Nilai : Shanti/Kedamaian
Sub Nilai : Kepuasan
Tujuan : untuk membantu anak-anak menjadi bahagia dengan apa yang mereka miliki dalam kehidupan mereka serta tidak mengharapkan apa yang tidak mereka miliki.
Kutipan :

Tuhan berikanlah apa yang aku perlukan dan apa yang pantas aku dapatkan. Aku sudah merasa puas, tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak-Nya

Usia :

6 – 9 tahun

 

Metode Pengajaran :  
Duduk hening : Meditasi cahaya
Doa : Gayatri Mantra

 

Cerita - Menjadi Puas

Seekor anjing menemukan sepotong roti, kemudian membawa roti itu di mulutnya. Anjing itu sampai di dekat sungai kecil. Ada sebuah jembatan di seberang sungai tersebut. Ketika ia melewati jembatan, ia melihat ke bawah. Ia melihat anjing lain di dalam air. Anjing lain itu juga, memiliki sepotong roti di mulutnya Anjing yang rakus itu, ingin merebut roti dari anjing lain yang dilihatnya. Dia membuka mulutnya untuk merebut roti tersebut. Tapi ah! Rotinya sendiri jatuh ke dalam air dan hilang. Anjing yang malang! Ia kehilangan makanannya karena ia rakus. Jika kita berusaha mengambil lebih banyak, kita bahkan mungkin akan kehilangan apa yang kita miliki. Kita harus puas dengan apa yang kita miliki untuk menjadi bahagia

 

Cerita - Petani dan Malaikat

Suatu ketika hiduplah seorang petani tua yang sangat baik dan menyenangkan. Usianya sembilan puluh tahun dan, meskipun tulang-tulangnya amat kecil dan nampak lelah, matanya masih berbinar dengan penuh cinta dan tawa. Dia adalah orang yang tahu persis apa yang diperlukan untuk membuat orang lain tersenyum, dan ketika ada yang menangis dia akan duduk di samping orang tersebut dan menghiburnya. Dia adalah orang yang mengenali embun yang berkilauan di jaring laba-laba dan mengenali rasa dari jus strawberi merah. Dia adalah orang yang masih bekerja keras setiap hari di usianya yang sudah sembilan puluh tahun, dan jika ada yang membutuhkan pertolongan, dia siap menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu mereka. Suatu hari, karena kebaikannya, ia didatangi oleh seorang malaikat yang dapat mengabulkan keinginannya. Malaikat itu berkata kepada orang tua tersebut, apapun yang ia inginkan dapat dikabulkannya. 

Saat ini, jika engkau mempunyai satu keinginan, apakah yang engkau inginkan? [Note: pertanyaan ditujukan kepada audiens.] [Pencerita memilih jawaban dari audiens:] "Satu juta dolar!", "Sebuah istana di tengah laut!", "Semuanya aku mau!", "Sebuah mobil Lamborghini!" Petani itu bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya, tapi dia malahan berkata, "Saya senang dengan berkat makanan yang sudah saya dapatkan, juga cinta-kasih yang mengelilingi saya setiap hari, tapi sebelum saya mati saya ingin sekali saja untuk melihat surga dan neraka. " Malaikat itu menyuruh petani tersebut untuk memegang jubahnya dan dalam sekejap mereka tiba di gerbang neraka. Petani tersebut heran, ketika ia melewati pintu gerbang neraka dia mendapati dirinya berada di tepi ruang terbuka hijau yang indah yang dikelilingi oleh pohon-pohon pinus tinggi yang indah. Saat ia berjalan menuju ke tengah dia melihat banyak orang duduk mengelilingi sebuah meja panjang besar dengan makanan sangat lezat yang pernah dilihatnya. Namun, saat dia mendekat ia melihat bahwa orang-orang yang berada disana nampak sakit-sakitan dan kurus, seolah-olah mereka menderita kelaparan. Bagaimana ini bisa terjadi? Kemudian ia melihat bahwa lengan orang-orang tersebut terikat lurus sehingga mereka tidak bisa menekuk tangan mereka. Sangat mustahil bagi orang-orang tersebut untuk menikmati makanannya sendiri. "Ahh," desah petani itu, "ini benar-benar neraka." Buru-buru ia kembali kepada malaikat tersebut dan memegang jubahnya. Dalam sekejap, mereka tiba di gerbang surga. Di sini juga petani tersebut menemukan dirinya berada di tepi ruang terbuka hijau yang indah yang dikelilingi oleh pohon-pohon pinus tinggi yang megah. Dia berjalan menuju ke tengah dan melihat banyak orang duduk mengelilingi sebuah meja panjang besar dengan makanan yang paling lezat. Saat ia mendekat, petani tersebut melihat bahwa lengan mereka terikat lurus sehingga tidak bisa ditekuk. Namun orang-orang ini tersenyum dan tertawa. Mata mereka berbinar senang dan perut mereka nampak puas. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Petani itu mendekat dan ia melihat: orang-orang di surga saling menyuapi satu sama lain! "Ah ya," petani tersebut tersenyum begitu mengetahui hal itu sambil menganggukkan kepalanya, "ini, benar-benar surga."

 

PERTANYAAN:

1. Mengapa engkau berpikir orang-orang di neraka tidak bahagia, sakit dann kurus?

2. Mengapa engkau berpikir orang-orang di surga bahagia, tersenyum dan puas?

 

Permainan – Batu dan sendok

Taruhlah sebuah batu di atas sendok, kemudian anak-anak diminta untuk berjalan di sekitar ruangan, sambil membawa sendok tersebut. Jika berhasil, tambahkan batu lainnya diatas sendok. Tujuan permainan ini adalah untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa semakin 

banyak keinginan yang kita miliki, semakin sulit kita untuk mengendalikan keinginan tersebut.


Song – I am the way I am
 I am the way I am
 And I’m very happy with that
 I may be short or I may be tall
 My body may be thin or fat
 But it doesn’t really matter at all
 Because I am the way I am
 And I’m very happy with THAT!
 

Lagu – Disyukuri apa adanya
Beginilah diriku
Disyukuri apa adanya
Aku mungkin tinggi atau pendek
Badanku kurus atau gemuk
Tapi itu tak menggangguku
Kar’na beginilah diriku
Disyukuri apa adanya

 

Diskusi Apa itu kedamaian? Apa itu kepuasan?

Kedamaian adalah tidak adanya keinginan. Kepuasan adalah bahagia dan puas dengan segala sesuatu, dalam segala keadaan, dengan sama. Apakah sebabnya kurangnya kedamaian di dunia saat ini? Hal ini disebabkan tidak adanya keselarasan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Kedamaian harus dimulai dalam keluarga, di rumah. Ketika ada pemahaman dan harmoni dalam keluarga, kedamaian akan menyebar ke masyarakat dan dari sana kepada bangsa dan pada dunia. Oleh karenanya kesatuan adalah kebutuhan primer saat ini. Kesatuan menganugerahkan sukacita dan kedamaian. Untuk mencapai kedamaian batin, keinginan harus ditundukkan. Libatkanlah dirimu dalam kegiatan pelayanan dengan semangat pengabdian. Jangan hanya mengikuti setelah disuruh oleh pemimpin. Pelayanan sejati adalah membantu orang miskin dan kurang mampu dalam masyarakat dengan kerendahan hati dan penuh pengabdian. Ketika orang berpikir, berbicara dan bertindak menurut garis-garis yang luhur, suara hati mereka akan menjadi bersih dan mereka akan memiliki kedamaian batin. Pengetahuan adalah kekuatan, demikian dikatakan, tetapi kebajikan adalah kedamaian.

 

Bagaimana kita bisa merasa puas dan damai?

Tidak puas dengan apa yang kita miliki dan meratapi apa yang kita tidak miliki, orang-orang kehilangan kedamaian pikiran. Seseorang yang sangat ingin menikmati kedamaian yang merupakan hasil dari pergolakan mental. Jangan biarkan pikiran memenuhi setiap keinginan tersebut. Kereta itu menjadi tenang. Jauhkan reaksi mental yang disebabkan oleh kontak dengan dunia luar. Ini adalah tujuan sesungguhnya dari hidup ini. Tanpa pengendalian pikiran kita tidak bisa memiliki kedamaian bahkan untuk sesaat. Seseorang yang ingin menjalani hidup bahagia dan damai harus melakukan pengendalian terhadap indera mereka. Orang-orang saat ini telah kehilangan kedamaian pikiran karena mereka tidak memiliki pengendalian atas indera mereka. Kedamaian harus dibentuk pertama dalam diri seseorang. Kemudian harus diperluas ke keluarga. Dari keluarga, menyebar ke desa, provinsi dan bangsa. Apa yang terjadi saat ini adalah kebalikan dari proses ini. Konflik dan kekacauan menyebar dari individu menuju keluarga dan sampai ke negara. Engkau harus menjadi pembawa kedamaian. Engkau harus mulai dari dirimu sendiri. Engkau bisa mendapatkan ketenangan hanya dengan melakukan pelayanan pada orang lain. Ketika seseorang sedang sibuk bekerja (melakukan pelayanan), tidak akan ada ruang bagi pemikiran-pemikiran yang buruk dalam pikirannya. Setelah itu kedamaian pikiran didapatkan. Pikiran yang damai adalah kediaman dari cinta-kasih.

 

Cerita – Hidup dapat diibaratkan sebagai Puzzle

Di satu sisi, kehidupan kita seperti potongan-potongan puzzle dengan potongan yang hilang. Tidak peduli seberapa kerasnya kita berusaha, nampak ada bagian-bagian dari kehidupan kita yang penting yang hilang. Beberapa orang nampak memiliki lebih dari satu bagian yang hilang, mungkin karena keadaan atau keputusan yang salah. Misalnya, apakah ada tempat yang ingin engkau kunjungi, ada orang yang ingin engkau temui, ada keterampilan yang ingin engkau miliki, atau hal-hal lain yang engkau inginkan? Apakah kelihatannya ada sesuatu yang menghalangi ketika engkau menginginkan hal tersebut? Jika engkau dan saya hidup sampai seribu tahun, akan ada lebih banyak lagi sesuatu yang hilang. Sekarang, adakah alasan bagi kita untuk bersedih atau tidak bahagia? Tidak sama sekali! Kebanyakan dari kita memiliki begitu banyak berkat sehingga tidak ada alasan untuk mengeluh, meskipun kelihatannya beberapa orang begitu banyak mendapatkannya dan beberapa orang lagi sedikit mendapatkannya. Rahasianya harus berterima kasih atas apa yang kita miliki Pernah ada orang besar yang hidup dalam zaman Alkitab. Namanya Paulus, dan dia mempunyai lebih banyak kesulitan dan masalah dari sebagian besar yang bisa kita bayangkan. Suatu waktu Paulus menulis seperti ini: Aku telah belajar untuk puas, bagaimanapun keadaannya. Aku tahu bagaimana hidup ketika menghadapi hal-hal yang sulit dan aku tahu bagaimana hidup ketika semuanya berjalan dengan baik "Paulus telah belajar

rahasia untuk bersyukur atas segala sesuatu dalam hidupnya, bahkan di masa-masa sulit hidupnya, sebab selama hidupnya ia merasakan kasih Tuhan, bantuan serta dukungan-Nya. Aku yakin bahwa ada hal-hal yang engkau anggap benar-benar diperlukan untuk mencapai kebahagiaanmu, tetapi sebenarnya engkau selalu memiliki satu hal yang dapat membuatmu menjadi lebih bahagia dan lebih puas. Engkau tahu Tuhan mengasihimu dan selalu bersamamu. Suatu kali Yesus mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka harus mengasihi Allah di atas segala sesuatu atau diatas segalanya dalam hidup mereka. Beliau mengatakan kepada mereka bahwa, jika mereka melakukan ini, semua kebutuhan mereka akan disediakan. Sederhana, bukan? Pertanyaan
1. Apa yang engkau inginkan? Apakah keinginan itu?
2. Apakah engkau mengalami kebahagiaan ketika engkau mendapatkan apa yang engkau inginkan?
3. Pernahkah engkau benar-benar merasa puas? Bagaimana rasanya?


Aktivitas/permainan
Bagilah anak-anak menjadi tiga kelompok. Biarkan setiap kelompok membuat puzzle.
Buatlah potongan "PEACE". Setelah setiap kelompok selesai, biarkan mereka menebak bagian mana yang hilang.
Bahan yang diperlukan: Beberapa salinan dari puzzle
Penugasan untuk anak-anak
Bagaimana engkau mempraktekkan menjadi puas dalam hidupmu selama seminggu?
Buatlah catatan apa yang membuatmu puas atau tidak puas. Sebutkan apa yang engkau
rasakan saat semuanya ok. Tuliskan saat engkau tergoda untuk mengeluh tentang sesuatu.
Tulis apa yang engkau lakukan dan apa yang engkau rasakan. Bawalah catatan tersebut ke
kelas untuk berbagi dengan teman sekelasmu.