Kepuasan Bathin
NILAI | : | Dharma (Kebajikan) |
SUB NILAI | : | Kepuasan bathin |
TUJUAN | : | Mengajarkan kepada anak‐anak agar belajar menghargai dan puas dengan apa yang dimiliki |
KATA MUTIARA | : | Syukurilah apa yang Tuhan berikan padamu, karena itulah yang terbaik bagimu |
USIA | : | 6 – 12 tahun |
DUDUK HENING | : | Meditasi Cahaya |
CERITA : Keong kecil dan rumah mungilnya
Di sebuah hutan dimana hidup sekawanan binatang, terdapatlah seekor keong kecil yang sangat mungil. Keong kecil tersebut sangat bangga akan dirinya, karena ia mempunyai sebuah rumah yang selalu dibawanya kemana‐mana, yang mana rumah mungilnya tersebut selain melindunginya dari musuh‐musuhnya, juga dapat menjaganya dari panas terik matahari yang nakal dan hujan yang lebat.Pada suatu hari ketika keong kecil sedang berjalan‐jalan di hutan, ia berpapasan dengan Bapak bekicot. Ia sangat kagum dengan Bapak bekicot, ia berpikir seandainya saja saya mempunyai rumah sebagus Bapak bekicot, tentu saya akan kelihatan sangat gagah dan saya pasti dipuji oleh teman‐teman semua. Maka dari itu, keong kecil kemudian berhasrat ingin mempunyai rumah yang gagah seperti rumah Bapak bekicot. Keong kecil lalu berjalan kesana‐kemari mencari bekas‐bekas rumah bekicot yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya. Setelah lama berjalan, maka keong kecil segera menemukan rumah bekicot. Betapa senangnya hati si keong kecil.
Ia kemudian bergegas mengganti rumah mungilnya dengan rumah bekicot. Tapi apa yang terjadi kemudian? Ternyata keong kecil merasa keberatan dengan rumah barunya, tapi itu tak jadi masalah pikirnya, yang penting saya akan kelihatan gagah. Dengan rumah barunya tersebut, keong kecil lalu menemui teman‐temannya yang lain, ia ingin agar mereka memujinya dengan rumah barunya yang gagah. Ketika keong kecil bertemu dengan teman‐temannya, ternyata semua teman‐temannya mentertawainya. Tiada seorangpun temannya yang memujinya dengan rumah barunya yang dianggapnya membuat dirinya lebih gagah. Akhirnya dengan sedihnya keong kecil segera meninggalkan teman‐temannya. Ketika ia sedang berjalan dengan tertatih‐tatih karena rumahnya kini agak berat, ia kemudian berpapasan dengan Kiki si kura‐kura. Demi dilihatnya si Kiki sangat cantik dengan rumahnya, maka inginlah keong kecil mempunyai rumah seperti rumah si Kiki. Keong kecil berpikir, rumah bekicot yang gagah ini, membuatku kelihatan lucu, jika aku mendapatkan rumah kura‐kura mungkin aku akan kelihatan cantik seperti si Kiki. Maka demikianlah keong kecil berjalan lagi mencari bekas rumah kura‐kura. Di dekat pantai keong kecil lalu menemukan rumah kura‐kura yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Dengan rasa senang keong kecil lalu mengganti rumah bekicotnya dengan rumah kura‐ kura yang dianggapnya sangat cantik. Tapi apa yang terjadi? Ternyata tubuh si keong amatlah kecil untuk ukuran rumah kura‐kura. Tapi tak apalah pikirnya, yang penting aku akan kelihatan lebih cantik. Dengan susah payah akhirnya keong kecil berhasil membawa rumah kura‐kura walau terasa amat berat. Jalannya menjadi amat perlahan. Ia kemudian kembali menemui teman‐temannya, ia ingin agar mereka memujinya dan mengatakan ia tampak cantik dengan rumah kura‐kura. Apa yang terjadi? Semua teman‐temannya kembali mentertawai dan mencelanya. Dengan amat sedihnya, keong kecil kemudian meninggalkan teman‐temannya. Tapi dalam
perjalanan pulang, tiba‐tiba turun hujan lebat, keong kecil dengan susah payah lalu berusaha memasukkan badannya ke dalam rumah kura‐kuranya. Setelah basah kuyup dan sangat capai, barulah keong kecil berhasil memasukkan seluruh badannya dalam rumah kura‐kura. Setelah hujan reda, keong kecil lalu melanjutkan perjalanannya. Ia sangat sedih sekali karena semua teman‐temannya mencelanya ditambah lagi rumahnya yang baru (rumah kura‐kura) terasa semakin berat dan ternyata dengan rumah barunya itu tidak dapat menghindarkannya dari bahaya. Ia menjadi semakin sedih. Keong kecil kemudian menginginkan kembali rumah mungilnya. Demikianlah keong kecil kemudian segera mencari rumah mungil yang dulu pernah ditinggalkannya. Maka setelah rumah mungilnya didapatinya kembali, betapa senang rasa hatinya. Ia kemudian berpikir, saya diberkati rumah mungil yang indah saya harus bersyukur dan merasa puas dengan apa yang saya miliki. Akhirnya keong kecil hidup berbahagia di hutan dengan seluruh teman‐temannya dan selalu merasa puas dengan apa yang dimilikinya.
Pertanyaan :
1. Apa nama judul yang tepat bagi cerita tersebut?
2. Kenapa keong kecil ingin mempunyai rumah seperti Bapak bekicot dan Kiki si kura‐kura?
3. Apa yang terjadi ketika keong kecil mengganti rumahnya dengan rumah bekicot kemudian menggantinya lagi dengan rumah kura‐kura?
4. Kenapa keong kecil merasa sangat sedih, walau ia sudah mengganti rumahnya dengan rumah kura‐kura? Apa yang kemudian terjadi?
5. Mengapa kemudian keong kecil akhirnya kembali mencari rumah mungilnya?
6. Mengapa kita harus puas dengan apa yang kita miliki?
MENYANYI Judul Lagu : Disyukuri apa adanya
Beginilah diriku, disyukuri apa adanya
Aku mungkin tinggi atau pendek, badanku kurus atau gemuk
Tapi itu tak menggangguku, karena beginilah diriku
Disyukuri apa adanya
KEGIATAN KELOMPOK : Permainan Batu dan Sendok
Beri setiap anak sebuah sendok dan batu. Menyuruh mereka berjalan sepanjang ruangan, dengan batu diatas
sendok, berusaha menjaga keseimbangan jangan sampai jatuh. Jika mereka berhasil melakukannya, berikan pada mereka batu kedua untuk keseimbangan, demikian seterusnya.
DOA PENUTUP
Ya Tuhan, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, terima kasih atas segala rakhmat yang telah Engkau berikan. Tuntunlah kami untuk selalu puas dengan apa yang kami miliki. Semoga kami menjadi anak yang baik dan semakin baik.
OM SHANTI, SHANTI, SHANTI