BHAKTI KEPADA TUHAN (2) (22)

Pertanyaan : Bhagavan, mohon perkenan menerangkan perihal jalan bhakti kepada Tuhan (2).

Bhagavan :(Lanjutan) Dengan berbhakti sepenuh hati kepada Tuhan dan mengembangkan watak serta sifat yang baik, engkau akan menjadi bayi di pangkuan Tuhan. Kemudian Ia akan melakukan segala sesuatu bagimu sesuai dengan kehendak-Nya.
Karena itu, bila engkau hendak menjadi abdi Tuhan, atau ingin dikasihi Tuhan, atau berhasrat menjadi bhakta yang memusatkan seluruh pikiran dan perasaannya kepada Tuhan, engkau harus menempuh jalan tersebut dan bertingkah laku serta hidup sesuai dengan jalan yang kau pilih. Bila engkau menganggap dirimu seorang bhakta, kembangkanlah sifat-sifat khas kebhaktian yang telah diuraikan di atas. Bila engkau ingin dikasihi Tuhan, belajarlah mencintai dengan meneladani kasih Tuhan. Bila engkau ingin mencapai bhakti yang tulus, engkau harus pasrah sepenuhnya kepada Tuhan. Sekedar membaca buku spiritual atau mengulang-ulang mantra seperti mesin tidak akan ada faedahnya, hanya tindakanlah yang akan mendatangkan kebahagiaan.

Pancaran Kasih Ilahi (Prema Vahini Bab XXIII)

BHAKTA DAN BHAGAVAN (23)

Pertanyaan : Oh Bhagavan, banyak sekali orang-orang mengaku sebagai bhakta Svami, dan orang lain juga menyebut temannya adalah bhakta Svami. Apakah memang cukup layak kalau kami mengaku sebagai bhakta Svami? Atau bagaimana sebenarnya hubungan kami dengan Svami ?

Bhagavan :Banyak orang menyebut dirinya sebagai Bhakta, namun pernyataan ini tidak berarti apa-apa pada dirinya sendiri.
Ketika engkau menulis surat, kecuali jika surat itu dibalas oleh penerima, engkau tidak bisa memastikan dimana suratmu tersebut tersangkut. Demikian juga, apakah seseorang itu termasuk bhakta atau tidak, hendaknya dinyatakan hanya oleh Tuhan sendiri. Arjuna tidak mengatakan kepada Sri Krishna : "Saya adalah bhakta-MU." Demikian juga Sri Krishna tidak menyatakan : "Arjuna, engkau bhakta-KU." Mengapa Sri Krishna memilih untuk mengatakan : "Engkau adalah teman-KU dan juga bhakta-KU", daripada memanggil Arjuna sebagai 'teman/sahabat' atau 'bhakta?' Ada makna spiritual yang mendalam dalam pernyataan ini, yang akan menjadi jelas hanya ketika engkau sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan spiritual. Jika Sri Krishna mengatakan kepada Arjuna, "Engkau adalah sahabat-KU", ego Arjuna akan meningkat dan ia akan mengambil kebebasan yang tidak semestinya dengan Sri Krishna. Jika Dia mengatakan, "Engkau adalah bhakta-KU," Arjuna akan menjadi sangat tunduk. Oleh karena itu Sri Krishna menyatakan, "Arjuna, engkau adalah bhakta dan sahabat-KU."

Divine Discourse, Thrayee, July 1988, Bhagavan Sri Sathya Sai Baba.

MAHASIVARATRI (24)

Pertanyaan : Bhagavan, apakah pelajaran yang dipetik dari hari Mahasivarathri ?

Bhagavan :Pelajaran dari Sivarathri adalah bahwa umat harus menumbuhkan pikiran, gagasan yang baik dan suci. Mereka harus memenuhi pikiran (niat, keinginan, perasaan, gagasan) dengan nilai ketuhanan. Mereka harus berusaha mengalami penyatuan dengan Yang Ilahi, dengan merenungkan kualitas keilahian yang menjadi pembawaannya.
Jika engkau terus-menerus menyebut nama Tuhan, realisasi Tuhan akan segera tiba. Apa pun hal-hal lain yang mungkin telah mereka (manusia) miliki, manusia menderita karena kurangnya kualitas kedamaian dan kebahagiaan. Keduanya hanya dapat diperoleh dari Tuhan. Untuk kedua hal inilah manusia harus berdoa kepada Tuhan dan bukan untuk hal lain, karena hanya Tuhan yang bisa mengkaruniai kedua hal tersebut (kedamaian dan kebahagiaan). Ketika kedua hal ini dihadirkan (di dalam diri), semua hal lain akan datang atas kehendak dan kasih karunia Tuhan. Orang-orang harus merindukan Tuhan. Semua keinginan yang lain tidak berharga.

Divine Discourse: 26 Feb 1998

MENINGKATKAN KUALITAS BHAKTI (25)

Pertanyaan : Bhagavan bagaimana kami meningkatkan kualitas bhakti kami kepadamu ?

Bhagavan :Bhakti hanya meningkat seiring (meningkatnya upaya) sadhana spiritual.
Buatlah jadwal untuk menunjang perkembangan rohani, sebagaimana yang engkau lakukan untuk menunjang kebutuhan fisik. Sarapan rohani dengan pengulangan nama Tuhan (japa) dan meditasi (dhyaana), ritual makan siang rohani dengan pemujaan kepada Tuhan (Puja), ‘teh dan camilan’ berupa membaca tulisan suci atau buku-buku suci (pravachana), di sore hari dan makan malam rohani dengan iringan musik dan nyanyian suci (bhajan) di awal malam. Jika engkau mengikuti pola hidup ini, engkau dapat tidur nyenyak dan bangun dengan penuh kekuatan ketuhanan.

SS. March 1988. SSS.3.Ch.1

HATI ROHANI (26)

Pertanyaan : Bhagavan, bagaimana memaknai hati rohani di dalam diri ?

Bhagavan :Jika engkau pahami makna hrudaya (hati) yang sebenarnya, engkau akan mengakui bahwa ia melampui segala batasan. Hati yang sama, yang ada dalam dirimu juga ada dalam semua orang, bahkan termasuk mereka yang kau benci atau membencimu.
Mungkin engkau sangsi bahwa jika semua memiliki kualitas hati yang sama, mengapa pikiran, sikap dan tindakan mereka berbeda ? Ingatlah semua perbedaan ini diciptakan dari persepsi pikiran dan hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan hati. Ini bukanlah hati jasmani, namun hati rohani yang Maha Hadir. Ia tak berbentuk, tetapi merupakan dasar segala wujud, seperti gula yang merupakan bahan dasar segala macam kembang gula dengan aneka bentuk hewan yang disukai anak-anak.

Wacana Musim Panas (Summer Shower in Brindavan) halaman 184

MAKNA KEPASRAHAN (27)

Pertanyaan : Bhagavan, dewasa ini sering orang-orang mengatakan “Saya sudah pasrah terhadap keadaan saya” atau “Saya memiliki kepasrahan kepada Tuhan, biarlah Dia yang bekerja”. Mohon perkenan jelaskan apa makna dari kata pasrah ? apakah itu artinya kita berdiam diri saja, dan menunggu Tuhan yang bekerja ?

Bhagavan :Kata pasrah kepada Tuhan sering disalahartikan. Pasrah kepada Tuhan bukan berarti tidak berbuat apa-apa, dan dengan bodohnya mengira “Tuhan melakukan apa saja yang perlu bagiku, karena aku sudah memasrahkan segala-galanya padaNya”. Ini merupakan motif pikiran yang muncul dari kemalasan belaka.
Hal itu seperti orang yang duduk di depan piring sepiring chapatti dengan kari kentang dan berpangku tangan sambil mengharapkan rasa laparnya akan terpuaskan tanpa berusaha memakan hidangan tersebut. Makna kepasrahan yang benar adalah menggunakan segenap kemampuan serta tenaga yang dianugerahkan Tuhan kepadamu untuk melakukan pekerjaan yang baik, dan mempersembahkan semua kegiatanmu kepada Tuhan tanpa merasa sebagai pelaku dan tanpa merisaukan hasil tindakan tersebut.

Wacana Musim Panas (Summer Shower in Brindavan) halaman 98

KEKUATAN NAMA RAAMA (28)

Pertanyaan : Bhagavan, apakah makna inkarnasi dan kekuatan nama Sri Rama ?

Bhagavan :Inkarnasi Sri Rama dalam wujud manusia bertujuan untuk menegakkan kedamaian dan kebahagiaan di dunia.
Makna namaNya sangat penting. Tiga suku kata 'R', 'A' dan 'Ma' menunjukkan tiga penyebab kelahiran manusia, Papamu (dosa yang dilakukan seseorang), Thapamu (pengalaman yang menyebabkan kelahiran kembali) dan Ajnanamu (ketidaktahuan). Suku kata ‘Ra’ mewakili akar kata untuk Api (Agni), ‘Aa’ untuk bulan dan ‘Ma’ untuk matahari. Agni menghancurkan segalanya dan menguranginya menjadi abu. Huruf ‘R’ membawa kekuatan untuk menghancurkan semua dosa yang telah Engkau lakukan; huruf ‘Aa’ (yang melambangkan bulan) memiliki kekuatan untuk mendinginkan, menyejukkan ‘demam’ manusia, yang mengalami penderitaan dan kemudian menganugerahkan kedamaian kepadanya; ‘Ma’ (matahari) mengkaruniai kekuatan untuk menghalau kegelapan dari ketidaktahuan dan menganugerahkan cahaya kebijaksanaan. Karenanya, nama Rama memiliki tiga kekuatan yaitu menghancurkan papa dan dosa, menganugerahkan kedamaian dan mengusir ketidaktahuan. Sebutlah nama manis Rama dengan hati yang murni, tanpa cacat, dalam semangat pengabdian tanpa pamrih dan maknai kehidupanmu dengan menghayati tauladan Sri Rama.

Divine Discourse, 14 April 1989.