebagai Avatar untuk melaksanakan tugas yang tertinggi dalam menyatukan seluruh umat manusia sebagai satu keluarga melalui ikatan persaudaraan, menegaskan dan menerangi kualitas Tuhan (Atma) di dalam diri setiap makhluk. KeTuhanan adalah dasar dari seluruh alam semesta dan misi-Ku adalah untuk mengajari semuanya untuk menyadari warisan keTuhanan bersama yang mengikat satu dengan yang lainnya, sehingga engkau dapat menyingkirkan sifat binatang dalam dirimu dan naik menuju tingkat Tuhan! Aku berhasrat bahwa engkau memusatkan pikiran pada hal ini, mendapatkan suka cita dan menjadi terinspirasi untuk menjalankan disiplin spiritual yang Aku tentukan untuk maju menuju tujuan dalam menyadari Sai, yang bersinar di dalam hatimu.

[Sabda Sathya Sai Vol.12/Bab.38]

Tuhan dapat dicapai hanya melalui bhakti yang tertinggi (para­bhakthi). Bhakti yang tertinggi hanya dapat diraih melalui kebijaksanaan spiritual (jnana). Kebijaksanaan spiritual dapat ditingkatkan hanya melalui keyakinan (sraddha), dan keyakinan hanya muncul melalui kasih. Bagaimana caranya meningkatkan kasih? Dengan dua cara yaitu: (1) Selalu menganggap kesalahan orang lain, betapapun besarnya menjadi sesuatu yang remeh dan tidak berarti. Selalu menganggap kesalahanmu sendiri, betapapun remeh dan sepelenya, adalah kesalahan yang besar dan merasa sedih serta penuh penyesalan. Dengan cara ini, engkau menghindari diri dalam melakukan kesalahan yang lebih besar, serta memperoleh sifat-sifat persaudaraan dan ketabahan. (2) Apapun yang engkau lakukan, apakah melakukannya sendiri atau dengan orang lain, lakukanlah dengan mengingat bahwa Tuhan ada dimana-mana. Tuhan melihat, mendengar serta mengetahui segalanya. Bedakan antara yang benar dan yang salah serta hanya berbicara kebenaran. Bedakan antara yang benar dan salah dan lakukan hanya yang benar. Berusahalah dalam setiap saat untuk sadar akan kemahakuasaan Tuhan.

[Prema Vahini, Sec.18-19]

Badan adalah rumah tempat kediaman bagi jiwa, jadi apapun yang terjadi pada rumah itu adalah menjadi perhatian bagi jiwa. Begitu juga dunia adalah badan dari Tuhan, dan semua yang terjadi di dunia apakah itu baik atau buruk adalah menjadi perhatian dari Tuhan. Dari fakta yang diamati hubungan antara jiwa dan badan, ketahuilah kebenaran dari hubungan yang tidak bisa diamati dari Tuhan dan ciptaan. Hubungan dari jiwa dan Tuhan, pertalian diantara keduanya dapat dipahami oleh setiap orang yang memiliki tiga sarana yang utama: (1) sebuah pikiran yang tidak ternoda oleh keterikatan dan kebencian, (2) sebuah perkataan yang tidak ternoda oleh kebohongan, dan (3) sebuah badan yang tidak ternoda oleh kekerasan. Suka cita dan kedamaian tidak ada di objek luar; keduanya ada di dalam dirimu. Namun karena kedunguanmu, engkau mencarinya di luar dirimu, di dunia dimana dipastikan bahwa hari ini atau esok engkau akan pergi meninggalkan dunia ini. Maka dari itu, bangkitlah sekarang! Cobalah untuk mengetahui intisari dari kebenaran yang kekal. Cobalah untuk mengalami bahwa kasih itu adalah Tuhan sendiri.

[Prema Vahini, Sec.19]

Jalan berserah diri adalah seperti seekor anak kucing (marjala kishora nyaya), yang hanya dengan mengeong di satu tempat, menempatkan semua bebannya pada induk kucing. Sama halnya, bhakta menaruh kepercayaan penuh pada Tuhan. Induk kucing memegang anak kucing di dalam mulutnya dan membawanya dengan aman bahkan melewati Lorong yang sangat sempit. Ketika bhakta menaruh semua bebannya pada Tuhan, tanpa adanya rasa takut atau cemas, dan berserah diri sepenuhnya pada kehendak Tuhan, maka Tuhan pastinya akan menyediakan segalanya. Lakshmana adalah contoh yang menempuh jalan ini. Untuk melayani Rama, Lakshmana meninggalkan semua halangan yang merintangi jalannya -- kekayaan, istri, ibu, rumah dan bahkan tidur serta makan selama 14 tahun penuh. Lakshmana merasa bahwa Rama adalah segala-galanya baginya, kebahagiaan dan suka citanya, dan akan memberikannya apapun yang dibutuhkan. Tujuan hidupnya hanya untuk mengikuti Rama, melayani Rama, dan menyerahkan kehendaknya kepada Rama. Ini adalah karakteristik dari berserah diri sepenuhnya. Disiplin berserah diri ini (prapatti) adalah lebih unggul daripada bhakti.

[Prema Vahini, Sec. 51]

Peminat spiritual seharusnya selalu mencari pergaulan dengan mereka yang jujur serta riang dan harus menghindari semua bentuk pikiran yang tidak benar, sedih dan tertekan. Rasa tertekan, keraguan, kesombongan --- semuanya ini adalah sebagai Rahu dan Kethu bagi peminat spiritual. Mereka akan mengganggu latihan spiritual seseorang. Ketika bhakti seseorang mantap maka sifat-sifat buruk itu dapat dengan mudah dilenyapkan. Yang terpenting dan diatas segalanya bagi peminat spiritual adalah untuk selalu riang, tersenyum dan semangat dalam segala keadaan. Sikap murni ini bahkan lebih penting daripada bhakti dan kebijaksanaan spiritual. Bagi mereka yang telah memiliki sifat-sifat ini layak untuk mencapai tujuan terlebih dahulu. sifat selalu gembira sepanjang waktu adalah buah dari perbuatan baik di kelahiran sebelumnya. Seseorang yang selalu cemas, tertekan dan ragu tidak akan pernah mencapai kebahagiaan, apapun latihan spiritual yang dijalankannya. Tugas pertama dari peminat spiritual adalah meningkatkan semangat. Dengan semangat ini maka berbagai jenis kebahagiaan spiritual (ananda) dapat diperoleh.

[Prema Vahini, Sec. 63]

Kasih dapat menaklukkan apapun juga. Kasih yang tanpa mementingkan diri sendiri, suci, tidak ternoda menuntun manusia pada Tuhan. Sedangkan kasih yang mementingkan diri sendiri dan terbatas mengikat seseorang pada dunia. Karena tidak mampu dalam memahami kasih yang suci dan murni, manusia pada saat sekarang menjadi korban dari kecemasan yang tiada akhir karena keterikatan pada benda-benda duniawi. Kewajiban seseorang yang pertama adalah memahami kebenaran dari prinsip kasih. Sekali seseorang memahami sifat dari kasih maka dia tidak akan tersesat. Berbagai jenis konteks dimana kata kasih digunakan pada saat sekarang tidak memiliki hubungan dengan makna yang sesungguhnya dari kasih. Kasih sayang yang ada diantara ibu dan anak atau kasih sayang diantara suami dan istri adalah sebuah hubungan sementara tertentu yang tidak tetap dan ini sama sekali bukanlah kasih yang sejati. Kasih yang sejati tidak memiliki awal ataupun akhir. Kasih itu tetap ada di dalam tiga kategori waktu yaitu -- masa lalu, sekarang dan masa depan. Hanya itu adalah kasih sejati yang dapat meliputi manusia dengan kebahagiaan yang abadi.

[Sabda Sathya Sai Vol.28/Bab.38]

Hari ini dunia kehilangan keseimbangan ekologisnya selama manusia karena sifat mementingkan dirinya sedang merampok sumber daya dari ibu pertiwi berupa batu bara, minyak bumi, besi, dsb. Sebagai hasilnya, kita mengalami gempa bumi, banjir dan bencana alam yang menghancurkan. Hidup manusia hanya akan mencapai pemenuhan ketika keseimbangan ekologis tetap dijaga. Keseimbangan dalam hidup manusia dan keseimbangan di alam, keduanya adalah sama-sama penting.

[Sabda Sathya Sai, Vol.33/Bab.15]

Suatu hari Vivekananda pergi menemui Swami Ramakrishna Paramahamsa dan bertanya kepadanya, “Pernahkah anda melihat Tuhan?” “Iya”, jawab Sri Ramakrishna. “Dalam wujud apa?”, tanya Vivekananda. Ramakrishna menjawab, “Aku sedang melihat Tuhan sama halnya aku sedang melihat dirimu”. “lantas mengapa, saya tidak bisa melihat Tuhan?” Ramakrishna menjelaskan bahwa jika engkau merindukan Tuhan sama intensitasnya saat engkau merindukan banyak hal-hal yang lainnya, maka engkau juga akan mengalami Tuhan. Ramakrishna berkata bahwa manusia meneteskan air mata untuk sebuah hubungan, kekayaan dan banyak aspek lainnya, namun berapa banyak meneteskan air mata untuk Tuhan? Ramakrishna menasehati Vivekananda untuk rindu pada Tuhan dengan sepenuh hati dan jiwa. Kemudian Tuhan akan mewujudkan diri-Nya sendiri di depannya. Jika engkau benar-benar ingin mengalami Tuhan, engkau harus mengabdikan dirimu sendiri pada Tuhan. Manusia mengalami berbagai masalah untuk mencapai kekayaan, hubungan, jabatan dan kekuasaan. Jika saja manusia mengabdikan bagian kecil saja waktunya untuk memikirkan Tuhan, mereka pastinya akan mengalami pembebasan dari rasa takut akan kematian.

[Sabda Sathya Sai Vol.31/Bab.24]

Upanisdhad mengajarkan kepada kita jalan-jalan dari karma, upasana, dan jnana yoga. Intisari dari karma yoga (jalan tindakan) adalah untuk melakukan semua perbuatan dengan dedikasi sebagai sebuah persembahan kepada Tuhan dan untuk kesenangan Tuhan. Upasana yoga (jalan pemujaan) adalah mencintai Tuhan sepenuh hati dengan keharmonisan dan kesucian dalam pikiran, perkataan dan perbuatan (trikarana suddhi). Bukanlah sebuah upasana yang sejati jika engkau mencintai Tuhan hanya untuk mencapai keinginan-keingian duniawimu saja. Bhakti seharusnya adalah kasih demi kepentingan kasih. para pengikut jalan jnana yoga (jalan kebijaksanaan) seharusnya memandang bahwa seluruh alam semesta adalah perwujudan dari Tuhan. Keyakinan yang tidak goyah tentang Tuhan yang bersemayam di dalam semua makhluk dalam wujud Atma disebut dengan Jnana. Jika engkau bertanya-tanya bagaimana Ekatwa (Kesatuan) bisa ada dengan begitu banyak wujud, nama, berbagai jenis tingkah laku, perbedaaan doktrin, dsb, pikirkan lautan yang tidak dapat diukur dengan gelombang yang tidak terbatas. Setiap gelombang adalah unik dan berbeda satu dengan lainnya dalam ukuran dan bentuk namun semua perbedaan tersebut adalah manifestasi dari air yang satu dan sama dan juga tidak berbeda dari lautan.

[Wacana Musim Panas di Brindavan 1990, Bab. 16]

Apa yang seharusnya menjadi karakteristik mereka yang ada di dalam organisasi Sai? Hati mereka seharusnya sejuk seperti halnya bulan. Pikiran mereka seharusnya suci seperti halnya mentega. Perkataan mereka seharusnya manis seperti halnya madu. Hanya Ketika engkau memiliki karakteristik seperti ini, maka engkau layak menjadi anggota dari organisasi. Ketika ketiga sifat ini ada maka akan ada keTuhanan.

[Sabda Sathya Sai Vol.28/Bab.33]

Sathatham Yoginah – selalu menjadi seorang yogi. Tetap tenang, tidak gelisah, damai, tidak terpengaruh oleh keberuntungan atau kemalangan, karena dirimu adalah boneka yang bergerak dan meliuk sesuai dengan tarikan yang Beliau berikan pada tali boneka. Jadilah menyenangkan dalam perkataan dan tingkah laku, jangan menimbulkan luka atau (memberikan) penghinaan terhadap orang lain dan juga jangan terpengaruh dengan tindakan atau komentar buruk dari orang lain. Jadilah bahagia (dengan melihat) bahwa setiap orang dan segala sesuatunya telah diatur oleh Tuhan. Ini adalah permainan-Nya.

[Sabda Sathya Sai Vol.11/Bab.29]

Tingkatkan pikiran-pikiran yang baik, berbicaralah dengan kata-kata yang baik dan lakukan perbuatan-perbuatan yang baik dengan pandangan yang luas bahwa setiap orang di dunia seharusnya berbahagia. Lepaskan pikiran-pikiran jahat dan sifat-sifat jahatmu karena semuanya ini menyebabkan semua penderitaan di dunia. Apapun pekerjaan yang engkau lakukan, jadikan Tuhan sebagai penuntun dan penyelamatmu, engkau pastinya akan mendapatkan keberhasilan. Tuhan adalah satu-satunya temanmu. Tuhan selalu denganmu, di dalam dirimu dan di sampingmu. Engkau harus berharap bahwa setiap orang berbahagia. Setiap orang harus mengisi hati mereka dengan kasih yang suci. Kemudian bangsa dan dunia akan sejahtera, dan setiap orang akan berbahagia!

[Sabda Sathya Sai Vol.27/Bab.1]

Karena Aku bergerak dengan bebas diantara manusia, berbicara dan bernyanyi dengan mereka, bahkan para intelektual tidak mampu memahami kebenaran-Ku, kekuatan-Ku, kemuliaan-Ku, atau tugas-Ku yang sebenarnya sebagai Awatara. Aku dapat menyelesaikan masalah apapun juga, betatapun rumitnya. Aku berada di luar jangkauan penyelidikan yang paling intensif dan pengukuran yang paling teliti. Hanya mereka yang telah menyadari kasih-Ku dan mengalaminya dapat menyatakan bahwa mereka telah melihat sekilas kenyataan-Ku. Jangan berusaha untuk mengetahui-Ku melalui mata luar. Ketika engkau pergi ke sebuah tempat suci dan berdiri di depan gambar Tuhan, engkau berdoa dengan memajamkan mata, mengapa ? Karena engkau merasa bahwa hanya mata bhatin kebijaksanaan yang dapat mengungkapkan Tuhan kepada dirimu. Maka dari itu, jangan menginginkan objek-objek yang bersifat sepele dari-Ku; namun, dambakanlah (kehadiran/kesadaran) diri-Ku dari dalam diri, dan engkau akan mendapatkannya. Jalan kasih adalah jalan cepat yang menuntun manusia pada-Ku. Rahmat-Ku senantiasa dapat dicapai oleh para bhakta yang memiliki kasih dan keyakinan yang mantap.

[Sabda Sathya Sai Vol.12/Bab.38]

Japamala sangatlah berguna bagi para pemula dalam pelaksanaan sadhana. Namun ketika engkau telah mengalami kemajuan, dimana japa sudah berada pasti dalam setiap tarikan nafas hidupmu, maka memutar butir japamala menjadi sebuah latihan yang tidak lagi diperlukan dan tidak praktis, dimana (saat itu tiba) engkau tidak tertarik (menggunakannya) lagi. ‘Sarvada sarva kaaleshu sarvathra Hari chinthanam’ – selalu, sepanjang waktu, di semua tempat, Hari (Tuhan) direnungkan. Itu adalah tahapan dimana japamala harus digunakan untuk menuntun dirimu. Engkau seharusnya tidak terikat pada japamala selamanya, karena ini hanya alat yang membantu konsentrasi dan kontemplasi secara sistematis.

[Sabda Sathya Sai Vol.9/Bab.6]

Alam adalah guru yang terbaik. Hidup adalah guru yang terbaik. Penuhi dirimu dengan rasa kagum dan hormat pada karya Tuhan, manifestasi dari kekuatan dan kemuliaan-Nya yang disebut dengan dunia. Ini adalah instruksi dan inspirasi yang cukup bagimu.

[Sabda Sathya Sai Vol.12/Bab.2]

Ada sebuah kecendrungan untuk mengacaukan makna pelepasan kehidupan duniawi dengan sepenuhnya melepaskan segalanya. Pelepasan kehidupan duniawi sejatinya bermakna mencapai tahap keadaan ketenangan hati yang sempurna. Orang-orang bisa saja mengkritikmu atau mereka mungkin juga memujimu; terimalah keduanya dengan perasaan ketenangan hati. Seseorang mungkin mencoba untuk melukaimu sedangkan yang lainnya mencoba untuk memperlakukan dirimu dengan baik; perlakukan kedua keadaan ini dengan ketenangan hati. Dalam satu usaha bisnis, kerugian bisa terjadi, sedangkan keuntungan mungkin dihasilkan di lain waktu; perlakukan keduanya dengan sama. Ketenangan hati adalah tanda dari yoga.

[Wacana Musim Panas di Brindavan 1996, Bab.12]

Jika engkau duduk dalam Dhyana (meditasi) sebagai langkah awal, pikiran monyet ini tidak ada dibawah kendali kita, jadi engkau seharusnya mempercayakan tugas sebagai penjaga kepada pikiran monyet ini. Pikiran monyet ini mengawasi siapa yang masuk dan siapa yang keluar – mengawasi nafas, “So” Ketika kita menarik nafas, dan “Ham” Ketika kita menghembuskan nafas – proses terus berjalan dan monyet akan terus sibuk mengawasi keluar masuknya nafas. Dengan melalukan Latihan ini selama 5 menit maka pikiran monyet akan menjadi di bawah kendali. Setelah membuat pikiran fokus pada nafas selama 5 menit dengan cara seperti ini, miliki gambar atau lukisan yang disukai hatimu, atau sebuah cahaya di depanmu. Pandanglah pada cahaya itu secara mantap dengan mata terbuka sepenuhnya. Cahaya yang telah engkau pandang dengan mata terbuka, sekarang bayangkan cahaya yang sama menyala di dalam batin Ketika engkau memejamkan mata. Di dalam batin, pikiran juga seharusnya tetap dibiarkan sibuk dengan kegiatan yang intens. Kita seharusnya memerintahkan pikiran untuk mengambil cahaya dan menempatkan cahaya itu di dalam relung hati kita. Di dalam Teratai hati kita, kita harus membayangkan bahwa cahaya itu bersinar dengan terang. Kemudian, cahaya ini harus disebarkan ke seluruh tubuh, melewati anggota tubuh, perut, mata, mulut, telinga, dan melewati setiap bagian tubuh kita. Setelah cahaya itu menerangi seluruh tubuh kita, kemudian cahaya itu harus dibawa tidak hanya menerangi tubuh namun bersinar dengan terang menyinari seluruh anggota keluargamu. Kemudian engkau harus melihat bahwa cahaya yang sama sedang bersinar dengan terangnya pada tetanggamu, pada orang-orang di sekitarmu dan pada teman-temanmu. Pada tahap akhir, engkau harus melihat bahwa cahaya yang sama bersinar dengan terangnya bahkan pada musuh-musuhmu. Kemudian, Isa Vasyam Idam Sarvam (segalanya adalah diliputi oleh Tuhan).

[Audio MP3 yang tidak diterbitkan, 25 Mei 1979]