1. Bermeditasi dan bersembahyang atau berdoa setiap hari.
  2. Menyanyikan kidung suci (bhajan) dan bersembahyang atau berdoa dengan seluruh anggota keluarga sekali seminggu.
  3. Berpartisipasi dalam program pendidikan untuk anak-anak yang diadakan oleh organisasi.
  4. Mengikuti acara kidung suci (bhajan) dan doa bersama yang dilakukan di center-center kegiatan organisasi, sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan.
  5. Berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan kemasyarakatan dan program lainnya yang dilaksanakan oleh organisasi.
  6. Mempelajari wacana-wacana Sad Guru Bhagavan Sri Sathya Sai Baba secara teratur.
  7. Berbicara lembut penuh kasih kepada siapa pun.
  8. Tidak membicarakan keburukan orang lain, baik pada saat orangnya hadir, terlebih lagi ketika orang tersebut tidak ada.
  9. Menjalankan kehidupan “membatasi keinginan” dan menggunakan tabungan dari hasil pengendalian keinginan tersebut untuk pelayanan kemanusiaan.


Lagu 9 Pedoman Prilaku:

Poin 1. Meditasi dan Berdoa Setiap Hari

Pusatkan Pikiran pada Kemulyaan dan Keagungan Tuhan Setiap indera satu sama lain saling mengejar objek-objek eksternal dengan kegelisahan dan sia-sia. Oleh karenanya, seseorang harus mengendalikan pikiran serta mempertimbangkan inderanya yang berkelana tanpa tujuan di balik kesenangan-kesenangan objektif. Seseorang harus melatih inderanya agar dapat memusatkan semua perhatiannya pada kemuliaan dan keagungan Tuhan dengan penuh disiplin. Bawalah mereka semua dan arahkanlah mereka menuju jalan yang lebih tinggi. Perilaku dari indera yang tidak sesuai harus diatasi, dengan cara Japa (mengucapkan nama Tuhan), Dhyana (meditasi) atau perbuatan mulia, atau kegiatan persembahan lainnya yang dapat memurnikan dan memuliakan.

[Bhagavatha Vahini, Chap 31]

Poin 2. Bhajan/Berdoa bersama seluruh anggota keluarga sekali seminggu

Mendengar Nama Tuhan Setelah Bangun Tidur untuk Kebahagiaan dan Antusias Mengisi Hari "Bhajan sangat diperlukan untuk mencairkan hati Tuhan.Ketika engkau melakukan Nagar Sankirtan pada pagi hari, semua orang akan bangun dan mendengarkan Nama Tuhan.Mendengar Nama Tuhan segera setelah mereka bangun akan mengisinya dengan kebahagiaan besar dan antusiasme. Teruslah mengingat Nama Tuhan, jangan pernah melupakannya. Ini merupakan jalan mulia. Inilah praktek spiritual yang sejati. Ketika engkau melakukan ini, engkau akan sangat diberkati".

[Divine Discourse, 24-05-2008]

Poin 3. Berpartisipasi dalam Program Pendidikan untuk Anak-anak yang Diadakan oleh Organisasi

Balvikas Dasar Utama untuk Memulihkan Kebajikan di Dunia "Balvikas merupakan dasar utama dari gerakan besar untuk memulihkan kebajikan (dharma) di dunia. Ideal dari Balvikas adalah membangkitkan generasi anak-anak yang memiliki hati nurani yang bersih dan jernih. Anak-anak harus dituntun dalam cara-cara hidup yang baik, ke dalam kesederhanaan, kerendahan hati, dan disiplin. Seperti yang engkau ketahui, engkau tidak dapat menarik anak-anak ke sisimu jika engkau memegang tongkat di tanganmu; engkau harus menggenggam beberapa permen sebagai gantinya. Jadi, para guru Balvikas harus menjadi perwujudan cinta-kasih dan kesabaran. Silabus sesungguhnya tidak begitu penting karena penciptaan suasana di mana kebiasaan dan cita-cita luhur dapat tumbuh dan membuahkan hasil. Anak-anak Balvikas mengikuti pelajaran dan kurikulum Balvikas hanya untuk satu hari dalam seminggu dan mengikuti sekolah umum pada hari-hari lainnya. Jadi guru Balvikas harus memberikan dampak yang sangat kuat agar mampu bertindak sebagai katalis dalam proses perubahan pola perilaku anak-anak ini".

[Divine Discourse, Jun 6, 1978]

Poin 4. Berpartisipasi dalam Kegiatan Pelayanan Kemasyarakatan dan Program Lainnya yang Dilaksanakan oleh Organisasi

Seva sebagai Latihan Menyadari Kesatuan dalam Lautan Ketuhanan Melalui kegiatan pelayanan tanpa pamrih engkau akan menyadari bahwa semua makhluk hidup adalah ombak gelombang dari Lautan Ketuhanan. Tiada sadhana (latihan spiritual) lain yang mampu membawamu pada pemusatan pikiran yang tiada henti-hentinya akan kesatuan semua makhluk hidup. Engkau akan merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaanmu; engkau akan menganggap kebahagiaan orang lain sebagai kebahagiaanmu juga. Melihat orang lain sebagai dirimu dan melihat dirimu dalam diri orang lain adalah inti dari sadhana dalam seva. Dan juga,seva membuat ego meluruhkan keinginan akan makanan. Seva membuatmu menjadi peka terhadap penderitaan orang lain. Ketika engkau bersemangat untuk menolong orang lain, jangan sampai menghitung-hitung seberapa tinggi atau rendah status sosial orang yang akan engkau tolong. Dengan demikian, hati yang paling keras pun akan secara perlahan-lahan menjadi lembut melalui kesempatan melakukan seva".

[Divine Discourse, November 14, 1975]

Poin 5. Hadir Minimal 1 Bulan Sekali Dalam Acara Bhajan yang Diadakan oleh Organisasi Sai

Setiap Nama Tuhan Memiliki Kekuatan Khusus "Ada dua jenis Bhajan – pertama adalah Khanda Bhajan dan yang kedua adalah Akhanda Bhajan. Bagian pertama adalah bhajan pada waktu tertentu, seperti bhajan yang dilaksanakan pada waktu yang terbatas seperti di pagi hari atau sore hari. Sebaliknya, Akhanda Bhajan melibatkan kontemplasi secara terus menerus kepada Tuhan di pagi hari, sore hari, dan bahkan malam hari. Kontemplasi secara terus menerus pada Tuhan di ketiga keadaan yaitu – saat sadar, mimpi, dan tidur nyenyak. Hal ini disebutkan dengan sarvada sarvakaleshu sarvatra Harichintanam – memikirkan Tuhan secara terus menerus, sepanjang waktu dan di semua tempat. Nama Tuhan sangatlah ampuh. Setiap nama dari beberapa nama Tuhan memiliki satu kekuatan yang khusus. Jika engkau ingin memanfaatkan kekuatan ini dan mendapatkan keuntungan selamanya dari hal ini, engkau harus berpartisipasi dalam Akhanda bhajan. Dalam upaya mencapai kesucian, adalah tidak cukup dengan melantunkan nama Tuhan terbatas pada waktu yang terbatas. Ini harus menjadi latihan spiritual yang berkelanjutan sepanjang hidup seseorang. Hanya dengan demikian nama Tuhan dapat terpatri dalam hati seseorang".

[Divine Discourse, Nov 13, 2007]

Poin 6. Mempelajari Wacana Bhagavan Sri Sathya Sai Baba Secara Teratur

Membaca Kemulyaan Tuhan Membangkitkan Sifat Tuhan di Dalam Diri "Membaca dan menikmati kisah kemuliaan Tuhan di beberapa tempat suci seperti temple (Pura), ruang doa, kuil, pertapaan orang suci, atau dalam pergaulan dengan orang-orang saleh dan baik, merupakan sumber inspirasi dan kebahagiaan yang besar. Ini akan membuatmu melupakan hal-hal yang lainnya. Merasakan beberapa literatur yang bermanfaat tersebut adalah merupakan hasil akumulasi dari kebaikan dan usaha yang telah dilakukan. Engkau bahkan bisa mendekati orang-orang yang saleh, melayani mereka dan mendengarkan penjelasan mereka tentang kemuliaan Tuhan. Pada awalnya, mendengarkan saja sudah cukup, selanjutnya kisah-kisah tersebut akan membangkitkan minat pada sifat dan karakteristik Tuhan dan para peminat spiritual akan menemukan dan mencari sendiri jalan menuju kesadaran Atma".

[Bhagavatha Vahini, Chap 1 - "The Bhagavatha".]

Poin 7. Berbicara lembut dan Penuh Kasih Kepada Setiap Orang.

Berbicara Secukupnya Mengembangkan Prema "Janganlah melibatkan diri dalam argumen-argumen dan perdebatan-perdebatan; percayalah pada-Ku, orang yang senantiasa berteriak keras, belum memahami Kebenaran. Diam adalah satu-satunya bahasa yang hendaknya direalisasikan. Praktikkanlah berbicara secukupnya; hal ini akan membantumu dalam banyak hal. Berbicara secukupnya akan mengembangkan Prema, karena kebanyakan kesalahpahaman dan faksi muncul dari kata-kata yang diucapkan secara sembarangan. Ketika kaki tergelincir, luka dapat disembuhkan; tetapi ketika lidah slip, luka itu menyebabkan hati orang lain akan terluka seumur hidup".

[Divine Discourse, Jul 22, 1958]

Poin 8. Tidak Membicarakan Keburukan Orang Lain, Terutama Ketika Orang Tersebut Tidak Ada.

Berlatih Disiplin Menghindari Empat Kesalahan Lidah "Lidah bertanggung jawab atas empat kesalahan besar yaitu: berdusta, menyampaikan berita yang tidak benar, menjelekkan orang lain, dan berbicara berlebihan. Semua ini harus dihindari jika menginginkan kedamaian bagi individu dan masyarakat. Ikatan persaudaraan akan lebih diperkuat jika orang sedikit berbicara dan berbicara yang manis. Itulah sebabnya dalam kitab suci, diam (mounam) diresepkan bagi para pencari spiritual. Sebagai pencari spiritual dalam berbagai tahapan, disiplin ini akan sangat berharga bagimu".

[Divine Discourse, Jul 22, 1958]

Poin 9. Menjalankan Prinsip “Membatasi Keinginan” dan Menggunakan Tabungan Dari Hasil Pengendalian Keinginan Tersebut untuk Pelayanan Kemanusiaan

Mengendalikan Keinginan Membebaskan dari Penjara Pikiran Materialistis "Apakah arti dari ‘Ceiling on Desire (pembatasan kenginan)’? Orang-orang menjadi diperdaya dengan keinginan-keinginannya yang tidak terbatas, dan kemudian hidup dalam dunia mimpi. Adalah sangat penting untuk menjaga keinginan-keinginan seseorang dibawah kendali (kebijaksanaan), untuk dapat dibatasi. Orang-orang menghabiskan terlalu banyak uang. Daripada menghabiskan keinginan dengan tidak terkendali untuk kesenangan mereka sendiri, seseorang seharusnya memberikan bantuan kepada orang miskin dan orang yang membutuhkan. Ini adalah arti dari program ‘Ceiling on Desires (pembatasan keinginan)’. Namun, jangan membuat kekeliruan dengan sebatas menganggap pemberian uang tersebut adalah hal yang diperlukan. Perhatikan apakah engkau memberikan (suatu hal) kepada orang lain, sedangkan dirimu sendiri membiarkan keinginanmu berlipat ganda. Batasi keinginanmu, karena keinginan materialistis mengakibatkan bencana dan hidup yang tidak tenang. Keinginan adalah penjara. Seseorang dapat dibebaskan dari penjara ini hanya dengan membatasi keinginannya".

[Divine Discourse, Jul 22, 1958]